SISTEM KOMPLEMEN
A. Definisi
·
Adalah sekelompok protein
plasma yang apabila diaktifkan secara sekuensial dapat menghancurkan sel-sel
asing dengan menyerang membran plasma, dihasilkan di hati dan terdapat dalam
sirkulasi darah dan seluruh jaringan.
·
Dapat diaktifkan secara
nonspesifik (dengan adanya benda asing) dan secara spesifik (bekerja sama
dengan antibodi yang merupakan hasil respon imun spesifik).
·
Disebut komplemen karena
dapat melengkapi kerja antibodi untuk memusnahkan senyawa asing yang masuk ke
dalam tubuh.
·
Sistem ini dapat
berinteraksi satu dengan lainnya, bereaksi dengan antibodi maupun dengan
membran sel sehingga terjadi aktivitas biologis yang menyebabkan :
1.
Lisis sel mikroorganisme
dan reaksi inflamasi
2.
Memicu reaksi imunologik
yang melibatkan aktifasi sel-sel efektor (berikatan dengan resepor komplemen
pada permukaan sel bersangkutan/memicu respon imun humoral lainnya)
·
Protein sistem komplemen
biasanya diberi kode C1-C9 sesuai urutan pada saat protein tersebut ditemukan.
Dalam keadaan normal berada dalam keadaan inaktif (dalam serum), untuk protein
yang sudah aktif akan ditambahkan kode a atau b. Misalnya C3 menjadi C3a dan
C3b.
·
Dalam sistem komplemen
terdapat sub-komponen, misalnya sub-komponen C1 yang terdiri dari C1q, C1r, dan
C1s, faktor B, faktor D, dan lainnya.
B. Mekanisme Umum
Reaksi sistem komplemen
adalah cascade (berurutan) misalnya,
suatu reaksi akan mengaktifkan reaksi selanjutnya dan seterusnya.
Contoh reaksi :
Lima komponen terakhir
dalam reaksi sistem komplemen (C5-C9) akan membentuk kompleks protein yang
besar (membrane attack complex) yang dapat merusak membran sel sehingga terjadi
kebocoran pada membran sel yang dapat menyebabkan sitolisis (merupakan
mekanisme utama pembunuhan mikroorganisme tanpa fagositosis).
C. Jalur Pengaktifan Sistem Komplemen
Ada 3 macam sistem
komplemen berdasarkan cara pengaktifannya yaitu :
a.
Jalur Klasik
Diaktifkan oleh adanya kompleks antigen-antibodi
atau agregat imunoglobulin.
Langkah-langkah
:
1.
Pengikatan C1q dengan salah
satu bagian dari fragmen Fc dari suatu molekul IgG atau IgM
2.
Pengaktifan proenzim C1r
menjadi enzim protease
3.
Protease mengaktifkan C1s,
maka terbentuk enzim C1qrs aktif
4.
Enzim C1qrs menjadi C4 dan
C2 konvertase à C4a-C4b dan C2a-C2b
5. C4b dan C2a membentuk
kompleks C4bC2a dan menjadi C3 konvertase à C3a-C3b
6. C4bC2a bergabung dengan C3b
menjadi C4bC2aC3b yang merupakan C5 konvertase à C5a-C5b.
b.
Jalur Alternatif
Diaktifkan dengan adanya
protein komplemen tertentu yang terikat dengan mikroorganisne patogen.
Langkah-langkah
:
1.
C3 dalam darah bereaksi
dengan dengan faktor B, faktor D dan faktor P (properdin) pada permukaan sel
patogen à C3a-C3b
2.
C3a berpartisipasi dalam
proses inflamasi dan C3b berfungsi untuk sitolisis dan opsonisasi.
c.
Jalur Lektin
Aktifitasnya diperantarai oleh terjadinya reaksi antara mannose-binding
lectin (MBL) dengan senyawa karbohidrat (mannose-containing polysaccharides) di
dinding sel mikroorganisme.
Langkah-langkah
:
1.
Makrofag menelan bakteri,
virus atau bahan asing lainnya (fagositosis) à makrofag mengeluarkan senyawa kimia à
menstimulasi hati memproduksi lektin
2.
Terjadi reaksi antara MBL (mannose-binding lectin) dan mannans (mannose-containing polysaccharides) yang
ada di dinding sel mikroorganisme
3.
Ikatan MBL-mikroorganisme
menghasilkan protease MASP1 dan MASP2 (MBL-associated
serine proteases)
4.
Terbentuk kompleks
MBL/MASP1/MASP2 mengaktifkan C4 dan C2 à C4a-C4b dan C2a-C2b
5.
Kompleks C4bC2a menjadi C3
konvertase à C3a-C3b
6.
Terbentuk kompleks
C4bC2aC3b yang menjadi C5 konvertase à C5a-C5b.
D. Mekanisme Secara Umum
Langkah-langkah :
1.
C3 diaktifkan menjadi C3a
dan C3b
2.
Kompleks C4bC2aC3b
mengaktifkan C5 menjadi C5a-C5b
3.
C5b mengikat C6 dan C7
membentuk kompleks C5bC6C7 dan mengikat C8 à dimulai proses perusakan membran sel
mikroorganisme patogen
4.
Kompleks C5bC6C7C8 mengikat
C9 menjadi C5bC6C7C8C9, lalu melekat pada permukaan sel à perubahan ultra struktur dan muatan listrik
permukaan sel dan inflamasi
5.
Kompleks C5bC6C7C8C9 (MAC)
menembus membran sel, merusak lapisan lipid, dan fosfolipid pada membran à lubang-lubang
pada membran à cairan masuk ke dalam sel dan ion-ion keluar dari sel à lisis
sel.
Tabel
Fungsi Berbagai Komplemen Protein
C3b
|
Meningkatkan proses fagositosis melalui opsonisasi
dan memacu proses lisis sel
|
C3a
|
Bersama C5 berikatan dengan sel mastosit melepaskan
histamin dan meingkatkan permebilitas pembuluh darah saat inflamasi
|
C5a
|
Faktor kemotaksis à menarik sel fagosit ke situs infeksi
|
C4bC2a
|
C3 konvertase
|
C4bC2aC3b
|
C5 konvertase
|
C5bC6C7C8C9
|
MAC (membrane attack complex) à sitolisis
|
PENDAHULUAN SISTEM IMUN
SPESIFIK
·
Adalah suatu sistem yang
dapat mengenali suatu substasi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memicu
perkembangan respon imun yang spesifik terhadap substansi tersebut.
·
Antibodi adalah suatu
protein yang dihasilkan oleh sel limfosit B sebagai respon terhadap adanya
antigen. Bersifat spesifik terhadap jenis tertentu dari suatu antigen.
·
Limfosit B adalah sel yang
berasal dari sel induk di dalam sumsum tulang yang tumbuh menjadi sel plasma,
menghasilkan antibodi yang secara tidak langsung dapat mendekstruksi benda
asing. Limfosit B akan mengalami pematangan sehingga menghasilkan antibodi.
·
Limfosit T terbentuk jika
sel induk dari sumsum tulang pindah ke kelenjar timus à pembelahan dan pematangan àLimfosit
T dewasa meninggalkan kelenjar timus à masuk ke dalam pembuluh getah bening à menjadi
bagian sistem pengawasan kekebalan tubuh. Berperan pada imunitas seluler.
Bersifat nonfagositik.
Sumber:
Radji, Maksum. 2015. Imunologi dan Virologi Edisi
Revisi. Jakarta: PT isfi penerbitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar