Jumat, 05 Februari 2016

KELAINAN LEUKOSIT

KELAINAN LEUKOSIT


LEUKOPENIA
Leukopenia merupakan peristiwa pengurangan jumlah sel darah putih di dalam tubuh sehingga kekebalan tubuh menjadi melemah dan penderita lebih rentan menderita penyakit. Neutropenia (Penurunan jumlah neutrofil dalam sirkulasi (≤2,0 x 109 neutrofil/L). Neutropenia mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi).
Penyebab terjadinya leukopenia antara lain adalah (1 ) Akibat obat – Batan (obat kemoterapi sitotoksik, obat reumatik termasuk sulfasalazin, emas, dan beberapa jenis obat antiinflamasi non- steroid (AINS). (2) Kecanduan alkohol (3) Tifoid dan infeksi virus dan (4) Infiltrasi sumsum tulang belakang, seperti Leukemia.
Gejala-gejala terjadinya leukopenia antara lain sebagian besar neutropenia ringan - sedang ( jumlah neutrofil 1,0 – 2,0 x 109/L) tidak menimbulkan gejala. Namun, semakin rendah jumlahnya, semakin besar resiko infeksi ( jumlah netrofil <0,5 x 109/L). Gejalanya antara lain seperti demam, ulkus di mulut, dan infeksi bisa berkembang dalam hitungan jam sehingga dapat menimbulkan syok septik (penurunan tekanan darah yang berpotensi mematikan karena adanya bakteri dalam darah. Bakteri patogen yang dapat menginfeksi misalnya Staphylococcus aureus).
Limfopenia merupakan penurunan jumlah limfosit dalam sirkulasi. Limfopenia lebih jarang terjadi dibandingkan dengan neutropenia. Penyebab terjadinya biasanya disebabkan oleh faktor keturunan,  immunodeficiency, stres, terapi dengan obat steroid, dan penyakit berat seperti TBC berat, gagal jantung, gagal ginjal, HIV/AIDS.
Eosinopenia merupakan keadaan menurunnya jumlah produksi eosinofil. Penyebab terjadinya disebabkan karena meningkatnya kadar stres, Syndrom Dustin, dan kortikosteroid.
Monocytopenia merupakan keadaan menurunnya jumlah produksi monosit. Penyebab terjadinya disebabkan karena radiasi pada sel mieloid dan agranulositosis.

LEUKOSITOSIS
Leukositosis merupakan keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah meningkat, melebihi nilai normal.
Klasifikasi
Name of the All
The condition caused by the abnormal increase
Neutrophils
Neutrophilia
Lymphocytes
Lymphocytosis
Monocytes
Monocytosis
Eosinophils
Eosinophilia
Basofphils
Basophilia



Penyebab leukositosis berdasarkan klasifikasi sel:
      1.      Neutrofilia
a.      Infeksi
Kebanyakan infeksi bakteri menyebabkan neutrofilia dengan bandemia. Infeksi bakteri yang menyebabkan neutrofilia diantaranya Staphylococcus aureus, Tularemia, Rickettsia,  dan Leishmaniasis.
b.      Inflamasi
Termasuk penyakit radang usus, rheumatoid arthritis, dan vaskulitis (co: Sindrom Kawasaki).
c.       Lithium: Lithium Carbonate
Biasa digunakan untuk depresi dan gangguan bipolar. Diketahui menyebabkan leukositosis sederhana dan neutrofilia, produksi neutrofil meningkat.
d.      Penurunan marginal neutrofil
Termasuk pemberian steroid, administrasi epinefrin, dan situasi stres lainnya (misalnya trauma, sakit parah). Neutrofilia karena penyebab ini umumnya berumur pendek (yaitu, menit ke jam, bukan hari). Transient tapi signifikan elevasi dalam jumlah sel putih dan jumlah neutrofil telah dijelaskan setelah periode singkat berolahraga, kejang demam termasuk status epilepticus, dan trauma kepala ringan dengan Glasgow Coma Scale 15.

      2.      Eosinophilia
a.     Alergi dan hipersensitivitas obat
 Meliputi asma, atopic dermatitis, angioneurotic edema
b.     Infeksi parasit
     Contohnya parasit Toxora canis, di Amerika Serikat. Manifestasi klinis tergantung pada kerusakan jaringan yang disebabkan oleh invasi larva dan respon inflamasi imun terkait.
c.     Gangguan Dermatologi
 Dermatitis herpetiformis, pemfigus, dan eritema multiforme menyebabkan eosinofilia.

      3.      Monositosis
a.      Infeksi bakteri
Meliputi tuberkulosis, bakteri endocarditis subakut, dan brucellosis.
b.      Penyakit autoimun dan vaskutilis
Vaskulitis adalah  kelompok penyakit yang merusak pembuluh darah karena terjadinya inflamasi. Arteri maupun vena sama-sama terserang.

LEUKEMIA
Leukimia adalah nama kelompok penyakit maligna yang dikarakteristikan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi. Leukimia dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal leukosit yang menyebar mendahului sumsum tulang. Peningkatan tidak terkontrol ini akhirnya menimbulkan anemia, infeksi, trombositopenia, dan pada beberapa kasus menyebabkan kematian.



Jenis Leukemia
           1.      Leukemia Akut
                            Berupa sel ganas yang sebagian besar bersifat immature dan pertumbuhan selnya cepat.
           2.      Leukemia Kronis
Berupa sel ganas yang sebagian besar bersifat mature dan pertumbuhan sel lambat sehingga berlangsung cukup lama.

Klasifikasi Leukemia berdasarkan jenis sel
      1.      Leukemia limfositik
Jenis leukemia ini mempengaruhi limfosit atau sel limfosit.
a.      Leukemia limfositik akut (LLA)
Paling sering terjadi pada anak-anak. Namun, terdapat juga pada dewasa yang terutama umur 65 tahun >>>
b.      Leukemia limfositik kronis (LLK)
Sering diderita oleh orang dewasa yang berumur >55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.

       2.      Leukemia mielositik
Jenis leukemia ini mempengaruhi sel mieloid (neutrofil, basofil, eosinofil).
a.      Leukemia mielositik akut (LMA)
Lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
b.      Leukemia mielositik kronis (LMK)
Sering terjadi pada orang dewasa, dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

Gejala Leukemia




Faktor Penyebab Leukemia
Penyebab terjadinya leukemia disebabkan oleh beberapa faktor, Anta lain yaitu:
      1.      Radiasi
Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
       2.      Leukemogenik.
Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
       3.      Herediter.
Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
       4.      Virus.
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Kromosom Philadelphia (Ph)
Abnormalitas kromosom yang menyebabkan  Chronic Myeloid Leukimia (CML) / Ph Chromosome. Ph Chromosome merupakan kromosom 22 pendek abnormal yang merupakan salah satu dari dua kromosom yang terlibat dalalm translokasi dengan kromosom 9. Translokasi ini terjadi dalam sel sumsum tulang, melalui proses ekspansi klonal (produksi banyak sel dari satu sel mutan). Ph Chromosome juga ditemukan dalam bentuk leukemia limfoblastik akut (ALL). Bentuk ALL mengarah pada kromosomal dan mekanisme molekular yang sama dengan CML.


Patogenesis
Keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol.
Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.




Diagnosis
You may have one or more of the following tests:
1.      Pemeriksaan fisik: untuk memeriksa  nodus limfa, limpa, atau hati.
2.      Blood tests: complete blood count untuk memeriksa jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan platelet. Leukemia disebabkan karena kadar sel darah putih yang sangat tinggi. Dan juga karena rendahnya kadar platelet dan hemoglobin yang ditemukan dalam sel darah merah.
3.      Biopsi: dilakukan dengan mengangkat sampel jaringan untuk melihat adanya sel kanker. Biopsi adalah satu cara yang pasti untuk mengetahui sel leukemia di sumsum tulang belakang. Sebelum pengambilan sampel, anestesi lokal digunakan terlebih dahulu pada area yang akan dilakukan biopsi. Ini membantu untuk mengurangi rasa sakit. Untuk melihat sel leukemia pada jaringan, digunakan mikroskop.
Tes Lainnya
Tes yang digunakan tergantung pada gejala dan jenis leukemia. Kemungkinan tes lainnya seperti:
1. Sitogenetik: DI laboratorium terlihat kromosom sel dari sampel darah, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening. Jika kromosom abnormal ditemukan, tes dapat menunjukkan jenis leukemia yang Anda miliki. Misalnya, orang dengan CML memiliki kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia.
2. Spinal tap: dengan menghapus beberapa cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang di dalam dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang). Dengan menggunakan jarum panjang tipis untuk mengeluarkan cairan dari tulang punggung bagian bawah. Prosedur ini memakan waktu sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pasien harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan memeriksa cairan untuk sel-sel leukemia atau tanda-tanda lain dari masalah.
3. Chest X-ray: X-ray dapat menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening atau tanda-tanda lain dari penyakit di dada pasien.






Sumber:
. Bab II. Tinjauan Pustaka. [online] 2015 [cited 2015 September 24] : Available from: repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20969/4/Chapter%20II.pdf
     Hoffbrand, A.V.,J.E.Pettit,andP.A.H Moss.Kapita Selekta Hematologi.4th ed. Jakarta: EGC,2002.Print.
Simanjorang, C. (2012). Perbedaan Ketahanan Hidup 5 Tahun Pasien Leukimia Limfoblastiik Akut dan Leukimia Mieloblastik Akut (1st ed., pp. 16-19). Depok. Retrieved from http://www.digilib.ui.ac.id/










1 komentar: