Hemostasis adalah mekanisme alami
dari tubuh untuk mengontrol respon terhadap pendarahan agar terlindungi diri
dari pendarahan yang berlebihan. Hemostasis terjadi melalui proses: Vasokonstriksi, Agregasi trombosit, Koagulasi
dan Fibrinolisis.
Proses
Faktor-faktor
koagulasi
Faktor koagulasi adalah sejumlah protein yang
berkaitan dengan reaksi penggumpalan darah. Faktor koagulasi terdiri dari :
- Faktor I : Fibrinogen
- Faktor II : Protombin
- Faktor III : Tromboplastin
- Faktor IV : Kalsium
- Faktor V : Proakselerin
- Faktor VII : Prokonvertin
- Faktor VIII : Faktor antihemofilia A
- Faktor IX : Faktor antihemofilia B
- Faktor X : Stuart-faktor
- Faktor XI : Faktor antihemofilia C
- Faktor XII : Faktor Hageman
- Faktor XIII : Fibrinase
Kaskade Koagulasi
Inhibisi
Pembekuan
Trombositopenia
Trombositopenia adalah satu
keadaan jumlah trombosit dalam sirkulasi darah di bawah batas normal. Dalam hal
ini, trombositopenia secara khusus didefinisikan sebagai jumlah trombosit
kurang dari 100.000 trombosit/µL. Jumlah trombosit yang rendah
(trombositopenia) dapat disebabkan oleh berbagai keadaan.
Penyebab
1. Penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi,
atau kurangnya trombosit yang beredar dalam tubuh.
Defisiensi produksi trombosit ditandai dengan
penurunan jumlah megakariosit sumsum. Keadaaan-keadaan yang memengaruhi
produksi, pertumbuhan, atau pematangan selular sumsum tulang sering menyebabkan
trombositopenia, seperti:
a. Anemia aplastik
b. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal,
leukimia, dan mielofibrasis
c. Karsinoma atau limfoma metastatik
d. Defisiensi folat dan vitamin B12
e. Kemoterapi imunosupresif dan sitotoksik obat
f. Infeksi virus
2. Sekuestrasi Trombosit
Limfa pada kondisi normal mengandung sampai
sepertiga trombosit dalam darah. Relatif hanya sedikit dekstrusi trombosit
dalam darah yang melewati limfa. Pembesaran masif limfa meningkatkan jumlah
trombosit yang dibersihkan dari sirkulasi aktif melalui sekuestrasi limfa dan
mengurangi umur seluruh trombosit dalam sirkulasi.
3. Peningkatan Destruksi Trombosit
-
Imun
a. ITP (Purpura Trombositopenik Idioptika)
b. Imun Sekunder
Infeksi
virus, keganasan limfoproliferatik, obat, karsinoma, peyakit kolagen-vaskular
-
Nonimun
c. Sindrom uremik hemolitik
d. DIC (Koagulasi
Intravaskular Diseminata)
e. Infeksi
Klasifikasi
1. HIT
(Heparin Induced Trombositopenia)
Trombositopenia
yang diinduksi heparin. Terjadi
sekitar 5-15 hari setelah pemakaian heparin (kuinin, cimetidine, ranitidine, ibuprofen, acetaminofen,
naproxen, diklofenak).
2. ITP
(Idiopathic Trombositopenia Purpura)
Trombosit
yang jumlahnya menurun sehingga menimbulkan perdarahan. Terbagi menjadi 2, yaitu:
a. ITP Akut
i.
Usia 2-6
tahun
ii.
Trombosit <20.000/ml
iii.
Lama penyakit ,2-6 minggu
iv.
Perdarahannya berulang
b. ITP Kronik
i.
Usia 20-40
tahun
ii.
Trombosit 30.000 – 100.000/ml
iii.
lama penyakit, beberapa tahun
iv.
Perdarahannya beberapa hari/minggu
Penyakit
Koagulasi
Penyakit
Koagulasi Herediter :
Hemofilia A
Hemofilia A
diakibatkan karena adanya defisiensi Faktor VIII. Hemofilia A adalah gangguan pendarahan yang diakibatkan karena keturunan 1/3 kasus disebabkan karena mutasi spontan. Kasus Hemofilia A terjadi 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan
hemophilia B. Pria dengan hemofilia akan mewariskan gennya kepada anak
perempuannya, tetapi tidak kepada anak laki-lakinya. Wanita dengan hemofilia
akan mewariskan gennya kepada anak perempuan dan laki-lakinya. Gangguan
resesif terkait gen-X, lebih dominan terjadi pada laki – laki, juga
dapat disebabkan karena mutasi gen.
Kromosom X dan Kromosom Y => Kromosom Seks
Hemofilia merupakan penyakit
keturunan terkait kromosom X.
Klasifikasi
Hemofilia A
Klasifikasi Hemofiia diklasifikasikan berdasarkan jumlah factor VIII
yang ada di dalam tubuh
1. Mild =
6% - 49%
Awalnya hemofili ini tidak terdiagnosis. Perempuan dengan mild hemofili
biasanya mengalami menoragia (
2. Moderato
= 1% - 5%
3. Severe
= <1 %
Pendarahan spontan, biasanya hingga mencapa
Severe = memiliki > 1% normal level dari protein di dalam darah.
Mereka dapat mengalami pendarahan beberapa kali.
Diagnosis
Dikarenakan Faktor VIII merupakan salah satu bagian dari jalur ekstinsik
koagulasi, waktu tromboplastin pada pasien hemophilia A terlalu berkepanjangan,
sedangkan waktu dari protombinnya normal. Selain itu, tidak ada kelainan pada
jumlah trombosit maupun pada tes fungsi platelet. Uji factor aktivitas koagulan VIII tidak hanya digunakan untuk
mendiagnosis, akan tetapi juga untuk memantau pasien dengan Hemofilia A dan
juga menilai kebutuhan mereka saat melakukan terapi.
Hemofilia B
Hemofilia B disebabkan oleh defisiensi faktor IX dan kira-kira jumlahnya
seperempat dari penderita hemofilia A. (Rudolph, 2007). Hemofilia A dan B mirip secara genetik, secara klinis, dan secara
molekuler.
Faktor VIIIa (u/ hemofilia A) dan Faktor Ixa (u/ hemofilia B) sama-sama
berinteraksi secara kooperatif untuk mengaktivasi Faktor X. Keduanya memiliki
pola pewarisan yang terkait gen X yang sama. Gen yang mengkode Faktor IX
terletak dekat dengan gen Faktor VIII pada lengan panjang kromosom X.
Penyakit Von
Willebrand
Ø Kadar yang rendah dari vWF atau disfungsi vWF
Ø Clinical: Mucosal bleeding purpura
Ø Diturunkan
secara genetik autosomal
Disebabkan oleh mutasi yang menyebar ke seluruh gen yang mengkode faktor
von willebrand.
Faktor von willebrand: protein ini memiliki 2 fungsi, sebagai pembawa
faktor VIII di plasma dan melindungi faktor VIII dari klirens cepat dan
degradasi
vWF juga sebagai lem molekuler dan interaksi dinding platelet-vessel.
Dapat dibedakan dari hemofili dengan 3 aspek:
a. Diwariskan
dari gen autosomal dominan
b. Utamanya
pendarahan berasal dari membran mukosa
c. Waktu
pendarahan diperpanjang
Factor VIII Deficiency
|
vWF Deficiency
|
X-linked
|
Autosomal
|
Prolonged partial thromboplastin time
|
Prolonged partial thromboplastin time
|
Normal bleeding time
|
Prolonged bleeding time
|
Low Factor VIII levels
|
Low Factor VIII levels
|
Normal vWF levels
|
Low vWF levels
|
Hemarthrosis and hematomas
|
Mucosal bleeding
|
Klasifikasi
Penyakit Koagulasi Didapat
Defisiensi
Vitamin K
Sumber vitamin k didapat dari makanan seperti brokoli, dan buah alpukat
Difisensi vitamin K dapat terjadi
karena :
a. Malabsrobsi:
gangguan penyerapan karena
dpt meningkatkan risiko perdarahan
b.
Prematuritas: keadaan bayi belum matang kurang dari 37 minggu
Etiologi
Penyebab
terjadinya antara lain:
a.
Tidak cukup nutrisi
b.
Malabsorbsi vitamin K
c.
Penggunaan obat yang bersifat antagonis terhadap vitamin K (warfarin)
d.
Mengonsumsi antibiotik berkepanjangan
e.
Prematuritas
f.
Kekurangan vitamin K pada ibu
Newborn
i.
Dapat
mengalami defisiensi karena:
a. Imaturitas liver
b. Sedikitnya
bakteri usus yang mensintesis
c. Rendahnya
kuantitas ASI yang masuk
d. Waktu
e. Pada hari
ke‐2 – 4 kelahiran
- Laboratorium
-
PT dan APTT abnormal
Patofisiologi
Vitamin K diperlukan untuk sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX dan X
(kompleks protrombin) serta protein C dan S yang berperan sebagai antikoagulan
(menghambat proses pembekuan). Selain itu Vitamin K diperlukan untuk konversi
faktor pembekuan tidak aktif menjadi aktif.
Ada 3 Kelompok:
a. VKDB dini
b. VKDB klasik
c. VKDB lambat
Prokoagulan: mudah membeku darah
VKDB: Vitamin K Dependent Bleeding (terjdinya perdarahan spontan atau
perdrahan karena proses lain seperti
pengambilan darah vena atau operasi)
Berdasarkan umur saat kelainan tersebut bermanefestasi;
- Hari
pertama kehidupan, jarang dan pada bayi
- Hari
ke 1 sampai 7 setelah lahir dan lebih sering terjadi pada bayi yang
kondisinya tidak optimal waktu lahir
- Hari
ke 8 sampai 6 bulan setelah lahir
Parameter
Klinis
- Tidak
spesifik
- Bervariasi:
memar ringan
- Perdarahan
kulit, GI, vagina sampai perdarahan intrakranial yang mengancam jiwa
- Neonatus:
perdarahan di scalp, hematoma sefal yang besar, perdarahan intrakranial,
perdarahan tali pusar, memar bekas suntikan, kadang-kadang perdarahan GI
Disseminated
Intravaskular Coagulation (DIC)
Suatu sindrom
patologiklinis yang menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini ditandai dengan
aktivasi sistemik jalur menuju dan mengatur koagulasi, yang dapat mengakibatkan
generasi bekuan fibrin yang dapat menyebabkan kegagalan organ bersamaan dengan pemakaian trombosit dan faktor koagulasi yang dapat
mengakibatkan klinis perdarahan.
DIC bukan merupakan
suatu penyakit, melainkan suatu komplikasi dari penyakit berat yang
mendasarinya.
Klasifikasi
DIC
Akut
|
Kronik
|
Terjadinya cepat
|
Terjadinya Lambat
|
Koagulopati dominan dan gejala utamanya perdarahan dan syok
|
Trombosis dan pembekuan mungkin mendominasi terutama pada kanker
|
Terlihat pada infeksi berat
|
|
Emboli air ketuban
|
Etiologi
Akut
|
Kronik
|
Hematologi: reaksi transfusi,
hemolisis berat, transfusi masif, leukemia.
Infeksi :
• Septikemia
• Viremia
• Parasit
• Trauma
• Penyakit
hati akut
• Luka bakar
• Alat
protese
• Kelainan
vaskuler
|
• Penyakit kardiovaskuler
• Penyakit
autoimun
• Penyakit
ginjal menahun
• Penyakit
hati menahun
|
Patofisiologi
Fibrin
terbentuk sebagai hasil dari generasi dimediasi oleh trombin faktor jaringan à Kompleks
faktor jaringan dan VIIA faktor dapat mengaktifkan faktor X langsung atau tidak
langsung dengan cara
diaktifkan faktor IX dan faktor VIII à Faktor X
diaktifkan, dalam kombinasi dengan faktor V, dapat mengkonversi protrombin
(faktor II) menjadi trombin (faktor IIa) à Secara
bersamaan, antikoagulasi - antitrombin III, protein C, dan faktor
jaringan-jalur inhibitor (TFPI) – terganggu à Pembentukan
intravaskular yang dihasilkan dari fibrin tidak seimbang dengan penghapusan
memadai fibrin karena fibrinolisis endogen ditekan oleh kadar plasma tinggi
plasminogen aktivator tipe-inhibitor 1 (PAI-1) à Tingginya
tingkat PAI-1 menghambat plasminogen aktivator-aktivitas dan akibatnya
mengurangi tingkat pembentukan plasmin à Kombinasi
peningkatan pembentukan fibrin dan penghapusan tidak memadai hasil fibrin dalam
trombosis intravaskular diseminata
Parameter
Klinis
1. Masa Protrombin (Protrombin Time)
Memanjang
pada 50-75% pasien DIC sedang pada <50% pasien bisa dalam batas
normal atau memendek.
2. Partial Thrombin
Time (PTT)
PTT memanjang bila kadar fibrinogen <100
mg/dl
3. Kadar Faktor Pembekuan
Faktor
pembekuan yang aktif beredar dalam sirkulasi terutama faktor Xa, IXa dan
trombin
4. FDP
Kadar
FDP akan meningkat pada 85-100%
5. D-Dimer
Hasil
degradasi dari fibrin ikat silang yaitu fibrinogen yang diubah menjadi fibrin
dan kemudian diaktifkan oleh faktor XIII.
6. Plasmin
Aktivasi
sistem fibrinolisis dapat dinilai dengan mengukur kadar plasminogen dan plasmin.
7. Trombosit
Pasien DIC trombosit yang diperiksa dalam sediaan apus
darah tepi pada umumnya jumlahnya rata-rata 6000/mm3.
8. Pemeriksaan lab darah
a) Hemofilia A
- Defisiensi faktor
VIII
- PTT (Partial
Thromboplastin Time) amat memanjang
- PT (Prothrombin Time) waktu protrombin memanjang
- TGT (Thromboplastin
Generation Test) / diferensial APTT dengan plasma abnormal
- Jumlah trombosit dan waktu
perdarahan normal
b) Hemofilia
B
- Defisiensi faktor IX
- PTT (Partial
Thromboplastin Time) amat memanjang
- PT (Prothrombin Time)/
waktu protombin dan waktu perdarahan normal
- TGT (Thromboplastin
Generation Test)/ diferential APTT dengan serum abnormal
9. Pemeriksaan Penunjang
a) Uji skining untuk koagulasi darah.
- Jumlah trombosit (normal 150.000–450.000 per mm3 darah)
- Masa protombin (normal memerlukan waktu 11–13 detik).
- Masa tromboplastin parsial (meningkat, mengukur kekuatan faktor
koagulasi intrinsik).
- Fungsional terhadap faktor VIII dan IX (memastikan diagnosis)
- Masa pembekuan trombin (normalnya 10–13 detik).
b) Biopsi
hati: untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan
patologi dan kultur.
c) Uji fungsi faal hati: untuk mendeteksi adanya penyakit hati. Misalnya: serum glutamic–piruvic
transaminase (SPGT),
serum glutamic–oxaloacetic transaminase (SGOT), fosfatase alkali, bilirubin.
Sumber:
http://circ.ahajournals.org/content/114/8/e355.full
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2600013/
http://www.rumahbangsa.net/2014/07/makalah-referat-kelainan-hemostasis-dan.html
Bunn, H., & Aster, J. (2011). Pathophysiology of blood disorders.
New York: McGraw-Hill Medical.
Hattaway WE, Goodnight SH. Physiology of hemostasis and thrombosis.
Disorder of hemostasis and thrombosis, 2ndedition, McGraw-Hill Inc, New York,
1993 : 3-20.
Hattaway WE, Bonnar J. Physiology of coagulation in the fetus and
newborn infant.Hemostatic disorder of the pregnant woman and newborn infant,
1st edition, Elsevier, NewYork, 1987:57-68.
Hoffbrand AV, Moss PAH. Essential Hematology. ed 6. United States:
Wiley‐Blackwell; 2011
Kaushansky K, et al. Williams Hematology. ed 8. United States: McGraw Hill; 2010
Rudolph, Abraham M. dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri RUDOLPH Volume 2 Edisi 20. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar