Pada sel normal beberapa gen menghasilkan protein yang disebut penekan
tumor (tumor suppressor) yang diperlukan untuk mempertahankan pembelahan
sel tetap terkontrol. Gen penekan tumor yang berfungsi normal akan mengontrol
siklus perkembang biakan sel, replikasi DNA, dan pembelahan sel. Jika tidak berfungsi dengan baik maka perkembangbiakan sel tidak dapat
terkendali dan menimbulkan kanker. Contoh protein penekan tumor adalah protein retinoblastoma dan p53.
GEN PENEKAN TUMOR P53
P53 adalah
salah satu contoh TSP yang berfungsi untuk mencegah perbanyakan sel yang
sudah rusak. P53 memiliki berat molekul 53KD, berlokasi di kromosom ke 17
(17p13.1) dan tersusun atas 393 asam amino. Apabila terjadi kerusakan DNA, p53 akan mengatur proses-proses
penting seperti penghentian siklus sel, perbaikan DNA, apoptosis.
Fungsi
1. Growth
Arrest
2. Apoptosis
Proses Apoptosis
Sindrom Li Fraumeni
Merupakan
penyakit herediter yang disebabkan oleh mutasi gen supresor tumor p53. Pertama
kali ditemukan oleh Drs. Frederick Li dan Joseph Fraumeni pada tahun 1969. Penyakit
yang sering ditemukan pada penderita LFS : leukemia akut, sarkoma,
kanker payudara, tumor kortikal adrenal dan kanker otak.
Seseorang
dinyatakan mengidap Classic LFS apabila memenuhi semua karakter ini :
- Sarkoma sebelum usia 45 tahun
- Memiliki keluarga dekat (orangtua,
saudara kandung, anak) yang terkena kanker jenis apapun pada usia sebelum
45 tahun
- Memiliki keluarga lain (kakek-nenek,
paman-bibi, keponakan, cucu) yang terkena kanker jenis apapun sebelum usia
45 tahun atau sarkoma pada usia berapapun
Pemeriksaan
Anak-anak
1. Karsinoma
Adrenocortical
a. USG abdomen
dan pelvis setiap tiga sampai empat bulan
b. Urinalisis
lengkap setiap tiga sampai empat bulan
c. Tes darah
setiap empat bulan
2. Tumor Otak
a. MRI otak
tahunan
b. Jaringan
lunak dan sarkoma tulang
3. Leukemia
Tes darah
setiap empat bulan: hitung darah lengkap (CBC), laju endap darah, dehidrogenase
laktat
Dewasa
1. Kanker Otak
MRI otak
tahunan
2. Kanker Usus
Besar
-
Kolonoskopi setiap dua tahun
-
USG abdomen dan pelvis setiap enam bulan
3. Melanoma
Dermatologi
tahunan (kulit)
4. Leukemia
Hitung darah
lengkap setiap empat bulan
GEN PENEKAN TUMOR RB1 (RETINOBLASTOMA 1)
Gen RB1
memberikan instruksi untuk membuat protein yang disebut pRB. Protein ini
bertindak sebagai penekan tumor. Gen ini
berfungsi sebagai regulator transkripsi dan mengikat faktor transkripsi yaitu
E2F. Lokasi : 13q14.2.
Dalam
kondisi tertentu, pRB menghentikan protein
lain yang berfungsi untuk memicu
replikasi DNA. Selain itu,
pRB berinteraksi dengan protein lain untuk mempengaruhi keberlangsungan hidup sel, penghancuran diri sel (apoptosis), dan
proses dimana sel-sel matang melakukan fungsi
khusus (diferensiasi).
Mutasi pada Rb1
Retinoblatoma
Ratusan
mutasi pada gen RB1 telah teridentifikasi
pada penderita retinoblastoma,
yang merupakan jenis kanker
mata langka yang biasanya terjadi pada anak-anak. Kanker ini berkembang di retina,
yang merupakan jaringan peka cahaya terletak di belakang
mata yang mendeteksi cahaya dan warna.
Penyebab Retinoblastoma
Herediter atau bilateral retinoblastoma
Sekitar 1
dari 3 anak-anak dengan retinoblastoma memiliki mutasi germline dalam satu gen RB1. Pada sebagian besar anak-anak ini (75%), terjadi setelah pembuahan saat dalam kandungan. 25%
lainnya dari anak-anak mewarisinya dari salah satu orang tua mereka.
Sekitar 9
dari 10 anak yang lahir dengan mutasi germline pada gen RB1 dapat berkembang
menjadi retinoblastoma.
Hal ini terjadi ketika gen RB1 kedua hilang atau bermutasi.
Retinoblastoma
yang sering terjadi adalah
bilateral (di kedua mata), tapi kadang-kadang ditemukan hanya pada satu mata.
Setiap orang
memiliki 2 gen RB1. Namun, hanya 1 yang diturunkan. Oleh karena itu ada 1 dari 2 kemungkinan bahwa orang tua yang memiliki retinoblastoma
keturunan akan mewarisi gen
bermutasi pada anak nya.
Sebagian
besar anak dengan retinoblastoma keturunan tidak memiliki orang tua yang
terkena (gen RB1 bermutasi dalam
rahim). Namun, anak-anak tersebut akan berisiko menurunkan penyakit ini. Inilah sebabnya mengapa retinoblastoma merupakan penyakit herediter (meskipun tak satu pun dari orang
tua menderita penyakit
ini).
Patofisilogi
Abnormalitas kromosom 13sel ganas kecil pada retina Tumor intraocular timbul dari lapisan inti
dalam, lapisan serabut saraf atau lapisan ganglion retina --> sel-sel tumor akan terlepas
dan berada di cairan bola mata juling --> tumor tumbuh ke luar bola mata --> mata menonjol (ekstraokular).
Tanda retinoblastoma yang paling banyak dijumpai adalah terlihatnya
manik atau pupil mata berwarna putih (lekokoria) dan mata kucing, yaitu mata
tampak berpendar kekuningan di tempat gelap. Juling (strabismus) juga menjadi
tanda tumor mata karena sel tumor berada di saraf mata. Mata yang menonjol
menunjukkan telah terjadi penyebaran sel tumor ke saraf optik, dan juga Iris
pada kedua mata memiliki warna yang berlainan.
Diagnostik Klinik
Pemeriksaan mata dibawah anestesi pada keadaan pupil dilatasi maksimal
dengan oftalmoskopi dan penekanan sklera oleh ahli mata yang berpengalaman.
CT Scan
Pendeteksian adanya kalsifikasi
intraokular. CT scan dapat membantu menentukan ukuran tumor retinoblastoma dan
berapa banyak telah menyebar di dalam mata dan ke daerah-daerah di dekatnya.
Biasanya, baik CT atau MRI scan diperlukan untuk melakukan hal tersebut.
MRI orbita
Lebih sensitif untuk mengevaluasi
penyebaran ekstraokular à khususnya
keterlibatan saraf mata.
Bone
Marrow Puncture (BMP) dan Bone Scan
Diindikasikan jika ada kecurigaan terjadi
metastasis atau kelainan darah.
Sumber:
• Atlasgeneticsoncology.org, (2014). RB1 (retinoblastoma). [online]
Available at: http://atlasgeneticsoncology.org/Genes/RB1ID90.html [Accessed 15
Nov. 2014].
• Bioinformatics.org,
(2014). Primary Information of p53 Gene. [online] Available at: http://www.bioinformatics.org/p53/introduction.html
[Accessed 16 Nov.2014].
• Cancer.net,
(2014). Li-Fraumeni Syndrome. [online] Available at: http://www.cancer.net/cancer-types/li-fraumeni-syndrome [Accessed 16 Nov. 2014].
• Cancer.org, (2014). Do we know what causes retinoblastoma?.
[online] Available at:
http://www.cancer.org/cancer/retinoblastoma/detailedguide/retinoblastoma-what-causes
[Accessed 15 Nov. 2014].
• Hyland, K. (2008). Tumor Suppressor Genes and Oncogenes: Genes that
Prevent and Cause Cancer. 1st ed.
• Chung, D. and Haber, D. (2010). Principles of Clinical Cancer
Genetics: A Handbook from the Massachusetts General hospital. 1st ed.
[ebook] New York: Springer. Available at:
http://books.google.co.id/books?id=QyHmS3nIUbEC&pg=PA8&dq=rb1+gene+suppressor+cancer&hl=id&sa=X&ei=iMtmVMnILZOwuAS_8YCIBg&redir_esc=y#v=onepage&q=rb1%20gene%20suppressor%20cancer&f=false
[Accessed 15 Nov. 2014].
• Marks, D., Marks, A. and Smith, C. (1996). Biokimia Kedokteran Dasar
: Sebuah Pendekatan Klinis. 1st ed. [ebook] Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran. Available at: http://books.google.co.id/books?id=gxhap2ZN9HQC&pg=PA263&lpg=PA263&dq=rb+1+gen+penekan+kanker&source=bl&ots=mkiX5uixMW&sig=bePv4_ZrNu5QHheIOY0xxciVEEY&hl=id&sa=X&ei=PsNmVP3gBIyYuQSSsIHYBw&redir_esc=y#v=onepage&q=rb%201%20gen%20penekan%20kanker&f=false
[Accessed 15 Nov. 2014].
• Underwood,
JCE. (1994). Patologi : Gen Supresor Tumor. 2nd Ed. [ebook] Jakarta :
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar