ANEMIA
MEGALOBLASTIK
Definisi
Anemia
megaloblastik juga dikenal dengan Anemia Defisiensi Folat dan Vitamin B12. Anemia megaloblastik ditandai dengan khas morfologi sel
hematopoietik, hematopoiesis yang tidak efektif, dan sering dimediasi oleh
kekurangan cobalamin dan atau folat. Anemia megaloblastik juga dapat hasil dari
gangguan kongenital (misalnya, aciduria orotic, sindrom Lesch-Nyhan, dan anemia
dyserythropoietic kongenital), sebagai konsekuensi dari sindrom
myelodysplastic, atau dari gangguan diperoleh dari sintesis DNA terlihat dalam
pengaturan kemoterapi. Hal ini penting untuk dicatat bahwa anemia megaloblastik
adalah diagnosis morfologis berdasarkan
sitologi dan histologi fitur terlihat pada smear perifer, sumsum tulang
aspirasi, dan sumsum tulang biopsi inti. Namun, defisiensi cobalamin merupakan penyebab umum dari anemia megaloblastik
pada populasi Barat, diagnosis biokimia dari anemia megaloblastik karena
defisiensi cobalamin berdasarkan hasil tes kimia klinik, tanpa evaluasi sumsum
tulang korelatif, sering mendikte pilihan terapi. Artikel ini akan meninjau
berbagai tes laboratorium klinis digunakan untuk mengevaluasi kekurangan
cobalamin dan menyajikan perangkap potensi mereka dalam penilaian anemia
megaloblastik.
Jenis anemia ini adalah anemia makrositik hipokromik yaitu
keadaan RBC/eritrosit lebih besar dari keadaan normalnya dan tebal, warna
pekat, dan pucat pada bagian tengah.
Anemia
Megaloblastik
Sintesis tidak efektif DNA dalam sel progenitor hematopoietik
adalah mekanisme yang mendasari yang menyebabkan anemia megaloblastik. The
dyssynchrony konsekuen antara pengembangan nuklir dan sitoplasma yang paling
jelas dalam Wright-bernoda prekursor hematopoietik dari aspirasi sumsum tulang.
Meskipun cytopenias perifer, sumsum tulang hiperseluler, sering dengan
hiperplasia eritroid relatif. Prekursor erythroid memiliki inti yang lebih
besar dari normal dan muncul dewasa relatif terhadap pengembangan sitoplasma
dengan pola kromatin nuklir saringan-seperti terbuka. Dalam silsilah neutrofil,
inti Band raksasa merupakan ciri khas. Perkembangan megakaryocytes juga
dipengaruhi dan tercermin trombositopenia perifer. Temuan karakteristik
morfologi dalam darah perifer termasuk anemia macroovalocytic dengan
anisopoikilocytosis dan neutrofil hypersegmented.
Metabolisme
Cobalamin
Cobalamin tidak disintesis oleh tanaman, manusia bergantung
terutama pada makanan yang berasal dari hewan untuk menjaga agar kebutuhan
cobalamin memadai. Untuk memastikan penyerapan yang efisien cobalamin, usus
kita memiliki proses yang kompleks yang mencakup (1) membebaskan cobalamin dari makanan oleh protease dan asam, (2) mengikat cobalamin dengan haptocorrin di
perut, (3) pencernaan haptocorrin di
proksimal kecil usus dan transfer cobalamin faktor intrinsik (IF) disekresikan
oleh sel parietal lambung, (4) attactment dari cobalamin-IF dengan
reseptor spesifik di ileum, dan (5) endositosis
dari cobalamin-IF kompleks diikuti oleh rilis dari IF. Setelah diserap
dalam ileum, cobalamin sebagian besar terikat dua protein dalam serum. Secara
total, 70-90% secara biologis aktif dan terikat haptocorrin (transcobalamin I),
sedangkan sisanya terikat untuk transcobalamin II dan disebut
holotranscobalamin. Transcobalamin II diperlukan untuk B12 transportasi ke sel
dan defisiensi kongenital transcobalamin hasil II di neurologis khas dan temuan
hematologi terlihat pada defisiensi cobalamin [3]. Kekurangan Haptocorrin tidak
muncul untuk menghasilkan kekurangan cobalamin klinis jelas [4]. Transcobalamin
kompleks II-cobalamin yang endocytosed setelah mengikat transcobalamin II
reseptor pada sel target. Setelah di dalam sel, cobalamin dilepaskan dari
transcobalamin II, mengurangi, dan terikat sebagai kofaktor untuk
metilmalonil-CoA mutase (mitokondria) atau metionin sintase (sitoplasma).
Anemia Defisiensi Asam
Folat
Anemia
ini terjadi karena Tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat
sehingga membutuhkan asupan dari makanan. Walaupun banyak makanan yang
mengandung asam folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan larut dalam air,
sering kali folat dari bahan makanan rusak karena proses memasak.
Defisiensi Asam Folat
Defisiensi
asam folat biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama kehidupan bayi
premature, walaupun defisiensi berat jarang terjadi. Kelompok yang sering
mengalami defisiensi asam folat adalah ibu hamil dan ibu menyusui. Defisiensi
asam folat biasanya dihubungkan dengan anemia megaloblastik, kemungkinan adanya
neural tube defect(NTD) dan hiperhomosistemia. Defisiensi asam folat
apanila kadar asam folat dibawah normal yaitu folat serum ≤ 3 mg/ml dan folat
entrosit ≤ 100 mg/ml.
Metabolisme Asam Folat dan
Koenzim Asam Folat
Patofisiologi Anemia
Defisiensi Asam Folat
Metabolisme
Asam Folat yang berbentuk poliglutamat dan diubah menjadi monoglutamat untuk
diabsorbsi. Pada proses absorpsi, sel flat diubah menjadi beberapa derivat.
Sebagai hal yang penting dengan reduktase direduksi menjadi tetrahidrofolat
(THF) yang memiliki fungsi utama sebagai penerima dan donor unit satu karbon
dalam berbagai langkah dalam sintesis DNA. Defisiensi asam flat menyebabkan
gangguan keterlambatan sintesis DNA sehingga sel yang berpoliferasi berat
mensintesis DNA dan menyebabkan perbesaran inti eritrosit. Meskipun pembelahan
motosis utama tertunda waktunya, sintesis RNA dan unsur sitoplasma berlangsung
normal. Jadi,inti selbersifat imatur sedangkan sitoplasma normal (atur). Karena
maturasi yang tidak teratur, maka terjadi akumulasi megaloblas dalam sumsum
tulang, yang mengakibatkan penurunan jumlah eritrosit serta terjadi anemia.
Dua
proses tambahan yaitu (1) eritropoiesis tidak efektif, kecenderungan megaloblas
untuk mengalami autohemolisis serta (2) pertambahan kerusakan hemolisis sel
darah merah yang membesar abnormal. Hal ini menambah kerusakan sel darah merah,
praselnya, dan menyebabkan penimbunan zat besi.
Etiologi
1. Kekurangan asupan asam flat
Asam folat didapat dari makanan seperti ragi,
hati, sayuran berwarna hijau, kembang kol, brokoli, makanan yang terbuat dari
susu, daging dan ikan. Peningkatan kebutuhan asam flat trjadi pada beberapa
kondisi seperti kehamilan, laktasi, prematuritas, anemia hemolitik, inflamasi
kronik, hipertiroidisme.
2.
Malabsorbsi
tropical sprue
Blind loop syndrome
Steatorrhea
Mallabsorpsi folat konginetial
Rekseksi jejunum
Crohn’s disease
Peminum alkohol-> mengambat
penyerapan
Konsumsi obat anti kejang dan pil
KB-> mengurangi penyerapan
3.
Defisiensi
Enzim bawaan
Defisiensi enzim bawaan biasanya
diturunkan dari kedua orang tua, yaitu enzim Dihidrofolat reduktase dan 5-metil
THF transferae.
4.
Obat-obatan
yang dapat menyebabkan defisiensi folat
Contoh Obat-obatan yang dapat
menyebabkan defisiensi flat antara lain obat Malabsorbsi, yaitu Phenytoin, Barbiturates,
Sulfaselazine, Oral contraceptives dan obat Impared
metabolisme, yaitu Methotrexate, Pyrimethamine, Triamterene, Pentamidine
dan trimathiprim.
Manifestasi
Klinik
Terdapat beberapa manifestasi antara
lain:
1.
Anemia
karena eritropoesis yang inefektif
2.
Ikterus
ringan akibat pemecahan hemoglobin meninggi karena usia eritrosit memendek.
3.
Glositis
(lidah bengkak, merah) stomatitis, singularis, gejala-gejala syndrom
malabsorbsi ringan
4.
Purpura
trombositopenik karena maturasi mengakariosit terganggu.
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan
untuk membantu diagnosis dan membedakan defisiensi asam folat dari defisiensi
vitamin B12.
Kadar folat serum mencerminkan asupan
asam folat selama beberapa hari terakhir, sedangkan folat eritrosit merupakan
gambaran kandungan folat selama pematangan eritrosit di sumsum tulang.
Pemeriksaan laboratorium:
- Pemeriksaan
folat serum secara mikroskopis
- Competitive
protein binding radioassay
- Ion
capture separation
- Homosistein
total
- Tes
supresi deoksiuridin (dU)
- Pemeriksaan
kadar FIGlu dalam urin
Anemia
Defisiensi Vitamin B12
Vitamin
B12
Kobalamin (Vitamin B12)
merupakan vitamin larut air yang berperan dalam menjaga fungsi normal dari otak
dan sistem saraf lainnya.
Vitamin B12 ditemukan dalam makanan
seperti ikan, daging, telur dan susu.
Vitamin B12 berperan dalam replikasi
DNA, metabolisme asam lemak dan asam amino.
Defisiensi Vitamin B12
Anemia karena
kekurangan vitamin B12 adalah anemia megaloblastik yang disebabkan
oleh kekurangan Vit B12. Vitamin B12 mengandung sebuah
atom kobal yang terikat mirip dengan besi terikat dalam hemoglobin atau
magnesium dalam klorofil.
Anemia
Pernisiosa
Pernicious
anemia adalah suatu kondisi autoimun dimana: autoimun
menyerang dan menghancurkan sel pembentuk FI atau menyerang FI → pembentukan FI
terhenti→ tanpa FI, vitamin B12 tidak bisa dibawa ke usus halus untuk diserap
Vitamin B12 penting untuk pembentukan
DNA dan peranannya yang terkait dengan proliferasi dan pematangan eritrosit.
Oleh karena itu, anemia pernisiosa ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit
yang berukuran lebih besar dan lebih rapuh dari eritrosit normal.
Etiologi
1. Kurang asupan Vitamin B12
Sumber
vitamin B12 di dapat dari makanan yang bersumber dari hewan, antara lain:
daging, susu, ikan, telur. Oleh karena itu, biasanya anemia ini terjadi pada
vegetarian.
2. Malabsorbsi
Patofisiologi
Vitamin B12 yang berguna dalam reaksi
mediasi homosistein menjadi metionin.reaksi ini berperan dalam mengubah metil
THF menjadi DHF yang berperan dalam sintesis DNA sel darah merah dan untuk
fungsi saraf. Terjadi anemia pernisiosa (kegagalan sel epitel lambung untuk
menghasilkan cukup vitamin B12). Defisiensi vitamin B12 akan mengganggu
maturasi inti sel dan mengakibatkan megaloblas.
Vitamin B12 berperan sebagai
koenzim. Kekurangan kobalamin menyebabkan: 1) Kegagalan pematangan dan
pembelahan inti → sel-sel eritroblastik gagal berpoliferasi dengan cepat →
menghasilkan sel darah merah > dari normal. 2) Sel eritrosit ini mempunyai
membran yang tipis, berbentuk tidak teratur, besar, oval, berbeda dengan bentuk
bikonkaf biasa.
Penyebab terbentuknya sel abnormal ini
antara lain karena ketidakmampuan sel-sel untuk mensintesis DNA dalam jumlah
yang memadai → memperlambat reproduksi sel-sel, namun tidak menghalangi
kelebihan pembentukan RNA. Sehingga, jumlah RNA dalam setiap sel akan melebihi
normal → produksi hemoglobinsitoplasmik & bahan-bahan lainnya berlebihan →
sel menjadi besar.
Penyerapan VItamin B12 pada GIT
Manifestasi
utama pada anemia pernisiosa
Manifestasi klinis utama pada anemia
pernisiosa antara lain seperti glositis (peradangan
pada lidah yang biasanya terlihat pucat dan neuropati (gangguan sintesis mielin dan gangguan neurologis).
Gejala neurologis lainnya seperti Opthalmoplegia,
Atoni kandung kemih, Impotensi, Hipotensi ortostatik, dan Neuritis retrobulbar.
a.
Ophtalmoplegia
Merupakan kelumpuhan atau kelemahan dari
satu atau lebih dari otot-otot yang mengontrol gerakan mata.
b.
Neuritis
Retrobulbar
Neuritis retrobulbaris adalah suatu
peradangan, infeksi atau dimielinisasi saraf optikus yang terjadi cukup jauh
di belakang diskus optikus sehingga perubahan-perubahan dini di diskus
optikus tidak tampak dengan oftalmoskop namun ketajaman penglihatan sangat
menurun.
Pemeriksaan
Laboratorium
1. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan ini untuk
mendeteksi adanya antibodi di dalam faktor intrinsik karena antibodi tersebut
ditemukan pada 60-90% penderita anemia pernisiosa.
•
HB
3-11 g/dl, MCV > 110 fl, hipersegmented PMN
•
Mild
neutropenia, mild trombositopenia
•
Apusan
darah tepi : anemia makrositter
Adanya
macrocytes/ megablasts
atau adanya corpuscules besar darah merah yang belum matang → tidak bisa
membawa oksigen.
Adanya antibodi
Faktor intrinsik/Intrinsic Factor antibodies (IF Ab)
Faktor
intrinsik diproduksi di perut Anda untuk mengikat B12 dan mengangkutnya ke
dalam aliran darah untuk distribusi ke seluruh tubuh.
2. Tes Schilling
Tes
Schilling adalah tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang menyerap radioaktif B12, tetapi
tes ini sangat sulit dan mahal.
4 tahap:
- Mendapatkan
2 dosis vitamin B12 (dosis kecil dan besar dalam bentuk radioaktif)
- Mendapatkan
vitamin B12 radioaktif bersamaan dengan faktor intrinsik( penyerap vitamin
B12 yang diproduksi oleh sel-sel pada lapisan lambung)
Sumber:
1. Oberley, Matthew J. Dan Yang, David T. Laboratory testing for cobalamin deficiency
in megaloblastic anemia
2. Kumar N. Neurologic presentations of
nutritional deficiencies. Neurol Clin 2010;28:107–170.
3. Green R. Folate,
cobalamin, and megaloblastic anemias. In: Kaushansky K, Lichtman MA, Beutler E, Kipps TJ, Seligsohn U, Prchal
JT, editors. Williams Hematology. New York: McGraw-Hill Medical; 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar