Sabtu, 27 Februari 2016

SISTEM KOMPLEMEN DAN SISTEM IMUN SPESIFIK

SISTEM KOMPLEMEN
A.  Definisi
·         Adalah sekelompok protein plasma yang apabila diaktifkan secara sekuensial dapat menghancurkan sel-sel asing dengan menyerang membran plasma, dihasilkan di hati dan terdapat dalam sirkulasi darah dan seluruh jaringan.
·         Dapat diaktifkan secara nonspesifik (dengan adanya benda asing) dan secara spesifik (bekerja sama dengan antibodi yang merupakan hasil respon imun spesifik).
·         Disebut komplemen karena dapat melengkapi kerja antibodi untuk memusnahkan senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh.
·         Sistem ini dapat berinteraksi satu dengan lainnya, bereaksi dengan antibodi maupun dengan membran sel sehingga terjadi aktivitas biologis yang menyebabkan :
1.       Lisis sel mikroorganisme dan reaksi inflamasi
2.      Memicu reaksi imunologik yang melibatkan aktifasi sel-sel efektor (berikatan dengan resepor komplemen pada permukaan sel bersangkutan/memicu respon imun humoral lainnya)
·         Protein sistem komplemen biasanya diberi kode C1-C9 sesuai urutan pada saat protein tersebut ditemukan. Dalam keadaan normal berada dalam keadaan inaktif (dalam serum), untuk protein yang sudah aktif akan ditambahkan kode a atau b. Misalnya C3 menjadi C3a dan C3b.
·         Dalam sistem komplemen terdapat sub-komponen, misalnya sub-komponen C1 yang terdiri dari C1q, C1r, dan C1s, faktor B, faktor D, dan lainnya.

B.   Mekanisme Umum
Reaksi sistem komplemen adalah cascade (berurutan) misalnya, suatu reaksi akan mengaktifkan reaksi selanjutnya dan seterusnya.

Contoh reaksi :

Lima komponen terakhir dalam reaksi sistem komplemen (C5-C9) akan membentuk kompleks protein yang besar (membrane attack complex) yang dapat merusak membran sel sehingga terjadi kebocoran pada membran sel yang dapat menyebabkan sitolisis (merupakan mekanisme utama pembunuhan mikroorganisme tanpa fagositosis).

C.   Jalur Pengaktifan Sistem Komplemen
Ada 3 macam sistem komplemen berdasarkan cara pengaktifannya yaitu :
a.       Jalur Klasik
Diaktifkan oleh adanya kompleks antigen-antibodi atau agregat imunoglobulin.

                 Langkah-langkah :
1.         Pengikatan C1q dengan salah satu bagian dari fragmen Fc dari suatu molekul IgG atau IgM
2.        Pengaktifan proenzim C1r menjadi enzim protease
3.        Protease mengaktifkan C1s, maka terbentuk enzim C1qrs aktif
4.        Enzim C1qrs menjadi C4 dan C2 konvertase à C4a-C4b dan C2a-C2b
5.      C4b dan C2a membentuk kompleks C4bC2a dan menjadi C3 konvertase à C3a-C3b
6.   C4bC2a bergabung dengan C3b menjadi C4bC2aC3b yang merupakan C5 konvertase à C5a-C5b.

b.    Jalur Alternatif
Diaktifkan dengan adanya protein komplemen tertentu yang terikat dengan mikroorganisne patogen.

                 Langkah-langkah :
1.         C3 dalam darah bereaksi dengan dengan faktor B, faktor D dan faktor P (properdin) pada permukaan sel patogen à C3a-C3b
2.        C3a berpartisipasi dalam proses inflamasi dan C3b berfungsi untuk sitolisis dan opsonisasi.

c.     Jalur Lektin
Aktifitasnya diperantarai oleh terjadinya reaksi antara mannose-binding lectin (MBL) dengan senyawa karbohidrat (mannose-containing polysaccharides) di dinding sel mikroorganisme.
             

                 Langkah-langkah :
1.         Makrofag menelan bakteri, virus atau bahan asing lainnya (fagositosis) à makrofag mengeluarkan senyawa kimia à menstimulasi hati memproduksi lektin
2.        Terjadi reaksi antara MBL (mannose-binding lectin) dan mannans (mannose-containing polysaccharides) yang ada di dinding sel mikroorganisme
3.        Ikatan MBL-mikroorganisme menghasilkan protease MASP1 dan MASP2 (MBL-associated serine proteases)
4.        Terbentuk kompleks MBL/MASP1/MASP2 mengaktifkan C4 dan C2 à C4a-C4b dan C2a-C2b
5.        Kompleks C4bC2a menjadi C3 konvertase à C3a-C3b
6.        Terbentuk kompleks C4bC2aC3b yang menjadi C5 konvertase à C5a-C5b.

D.   Mekanisme Secara Umum

Langkah-langkah :
1.         C3 diaktifkan menjadi C3a dan C3b
2.        Kompleks C4bC2aC3b mengaktifkan C5 menjadi C5a-C5b
3.        C5b mengikat C6 dan C7 membentuk kompleks C5bC6C7 dan mengikat C8 à dimulai proses perusakan membran sel mikroorganisme patogen
4.        Kompleks C5bC6C7C8 mengikat C9 menjadi C5bC6C7C8C9, lalu melekat pada permukaan sel  à perubahan ultra struktur dan muatan listrik permukaan sel dan inflamasi
5.        Kompleks C5bC6C7C8C9 (MAC) menembus membran sel, merusak lapisan lipid, dan fosfolipid pada membran à lubang-lubang pada membran à cairan masuk ke dalam sel dan ion-ion keluar dari sel à lisis sel.


Tabel Fungsi Berbagai Komplemen Protein
C3b
Meningkatkan proses fagositosis melalui opsonisasi dan memacu proses lisis sel
C3a
Bersama C5 berikatan dengan sel mastosit melepaskan histamin dan meingkatkan permebilitas pembuluh darah saat inflamasi
C5a
Faktor kemotaksis à menarik sel fagosit ke situs infeksi
C4bC2a
C3 konvertase
C4bC2aC3b
C5 konvertase
C5bC6C7C8C9
MAC (membrane attack complex) à sitolisis

PENDAHULUAN SISTEM IMUN SPESIFIK
·         Adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substasi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memicu perkembangan respon imun yang spesifik terhadap substansi tersebut.
·         Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel limfosit B sebagai respon terhadap adanya antigen. Bersifat spesifik terhadap jenis tertentu dari suatu antigen.
·         Limfosit B adalah sel yang berasal dari sel induk di dalam sumsum tulang yang tumbuh menjadi sel plasma, menghasilkan antibodi yang secara tidak langsung dapat mendekstruksi benda asing. Limfosit B akan mengalami pematangan sehingga menghasilkan antibodi.

·         Limfosit T terbentuk jika sel induk dari sumsum tulang pindah ke kelenjar timus à pembelahan dan pematangan àLimfosit T dewasa meninggalkan kelenjar timus à masuk ke dalam pembuluh getah bening à menjadi bagian sistem pengawasan kekebalan tubuh. Berperan pada imunitas seluler. Bersifat nonfagositik.


Sumber:
Radji, Maksum. 2015. Imunologi dan Virologi Edisi Revisi. Jakarta: PT isfi penerbitan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar