No
|
Penyakit
|
Penyebab
|
Gejala Klinis
|
Diagnosis Klinis/Pemeriksaan
|
1
|
Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe)
|
Menipisnya simpanan zat besi, berkurangnya jumlah
protoporfirin yang diubah menjadi heme, menurunya kadar feritin serum
|
-Kadar Hb <7-8 gr/dl
- Badan lemah karena nafsu makan berkurang, lesu,
cepat lelah, mata berkunang-kunang(memutih),
serta telinga mendenging
- Fisik pucat, terutama bagian konjungtiva dan
jaringan di bawah kuku, kulit pucat, nafas pendek, rambut rapuh
Gejala Khas
-Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail),kuku
menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip
sendok.
-Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah
menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.
-Stomatitis angularis (cheilosis), peradangan sudut
mulut
-Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan
epitel hipofaring.
-Glositis, Pica, dan Atrofi Mukosa Gaster.
|
Hitung darah lengkap:
- MCV, MCH dan MCHC yang rendah
- Hb <12 g/dl (laki-laki), Hb < 10 g/dl
(perempuan)
- Trombosit tinggi pada perdarahan aktif
- Kemungkinan leukopenia
-Retikulosit rendah
-Saturasi transferin dibawah 10%,
-Kadar serum ferritin <10μg/L (<16%)
-Protoporfirin eritrosit bebas meningkat yaitu
200 μg/dl
-Terjadi peningkatan TIBC [normal orang dewasa
240- 360μg/dl]
-Kadar besi serum kurang dari 40μg/dl.
Hapusan darah menunjukkan:
-anisositosis; banyak variasi ukuran eritrosit
(anemia hipokromik mikrositik)
-poikilositosis; banyak kelainan bentuk
eritrosit (sel pensil, kadang- kadang
adanya sel target)
Pada pemeriksaan sumsum tulang : aktivitas
eritropoitik meningkat (hiperplasi eritroid), besi yang terwarnai sangat
rendah atau tidak ada.
|
2
|
Anemia Defisiensi Asam Folat(Megaloblastik)
|
Gangguan asam folat, kekurangan makanan yang
mengandung asam folat
|
Pucat, lekas letih dan lemas, gelisah, pusing,
berdebar-debar, pusing , tidak peka sentuhan dan sulit tidur, tampak seperti
malnutrisi, glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit), diare dan
kehilangan nafsu makan
|
Hitung Darah :
-Anemia Berat
-Makrositosis (MCV 100-140) dengan anisositosis
-trombosit sering rendah
-banyak ovalosit dan makro-ovalosit
Sumsum Tulang :
-Adanya inti sel megaloblastik di ketiga turunan sel
Kimia Darah :
Bilirubin tinggi, besi serum tinggi, LDH tinggi.
Pemeriksaan Lain : Uji Schiling
|
3
|
Anemia Pernisiosa
|
Kekurangan faktor intrinsik pada asam lambung,
yang diperlukan untuk absorpsi vitamin b12 dari makanan, kurangnya asupan
makanan yg mengandung vitamin b12
|
Kelelahan dan merasa lemah, muka dan telapak
tangan tampak agak kekuningan, tubuh penderita terasa lesu dan cepat menjadi
gemetar, penderita mudah terkejut serta kaki dan tangannya teras dingin
(<38 C), sulit tidur, dan pinggang terasa sakit
|
Gambaran pada pemeriksaan darah
-HB 3-11 g/dl, MCV > 110 fl, hipersegmented PMN
-Mild neutropenia, mild trombositopenia
-Hapusan darah tepi : anemia makrositter
-Adanya macrocytes/ megablasts atau adanya
corpuscules besar darah merah yang belum matang → tidak bisa membawa oksigen.
-Adanya antibodi Faktor intrinsik/Intrinsic
-Factor antibodies (IF Ab) yaitu
Faktor intrinsik diproduksi di perut Anda untuk mengikat B12 dan
mengangkutnya ke dalam aliran darah untuk distribusi ke seluruh tubuh
-Tes Schilling adalah tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan seseorang menyerap radioaktif B12, tetapi tes ini sangat
sulit dan mahal.
|
4
|
Anemia Hemolitik
|
-pembesaran limpa
-sumbatan dalam pembuluh darah
-antibodi bisa terikat pada sel darah merah dan
menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan dalam suatu reaksi autoimun
-kelainan kandungan hemoglobin
|
Demam, menggigil, nyeri pinggang dan lambung,
penurunan tekanan darah, urine berwarna coklat gelap, Jaundice/penyakit
kuning (kulit dan mata berwarna kuning) : karena meningkatnya bilirubin
dalam tubuh, Kulit berwarna pucat, Nyeri otot, Sakit kepala (pusing), Cepat
lelah, Sesak napas, Denyut jantung cepat, umur eritrosit menjadi pendek
<120 hari, gangguan kesadaran.
-kadar bilirubin tinggi
|
-Tes anemia standar :
*Complete Blood Count (CBC)
Bagian-bagian penting dalam tes : red blood cell count (RBC),
hemoglobin, and hematocrit (HCT).
-tes anemia hemolitik
*Reticulocyte count --> mengukur jumlah sel darah merah muda di
dalam darah. Tes ini menunjukkan apakah sumsum tulang membuat sel darah merah
dalam jumlah yang benar.
*Pada penderita : Tinggi,
karena sumsum tulang mereka bekerja keras dalam menggantikan sel darah merah
yang dihancurkan.
|
Anemia Hemolitik akibat defisiensi G6PD
|
Penyakit herediter yang mengganggu aktivitas sel
darah merah.
Terjadi karena adanya mutasi pada gen G6DP yang
diwariskan oleh kromosom X.
Defisiensi enzim piruvat kinase, glukosa fosfat
isomerase dan G6PD dapat mempermudah dan mempercepat hemolisis.
|
Irritable, Rewel, Suhu meningkat lebih dari 38 derajat Celcius, Mual
, Nyeri abdominal, Diare, Hemoglobinuria, Kepucatan yang bervariasi, Hepar
membesar dan Ikterus
|
•
Dengan
analisis kuantitatif spektrofotometri atau lebih umum dengan uji flourosensi
cepat untuk mendeteksi generasi NADPH dari NADP.
•
Tes
defisiensi G6PD
•
Tes
defisiensi piruvat kinase
|
|
Anemia Hemolitik akibat pembesaran limpa
|
-limpa yang membesar menyebabkan cenderung menangkap dan menghancuran
sel darah merah
-berkembang secara perlahan dan gejalanya cenderung ringan
-pembesaran limpa juga seringkali menyebabkan berkurangnya jumlah
trombosit dan sel darah putih
|
menimbulkan rasa sakit pada bagian atas perut.
|
-gejala penyakit pembesaran
limpa
|
|
Anemia Hemolitik akibat autoimun
|
Suatu kelainan dimana terdapat antibodi tertentu
pada tubuh kita yang menganggap eritrosit sebagai antigen non-selfnya,
sehingga menyebabkan eritrosit mengalami lisis.
|
- Coombs' test yang menunjukkan apa tubuh membuat
antibodi(protein) untuk menghancurkan sel darah merah.
Ada 2 macam :
- direct coomb’s test
- indirect coomb’s test
-Haptoglobin, bilirubin, and liver function
tests. Haptoglobin : bahan kimia yg berkaitan dgn hemoglobin di aliran darah.
Kadar pada penderita : rendah.
-Reticulocyte count : mengukur jumlah sel darah
merah muda di dalam darah. Tes ini menunjukkan apakah sumsum tulang membuat
sel darah merah dalam jumlah yang benar.
|
||
Anemia Hemolitik akibat Eritroblastosis Fetalis
|
Jadi ibu Rh-negatif mengandung janin Rh-positif sehingga sejumlah
kecil darah fetus bocor saat persalinan shg ibu menghasilkan aglutinin
anti-RH
-Pada kehamilan berikutnya, aglutinin ibu melewati plasenta ke fetus
Rh-positif shg menyebabkan hemolisis
|
Pucat, kadar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum meningkat,
sanhepatosplenomegaligat pucat, jaundis muncul segera setelah lahir (24 jam
pertama)
|
- Coombs' test yang menunjukkan apa tubuh membuat antibodi(protein)
untuk menghancurkan sel darah merah.
Ada 2 macam :
- direct coomb’s test
- indirect coomb’s test
-Haptoglobin, bilirubin, and liver function tests. Haptoglobin :
bahan kimia yg berkaitan dgn hemoglobin di aliran darah. Kadar pada penderita
: rendah.
-Reticulocyte count : mengukur jumlah sel darah merah muda di dalam
darah. Tes ini menunjukkan apakah sumsum tulang membuat sel darah merah dalam
jumlah yang benar.
|
|
5.
|
Anemia Aplastik
|
-Primer:
Idiopatik : Bila kausanya tidak diketahui;
ditemukan pada kira-kira 50% kasus.
Kongenital : adanya kelainan DNA yang dapat
diturunkan, misalnya anemia Fanconi, Dsykeratosis congenita, sindrom Pearson,
sindrom Dubowitz
-Sekunder:
Zat Kimia : Contoh: Benzen, Arsen, dan
Insektisida
Obat-obatan : Sitostatika
Antikonvulsan (misalnya: Metilhidantoin)
Antibiotik (misalnya: Kloramfenikol, Penicilin)
Infeksi : Infeksi virus hepatitis C, EBV, CMV, pervovirus dan HIV.
Radiasi : Dapat merusak DNA dimana jaringan-
jaringan dengan mitosis yang aktif
seperti jaringan hematopoesis yang sangat sensitif.
Contoh: panjangan sinar X yang berlebihan ataupun
jatuhan radioaktif (misalnya dari ledakan bom nuklir)
|
Kulit pucat, Pendarahan, Peningkatan kecepatan
denyut jantung
Peningkatan frekuensi pernapasan, Pusing, Kelelahan,
Mual, Mudah timbul memar, Infeksi berulang, Luka pada kulit dan mukosa yang
sulit sembuh
|
Pemeriksaan darah lengkap :
-Jumlah sel darah hasilnya rendah
-Kadar vitamin B12 dan folat (-)
-Kadar zat besi (-)
-Platelet dan granulosit mengalami penurunan
-Tidak ditemukan retikulosit, limfosit dalam
jumlah normal atau sedikit menurun
-Mean Corpuscular Volume (MCV) meningkat
Biopsi sumsum tulang :
Menunjukkan jumlah sel induk yang rendah atau
bentukyang abnormal
|
6.
|
Anemia Sekunder : Anemia Penyakit Kronis
|
Infeksi (bahkan infeksi yang ringan) dan
peradangan (misalnya artritis dan tendinitis) yang bisa menghambat
pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang , sehingga jumlah sel darah
merah berkurang. Tapi keadaan tersebut baru akan menimbulkan anemia jika
sifatnya berat atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronik)
-Terhambatnya sintesis hormon eritropoetin dan
meningkatnya fagositosis terhadap heme
|
Anemia ini berkembang secara perlahan dan biasanya
ringan, anemia ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Kalaupun timbul gejala,
biasanya merupakan akibat dari penyakit kroniknya yang menyebabkan semakin
parahnya anemia ini, bukan karena anemianya.
Gejala klinis : muka pucat, konjungtiva pucat,
tachkikardi, cepat lelah, lemah
|
-pemeriksaan laboratorium yang menentukan bahwa
penyebab dari anemia adalah penyakit kronik, tpi hal ini tdk dapat memperkuat
diagnosis .
-pemeriksaan laboratorium :
1. penurunan besi serum
2. transferin saturasi
3. Hb kurang dari 9 g/dl
4. MCV dan MCH normal atau rendah
5. Sideroblas : kurang
6. reseptor transferin : meningkat
7. Ferritin serum normal atau tinggi
8. TIBC(total iron binding capacity) menurun
Pemeriksaan laboratorium, antara lain: Anemianya
ringan sampai dengan sedang, dimana hemoglobinnya sekitar 7-11 gr/dL.b.
Gambaran morfologi darah tepi: pada tahap awal normositik-normokromik lalu
jika berlanjut normositik-hipokromik. Gambaran mikrositik ringan dapat
dijumpai pada sepertiga pasien anemia penyakit kronik. Pemeriksaan sumsum
tulang normal, Hematokrit 25-30%
|
7.
|
Anemia Karena kelainan sintesa heme
|
|||
8.
|
Anemia Karena kelainan sintesis globin
|
|||
Thalasemia
|
Rantai polipeptida normal, tapi jumlahnya berkurang
|
|||
HbS terdiri dari rantai alfa normal, tetapi rantai beta abnormal
karena antara 146 gugusan asam amino, satu gugusan asam glutamat digantikan
valin.
-Ketidakmampuan sumsum tulang dalam membentuk protein yang dibutuhkan
dalam memproduksi hemoglobin karena kerusakan pada gen blobin beta yang
mengatur pembentukan salah satu komponen pembentuk hemoglobin
|
||||
9.
|
Polisitemia
|
Jumlah eritrosit meningkat
|
Gatal, rasa terbakar di ektremitas distal, lemah, sakit, kepala,
pusing, pendarahan gusi dan memar, berkurangnya kecepatan aliran darah
|
|
10.
|
Kelainan Leukosit
|
Pemeriksaan Klinik Leukositosis = Complete Blood Count (CBC)
Peripheral Blood Smear (PBS)
Biopsi sum-sum tulang
Pemeriksaan riwayat
|
||
1.
Leukositosis
|
Bertambahnya jumlah leukosit dalam darah akibat infeksi, inflamasi,
kerusakan jaringan, reaksi imun ataupun masalah pada sumsumm tulang belakang
|
Demam, Rasa sakit pada lengan, kaki, dan perut, Memar dan
pendarahan, Pusing, Mudah merasa
lelah, Mual, Masalah penglihatan dan pernapasan, Tidak nafsu makan dan
turunnya berat badan.
|
||
2.
Leukopenia
|
Menurunnya jumlah leukosit dalam darah
|
|||
3.
Leukemia
|
Jumlah leukosit berlebihan, proliferasi sel hematopoetik yang tidak
terkendali, abnormalitas bentuk sel, terkena infeksi akibar virus HTLV 1
(menyerupai virus penyebab AIDS) ,
terkena radiasi nuklir khususnya
bagian sumsum tulang, transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di
sumsum tulang dan jaringan limfoid, terpajan zat kimia misalnya pajanan
benzopiren, benzene.
|
Anemia, pendarahan, infeksi, nyeri tulang dan persendiaan, nyeri
perut, pembengkakan kelenjar limfe
|
Diagnosis Klinik :
Terjadi pembengkakan limpa, hati, kelenjar getah bening, terjadi
leukositosis tinggi, jumlah trombosit dan sel darah merah menurun, adanya
tanda-tanda kelainan hati.
|
|
4.
Sindrom Philadelphia
|
||||
11
|
Kelainan Trombosit
|
|||
1.
Trombositopenia
|
Menurunnya produksi trombosit akibat defisiensi produksi trombosit oleh sumsum tulang disebabkan
kemampuan sumsum tulang memproduksi trombosit ditandai penurunan jumlah
megakariosit, meningkatnya destruksi trombosit dan kelainan distribusi
|
|||
2.
Trombositosis
|
Meningkatnya trombosit dalam sirkulasi darah dan sumsum tulang akibat
produksi yg berlebih oleh sumsum tulang
|
Nyeri kepala, mual, kelemahan dan kelelahan pada tangan dan kaki,
sering disertai leukositosis, stroke dan gangguan pernapasan
|
Pemeriksaan sediaan apus darah :
-ditemukan bahwa jumlah trombosit >400.000/mm3
|
|
3.
Gangguan Pembekuan Darah (Hemofilia)
|
Mekanisme pembekuan darah yang abnormal yang diturunkan secara
genetik
|
ditandai dengan perdarahan terus menerus, dapat
timbul setelah trauma yang relatif ringan.
-Tempat perdarahan yang paling umum di dalam
persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu dan pangkal paha.
Gejala lain diantaranya mudah memar, pendarahan
intramuskular, dan hemartrosis.
Gangguan yang dapat mengancam jiwa terjadi bila
pendarahan terjadi di di organ vital seperti sistem saraf, sistem pernafasan,
dan sistem pencernaan.
|
-Uji Laboratorium (uji skrining untuk koagulasi
darah)
Jumlah trombosit (normal)
Masa protrombin (normal)
Masa tromboplastin parsial (meningkat, mengukur
keadekuatan faktor koagulasi intrinsik)
Masa perdarahan (normal, mengkaji pembentukan
sumbatan trombosit dalam kapiler)
Assays fungsional terhadap faktor VIII dan IX
(memastikan diagnostik)
Masa pembekuan trombin
-Biapsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk
memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur.
-Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali,
bilirubin).
|
Selasa, 16 Februari 2016
TABEL RANGKUMAN GANGGUAN DARAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar