Senin, 30 Mei 2016

IMUNOSEROLOGI

IMUNOSEROLOGI
Imunoserologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai identifikasi dan adanya antibodi dalam tubuh, kecocokan organ untuk transplantasi dan sistem imun di dalam serum (plasma). Imunoserologi bermanfaat untuk:
  Memilih donor yang tepat untuk transplantasi jaringan.
  Menentukan status kekebalan tubuh.
  Mendeteksi organisme pada jaringan tubuh.
  Menetukan golongan darah sebelum proses transfusi darah.
  Menetukan jenis mikroorganisme yang diisolasi dari penderita.
Beberapa metode imunoserologi yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
1.   REAKSI PRESIPITASI
-   Reaksi ini dilakukan untuk mengetahui kadar antibodi dalam serum.
-   Reaksi antigen yang larut dengan antibodi membentuk kompleks berupa anyaman.
-   Presipitat terbentuk hanya bila konsentrasi antigen sama dengan konsentrasi antibodi.
-   Antigen berlebihan: kompleks yang terbentuk larut kembali
-   Antibodi berlebihan: kompleks antigen-antibodi tetap dalam larutan
-   Terdiri dari 2 tahapan:
1.   Pembentukan antigen antibodi (cepat).
2.   Antigen antibodi membentuk kompleks berbentuk anyaman yang mengendap (lambat).
-   Jenis reaksi presipitasi ada 2, yaitu reaksi presipitasi dalam media cair dan dalam media semi solid.
2.   REAKSI AGLUTINASI
-   Reaksi dilakukan untuk antigen yang tidak larut, berbentuk partikel atau antigen yang larut tetapi terikat dengan partikel atau sel.
-   Antigen dan antibodi akan bereaksi membentuk suatu agregat.
-   Mekanisme reaksi : reaksi antigen dengan antigen binding site yang terdapat pada antibodi à antibodi bereaksi dengan antigen lain à gumpalan antigen-antibodi
-   Jenis-jenis uji aglutinasi:
3.     REAKSI NETRALISASI
Reaksi antara antigen dan antibodi untuk mencegah adanya efek yang berbahaya à eksotoksin bakteri/virus. Mekanisme reaksi : sel darah merah + antibodi terhadap virus dalam serum + partikel virus à virus dinetralisasi oleh antibodi, sehingga tidak terjadi aglutinasi.
4.   REAKSI FIKSASI KOMPLEMEN
-   Komplemen yang ada di dalam serum akan di ikat dan digunakan oleh kompleks antigen-antibodi
-   Digunakan untuk mndeteksi antibody
-   Terdapat 2 tahap pada reaksi fiksasi komplemen ini : Fiksasi sejumlah komplemen oleh kompleks Ag–Ab dan hemolisis sel darah merah sebagai indikator.
5.     REAKSI IMUNOFLUORESENSI
-   Cara untuk mendeteksi mikroorganisme dan menentukan antibodi terhadap mikroorganisme tersebut dalam serum.
-   Menggunakan kombinasi zat warna (FITC) dengan antibodi yang berpendar jika dilihat dengan mikroskop dengan sinar UV.
-   Reaksi secara langsung : antigen difiksasi, antibodi + fluorescein à inkubasi à cuci antibodi lebih à mikroskop à berpendar kuning kehijauan
-   Reaksi secara tidak langsung à antigen difiksasi, antibodi + fluorescein à antigen-antibodià ditambahkan antiserum globulin + fluorescein (akan bereaksi dengan antibodi) à mikroskop à berpendar kuning kehijauan.
6.     RIA (RADIO IMMUNO ASSAY)
-   Cara diagnostik yang mampu mengukur konsentrasi antigen/antibodi berkadar rendah.
-   Ada dua teknik RIA :


7.     ELISA (Enzyme linked immunosorbent Assay)

Untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel. Dalam pengertian sederhana, sejumlah antigen yang tidak dikenal ditempelkan pada suatu permukaan, kemudian antibodi spesifik dicucikan pada permukaan tersebut, sehingga akan berikatan dengan antigennya. Antibodi ini terikat dengan suatu enzim, dan pada tahap terakhir, ditambahkan substansi yang dapat dihidrolisis oleh enzim. Hasil yang positif ditandai dengan adanya perubahan warna substrat. Ada 2 cara teknik ELISA, yaitu secara langsung untuk mendeteksi antigen dan secara tidak langsung untuk mendeteksi antibodi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar