Merupakan kelainan darah yang
diwariskan. Tubuh membuat bentuk abnormal hemoglobin à protein dalam sel
darah merah yang membawa oksigen. Cacat dalam rantai α atau rantai globin βà
menyebabkan produksi sel darah merah yang abnormal. Kekurangan rantai globin tersebut disebabkan
oleh ;
1.
Gangguan pada tingkat mRNA yang menimbulkan gangguan pada sintesisrantai globin
2.
pembentukan rantai globin yang tidak normal sehingga tidak berfungsi /mudah
rusak
Disebabkan oleh kekurangan rantai globin
pembentuk hemoglobin (Hb), baik rantai globin alfa maupun rantai beta.
Kekurangan rantai globin tersebut dapat
disebabkan oleh:
§
Gangguan
pada tingkat mRNA yang menimbulkan gangguan pada sintesis rantai globin.
§
Pembentukan
rantai globin yang tak normal, sehingga tak berfungsi atau mudah rusak (tak
stabil).
Gangguan tersebut dapat ditemukan melalui
pemeriksaan klinik dan laboratorik.
Klasifikasi Thalasemia
Jenis-jenis thalasemia.
1.
Thalasemia alfa.
Mempengaruhi
produksi rantai globin α. Rantai
α globin dikodekan oleh dua gen yang
terkait erat pada kromosom 16.
a.
Delesi pada satu rantai alfa
Disebut sebagai silent carrier. Tiga lokus globin
yang ada masih bisa menjalankan fungsi normal.
b.
Delesi pada dua rantai alfa
Adanya anemia hipokromik mikrositer
yang ringan. Terjadi penurunan dari HbA2 dan peningkatan dari HbH.
c.
Delesi pada tiga rantai alfa
Dikenal juga sebagai HbH disease. Disertai
dengan anemia hipokromik mikrositer. Banyak terbentuk HbH.
d.
Delesi pada empat rantai alfa
Dikenal juga sebagai hydrops
fetalis. Gejalanya dapat berupa ikterus, pembesaran hepar dan limpa, dan janin
yang sangat anemis. Bila dilakukan pemeriksaan didapatkan kadar Hb adalah
80-90% HbBarts.
v
Thalasemia
alfa mayor.
•
Terjadi
pada bayi sejak dalam kandungan.
•
Terjadi
apabila seseorang tidak punya gen perintah produksi protein globinà
anemia parah dan penyakit jantung.
v Thalasemia alfa minor.
•
Termasuk
ke dalam thalasemia ringan.
•
Tidak
menyebabkan gangguan pada fungsi kesehatan lain.
•
Dialami
oleh wanita yang mengalami anemia ringan.
•
Akan
diwariskan kepada keturunan.
2. Thalasemia beta
Thalasemia
disebabkan oleh kesalahan genetik atau mutasi yang terjadi pada kromosom tubuh
dari lahir, pada kromosom 11. Merupakan
thalasemia yang paling parah. Penderita akan mengalami sakit selama 1-2
tahun. Disebut juga dengan coolys anemia. Mempengaruhi
produksi rantai globin β. Rantai globin β dikodekan oleh gen tunggal pada
kromosom 11, bentuknya diatur oleh locus control region (LCR).
1.
Thalasemia
beta mayor
Kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak dapat
memproduksi rantai beta globin. Biasanya gejala muncul pada bayi ketika berumur
3 bulan berupa anemia yang berat.
Penderita memiliki satu gen normal dan satu gen
yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang ditandai dengan
sel darah merah yang mengecil (mikrositer).
2.
Thalasemia
beta intermedia
Kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa
memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita biasanya mengalami anemia
yang derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi.
3.
Thalasemia
beta minor
Penderita memiliki satu gen normal dan satu gen
yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang ditandai dengan
sel darah merah yang mengecil (mikrositer). Mutasi pada salah satu dari 2 gen β,
kadar hemoglobin normal, tidak memerlukan transfusi darah, pada wanita hamil,
terkadang butuh transfuse, ukuran sel darah mengecil, pemberian zat besi perlu diawasi.
Gejala
Thalasemia merupakan salah satu dari
penyakit gangguan pembentukan hemoglobin yang akan memberikan gejala: anemia, lesu, kurang nafsu makan, wajah pucat, imunitas kurang, nilai
eritrosit abnormal, hemolisis berlebihan, pembesaran limpa,
mengalami kerapuhan tulang atau penipisan tulang, jantung bekerja lebih keras,
dan Fascies cooley’s (ciri khas thalassemia mayor, yakni
batang hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol akibat sumsum tulang yang
bekerja terlalu keras untuk mengatasi kekurangan hemoglobin).
Penyebab Thalasemia
•
Kesalahan
genetik atau mutasi yang terjadi pada kromosom tubuh sejak lahir.
•
Untuk
thalasemia α pada kromosom no 16.
Patofisiologi
Diagnosis
•
For Pre
Pregnancy
1. Carrier Screening Thallasemia
Tes DNA untuk mengetahui
kecenderungan wanita atau pria sebagai carrier Thallasemia atau tidak. Dilakukan
bagi calon ibu maupun calon ayah. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan
metode Reverse Dot Blot yang dapat mendeteksi mutasi DNA. (Hal ini tidak dapat
dilakukan secara spesifik di negara-negara berbeda karena setiap negara
memiliki perbedaan-perbedaan struktur gen dan sebagainya).
2.
Elektroforesis
Dilakukan untuk kedua calon
orangtua. Mengambil sampel darah dan kemudian menganalisis kadar HbA2. Apabila terjadi kondisi microcytosis
(mean cellular volume < 80 fL) and/or hypochromia (mean cellular hemoglobin
< 27 pg) , kedua calon orang tua terbukti sebagai carrier. Dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan
dengan menggunakan Brilliant Cressyl Blue stained untuk mengetahui HbH.
•
Pengujian
prenatal
1.
Complete
Blood Count (Pemeriksaan Darah Lengkap)
à
HbA2 Screening (mempelajari kadar HbA2 dalam darah ibu hamil)
à
Pada ibu hamil dengan kadar β-thalassemia ≥ 3.5% adalah carrier
2.
Reverse
Dot Blot à Melengkapi Complete Blood Count HbA2 saja
(karena melengkapi dari segi mutasi DNA).
3.
Ferritrin
Blood Test
Mengetahui kadar Ferritrin dalam
darah. Hasil abnormal (pada kasus ini ditinjau dari kadar di bawah normal) à
Iron deficiency anemia
4.
Chorionic
Villus Sampling
à
Chorionic villus sampling (CVS) adalat tes prenatal di mana villi di plasenta
di ambil untuk dilakukan tes.
à Hal
ini bisa dilakukan sebagai parameter karena pada hasil akhirnya akan didapatkan
informasi kromosom dari janin.
5.
Amiocentis
Cairan yang diambil kemudian dapat
dianalisa untuk mengetahui perkembangan janin dari segi kromosomal, enzim,
kelainan dan sebagainya.
•
For After Birth
1. Complete Blood Count
a. Dari segi Hb
Hasil
pada orang yang postif akan menunjukkan:
Thallasemia
Mayor à MCV 70 fl , MCH 20 pg, kadar Hb kurang dari 7 g/dl
Thalassemia
Intermedia à MCV di antara 50 – 80 fl, MCH di antara 16-24 pg, Hb di antara 7-10 g/dl
Thalassemia
Minor à Pengurangan MCV dan MCH, peningkatan jumlah HbA2
b. Uji kandungan besi dalam darah
2. MRI
Dengan
menggunakan gelombang magnetik, dokter dapat menggambarkan keadaan liver
seseorang untuk mengetahui kadar besi (Fe) dalam tubuh.
Pengobatan
a. Transfusi
darah
b. Suplemen
asam folat
c. Transplantasi
darah dan sumsung tulang belakang
Transfusi darah
•
Memberikan
sel darah merah yang sehat dengan Hb normal.
•
Disuntikkan
melalui intravena. Waktunya 1-4 jam.
•
Dilakukan
berulang.
•
Thalasemia
beta intermediaà transfusi darah ketika ada infeksi atau
kelelahan karena anemia.
•
Thalasemia
mayor (anemia cooley)à transfusi darah teratur (setiap 2-4
minggu).
Resiko:
•
-
Transmisi infeksi dan virus.
•
-
Penumpukan zat besi dalam darah.
Terapi khelasi zat besi:
•
-
Deferoxamine.
•
-
Deferasirox.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar