Gen BRCA1: gen penekan tumor di kromosom 17 pada lokus 17q21,
diisolasi pada tahun 1994. Mengode protein p53, yang mencegah pembelahan sel
dengan DNAnya mengalami kerusakan, karier nutrisi garis germinal pada BRCA1
merupakan predisposisi berkembangnya kanker payudara dan ovarium.
Gen BRCA2: gen penekan tumor yang diidentifikasi pada tahun 1995
di kromosom 13 pada lokus 13q12-q13; gen besar yang mengandung 27 ekson
tersebar lebih dari 70 kb, mengode protein 3418 asam amino; karier mutasi garis
germinal pada BRCA2 mempunyai resiko yang meningkat, serupa dengan mutasi
BRCA1, menderita kanker payudara dan resiko kanker ovarium yang meningkat
sedang.
Gen BRCA1 dan BRCA2
Secara biologi molekuler, gen BRCA1 dan BRCA2 menyandi protein
yang bertugas untuk memperbaiki kerusakan DNA. Mutasi yang terjadi pada gen
BRCA menyebabkan hilangnya fungsi perbaikan sehingga bisa menyebabkan akumulasi
mutasi pada DNA atau instabilitas genom. Gen perbaikan DNA menjadi penting
karena setiap hari sel-sel manusia diserang oleh berbagai macam radikal bebas
akibat metabolisme tubuh, radiasi, polusi, asap rokok, dan mutagen lainnya.
Maka tanpa gen BRCA (yang juga dikenal sebagai gen penekan tumor/tumor
suppressor gene) yang sehat, tubuh menjadi rentan untuk terkena kanker.
Gen BRCA1 dan BRCA2 adalah jenis penekan tumor. Ketika berfungsi
secara normal, mereka membantu mencegah pertumbuhan sel tak terkendali yang
dapat menyebabkan tumor ganas. Ketika gen BRCA bermutasi rusak, hal itu bisa
mengarah pada perkembangan payudara herediter dan kanker ovarium.
BRCA 1 berperan dalam :
- Aktivasi respons terhadap
kerusakan DNA
- Aktivasi checkpoint
siklus sel
- Perbaikan kerusakan DNA tipe
double strand break (DSB)
Jadi berperan agar sel yang mengalami kerusakan DNA tidak
berlanjut ke siklus pembelahan
BRCA 2 berperan dalam :
reparasi DNA dengan mekanisme rekombinasi homolog
Kanker Payudara
Gen BRCA1 dan BRCA2 merupakan 2 gen yang diketahui dapat
meningkatkan peluang terjadinya kanker payudara. Gen ini termasuk dalam
kategori gen penekan tumor. Kesalahan dari satu atau kedua gen tersebut lebih
sering terjadi pada wanita pengidap kanker payudara dibandingkan dengan wanita
tanpa kanker payudara, dan berkontribusi sekitar setengah dari kasus kanker
payudara yang diwariskan. Mutasi yang terjadi pada kedua gen tersebut belum
tentu menyebabkan tumbuhnya kanker payudara; bagaimanapun, wanita pembawa
mutasi gen BRCA1 56% berpeluang mengidap kanker payudara sebelum usia 70 tahun
dan 16,5% berpeluang mengidap kanker ovarium.
Faktor Resiko pada Kanker
Payudara
Wanita yang mewarisi BRCA1 yang rusak mempunyai resiko sebesar 56%
sampai 85% mengidap kanker ovarium; wanita yang mewarisi gen BRCA2 yang rusak
mempunyai resiko yang sama mengidap kanker payudara. Namun, hanya 10% dari
semua wanita yang mengidap kanker payudara mempunyai satu faktor resiko
penyakit akibat genetika. Untuk sebagian besar wanita, mutasi gen-gen kanker
ini atau kanker umum lainnya, termasuk mutasi mye atau gen-gen p35, didapat
pada saat lahir.
Penyebab
Mutasi delesi baik pada gen BRCA1 maupun BRCA2
membuat penderita berisiko 4 kali untuk
menderita kanker payudara kontralateral.
Mutasi delesi missense pada gen BRCA1 meningkatkan
risiko 6 kali untuk menderita kanker
payudara kontralateral.
Mutasi splice, frameshift,
nonsense pada BRCA1 meningkatkan risiko 4,2 kali menderita
kanker payudara kontralateral.
Mutasi splice, frameshift, nonsense pada BRCA2 meningkatkan
risiko 3,6 kali menderita kanker
payudara kontralateral.
Mutasi yang terjadi pada gen BRCA menyebabkan hilangnya fungsi perbaikan sehingga bisa menyebabkan akumulasi mutasi pada DNA atau instabilitas genom.
Gen perbaikan DNA menjadi penting karena setiap hari sel-sel manusia diserang oleh berbagai macam radikal bebas akibat metabolisme tubuh, radiasi, polusi, asap rokok, dan mutagen lainnya.
Maka tanpa gen BRCA (yang juga dikenal sebagai gen penekan tumor/tumor suppressor gene) yang sehat, tubuh menjadi rentan untuk terkena kanker.
Pemeriksaan
Genetict Test
Ditujukan untuk mengetahui kemungkinan seseorang dapat mengidap
kanker payudara atau ovarium karena mewarisi gen BRCA 1 dan BRCA 2 termutasi. Dilakukan dengan mengambil sampel darah vena untuk dianalisis
dalam laboratorium. Adanya gen BRCA 1 dan BRCA 2 termutasi ini mengindikasikan bahwa
seseorang memiliki resiko lebih besar untuk mengidap kanker payudara atau
ovarium dikarenakan adanya gen termutasi ini.
Analysis
- Single strand
conformation polymorphism assay (SSCPA)
Ekstraksi DNA genomic dari limfosit darah periferal
BRCA 1 gene (exon 2,8,13, 22) ; BRCA 2 (exon 9)
= Heteroduplex
= DNA Sequencing
Pemeriksaan Kanker Payudara
1. Mammografi
Mammografi adalah
pemeriksaan radiologi khusus menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mendeteksi kelainan pada
payudara, bahkan sebelum
adanya gejala yang terlihat pada payudara seperti benjolan yang dapat
dirasakan.
Mammogram menunjukkan
payudara normal (Kiri) dan payudara dengan kanker (kanan).
2. Magnetic resonance
imaging (MRI)
adalah bentuk baru
dari pemeriksaan payudara yang sedang diperkenalkan untuk wanita muda yang
memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
Menurut American
Cancer Society (ACS), MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan masa
yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihbat pada saat USG atau
mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat.
Kelemahan MRI :
kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI
tidak dapat menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai breast cancer.
Pengobatan Kanker Payudara
1. Pembedahan
Tumor primer biasanya
dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien
kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi
kesehatan pasien secara umum
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi
dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker
yang tidak terangkat saat pembedahan.
3. Kemoterapi
Obat kemoterapi
digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi
dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya Capecitabine . obat anti kanker oral
yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang
sel kanker saja.
4. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat
menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman dan dapat dipakai sebagai terapi
pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
Sumber:
Stedman. 2005.Kamus Ringkas Kedokteran ed.4.Jakarta:EGC.
Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi Corwin.Jakarta:EGC.
http://www.nature.com/nm/journal/v17/n3/fig_tab/nm0311-283_F1.html
Genetics Home
Reference, (2014). BRCA2 gene. [online] Available at:
http://ghr.nlm.nih.gov/gene/BRCA2 [Accessed 17 Nov. 2014].
Genetics Home
Reference, (2014). BRCA1 gene. [online] Available at:
http://ghr.nlm.nih.gov/gene/BRCA1 [Accessed 17 Nov. 2014].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar