Pada keadaan
normal, karbohidrat masuk ke dalam tubuh dan diserap oleh dinding usus halus dalam
bentuk monosakarida yaitu glukosa. Glukosa kemudian akan masuk kedalam aliran
darah dan dibawa menuju ke hati dan disalurkan keseluruh sel-sel di jaringan
tubuh. Dalam keadaan normal tubuh mempertahankan kadar glukosa darah antara
70-110 mg/dL. Untuk mengatur kadar glukosa dalam darah yang berlebih, Hati dan
otot akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, prosesnya disebut
glikogenesis. Proses glikogenesis memerlukan bantuan hormon insulin yang
dihasilkan dari sel β pulau Langerhans di pankreas. Hormon insulin akan
mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga akan menurunkan kadar glukosa darah.
Namun bila kadar glukosa darah menurun secara abnormal maka akan memicu
terjadinya suatu gangguan yang dikenal sebagai hipoglikemia.
Hipoglikemia (hypoglicemia) berasal
dari kata hipo (hypo) yang berarti rendah dan glikemia (glycemia)
yang berarti gula. Hipoglikemia terjadi bila kadar glukosa darah menurun hingga
dibawah 50/60 mg/dL. Berkurangnya kadar glukosa darah menyebabkan sistem organ
tubuh mengalami kelainan fungsi. Hipoglikemia dapat dialami oleh bayi baru
lahir, anak-anak, remaja maupun dewasa hingga lanjut usia. Hipoglikemia
sebagian besar dialami oleh penderita diabetes yang berhubungan dengan obat
tetapi juga bisa terjadi pada non-diabetes dengan etiologi tertentu. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara
70-110 mg/dL
ETIOLOGI HIPOGLIKEMIA
• Hipoglikemia yang terkait diabetes, yaitu pada
penderita diabetes (tipe 1) :
1. Dimana
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, sehingga kadar glukosa darah meningkat.
Biasanya untuk menangani hal tersebut, penderita akan menggunakan insulin atau
obat lain (sulfonylurea) untuk menurunkan kadar glukosa darah. Namun pemberian
insulin harus dengan kadar yang tepat, pemberian insulin yang berlebihan dapat
mengakibatkan terjadinya hipoglikemia.
2. Jika
penderita diabetes sesudah mengkonsumsi obat diabetes, penderita tidak makan
seperti biasanya (lupa makan, makan terlalu sedikit) maka akan menyebabkan
penurunan jumlah glukosa yang bersamaan dengan meningkatnya jumlah insulin
sehingga akan terjadi Hipoglikemia.
3. Hipoglikemia
juga dapat terjadi jika penderita diabetes sesudah mengkonsumsi obat diabetes
melakukan olahraga yang berlebih sehingga glukosa darah akan digunakan untuk
menghasilkan energi. Selain itu jika penderita mengkonsumsi obat diabetes
bersamaan dengan obat yang dapat menghambat kerja CYP450 juga dapat menyebabkan
hipoglikemia karena obat yang menghambat kerja CYP450 akan menyebabkan
metabolisme obat diabetes menjadi lambat, sehingga efek obat diabetes meningkat
dan terjadi hipoglikemia.
• Hipoglikemia pada orang non-diabetes, dapat
disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Jika orang
non-diabetes mengkonsumsi atau tidak sengaja mengkonsumsi insulin atau
obat-obatan lain yang dapat menurunkan kadar glukosa darah.
2. Hipoglikemia
terjadi sebagai efek samping dari pengobatan terutama bagi anak-anak dan orang
tua dengan gagal ginjal, contohnya Quinine yang digunakan untuk mengobati
malaria atau efek mengkonsumsi obat-obat dalam jumlah besar seperti asam
salisilat. Obat sulfa yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, juga
dapat menyebabkan hipoglikemia karena obat sulfa mengandung sulfur seperti obat
diabetes sulfonylurea. Sehingga obat sulfa dapat memicu sekresi insulin. Jika
insulin berlebih maka menyebabkan hipoglikemia.
3. Hipoglikemia
dapat terjadi jika produksi insulin yang meningkat, bisa disebabkan oleh tumor
pankreas langka (insulinoma). Terjadi pembesaran sel β pankreas yang
menyebabkan pelepasan insulin yang berlebihan.
4. Kurangnya
asupan karbohidrat dan aktifitas yang berat menyebabkan kadar glukosa darah
berkurang akibat ketidakseimbangan glukosa darah yang ada dan yang dibutuhkan
sebagai energi sehingga mengakibatkan hipoglikemia.
5. Sering mengkonsumsi
banyak alkohol dalam keadaan perut kosong. Hal tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan fungsi hati sehingga hati tidak dapat mengubah glukosa
darah menjadi glikogen.
KLASIFIKASI
HIPOGLIKEMIA
a. Hipoglikemia
pada bayi baru lahir
-
Hiperinsulinisme
bawaan
-
Bawaan kesalahan
metabolisme karbohidrat seperti penyakit penyimpanan glikogen
-
Ibu yang
terkena diabetes
b. Hipoglikemia
pada anak-anak
-
Gastroenteritis
atau puasa
-
Penyakit
diare pada anak-anak
-
Hipopituitarisme
bawaan
-
Bawaan
hiperinsulinisme
-
Makan
makanan yang mengandung fruktosa dan galaktosa serta asam amino leusin
c. Hipoglikemia
pada remaja
-
Hiperinsulinisme
bawaan
-
Insulin
disuntikkan untuk diabetes tipe 1
d. Hipoglikemia
pada dewasa sampai usia lanjut
-
Interaksi
obat yang kompleks
-
Kejadian
tumor penghasil insulin juga meningkat (insulinoma)
PATOFISIOLOGI
Hipoglikemia
adalah suatu keadaan dimana kadar gula di dalam darah menurun. Metabolisme otak sangat tergantung kepada jumlah glukosa yang masuk ke
otak:
a) Sebagian kecil glukosa ini dapat diperoleh oleh otak dari glukogen yang
tersimpan di atrosit.
b) Supply glukosa yang terdifusi dari peredaran darah ke jaringan
interstitial di sistem syaraf pusat yang bersifat continue.
Oleh sebab itu, jika
kadar gula darah dan asupan glukosa ke otak menurun, maka otaklah organ pertama
yang mendapat pengaruhnya.
Ketika asupan glukosa
ke darah menurun maka :
- Efisiensi
mental berada di bawah 65mg/dl
- Terjadi penurunan kemampuan dalam bergerak dan
berfikir.
- Ketika kadar gula darah menurun hingga 10mg/dl
maka sebagian besar dari sel saraf akan mulai tidak berfungsi.
- Kontrol motorik berkurang
- Kehilangan kesadaran.
Mekanisme otak ketika
mengalami kekurangan asupan darah :
- Meningkatkan kadar gula darah melalui proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis.
- Melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal
untuk melepaskan epinefrin (adrenalin)
- Hati akan membantu mengubah glikogen menjadi glukosa
REAKSI
BIOKIMIA
a. Metabolisme Karbohidrat
-
Karbohidrat
setelah dicerna di usus, akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida.
-
Monosakarida
dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati, dan sebagian lainnya
dibawa ke sel jaringan tertentu, dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut.
-
Di dalam
hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke bagian
tubuh yang memerlukan
-
Insulin
berperan sentral dalam mengatur glukosa darah.
-
Hormone
ini dihasilkan dari sel β pulau langerhans di pancreas sebagai respon terhadap
hiperglikemia.
b. Mekinisme Kerja Insulin dalam mengatur
Glukosa Darah
-
Insulin
berperan sentral dalam mengatur glukosa darah.
-
Sel-sel β
pulau langehans bersifat permeable bebas tethadap glukosa melalui
pengangkut GLUT 2 dan glukosa mengalami
fosforilasi oleh glukokinase.
-
Oleh
karena itu, peningkatan glukosa darah akan menaikkan aliran metabolic melalui
glikolisis, siklus asam sitrat , dan pembentukkan ATP.
-
Peningkatan
ATP menghambat kanal K+ yang peka ATP, menyebabkan depolarisasi
membrane sel yang meningkatkan influx Ca2+ melalui kanal Ca2+ pekavoltase
dan merangsang eksositosis insulin.
Oleh karena itu, kadar insulin dalam darah
setara dengan kosentrasi glukosa darah.
Zat-zat yang
menyebabkan pengeluaran Insulin dari pankreas adalah: asam amino, asam
lemak bebas, badan keton, Glucagon, dan sekretin.
c. Glikogenesis
Glikogenesis dalah
suatu proses sintesis glikogen dari glukosa disebut glikogenesis. Glikogen merupakan polimer α-D-Glukosa yang bercabang. Glikogen otot
berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot, sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa
darah. Sintesis glikogen memerlukan energi dalam bentuk UTP (Uridin Tri Pospat)
yang merupakan sumber energi yang lebih cepat. Proses glikogenesis memerlukan
dua kerja enzim, yaitu glikogen sintetase dan enzim pembuat
cabang glikogen.
Hipoglikemia disebabkan karena meningkatnya produksi insulin yang mengakibatkan
menurunnya kadar glukosa dalam darah. Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan
karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat, sehingga sintesis
glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak kegiatan
maka banyak energi untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa dalam darah
menurun.Dalam hal ini glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme
menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
• Gejala dan Gambaran Klinis
Gejala yang
dirasakan pada penderita Hipoglikemia adalah merasa cemas, hal ini disebabkan
karena pelepasan hormon epinefrin dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung
saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh, tetapi juga
menyebabkan gejala kecemasan seperti berkeringat, kegelisahan, gemetar, dan
juga pingsan. Untuk kasus hipoglikemia yang berat dapat timbul gejala yaitu
pusing, mudah lelah, tidak mampu berkonsentrasi karena berkurangnya glukosa ke
otak dan untuk yang cukup kronis dapat menyebabkan gangguan penglihatan,
kejang, dan koma.
Kadar
glukosa darah juga mempengaruhi gejala-gejala yang dialami :
- Hipoglikemia
ringan, yaitu terjadi pada kadar glukosa darah 50-60 mg/dL. Dapat diatasi
sendiri, tidak mengganggu aktivitas sehari-hari yang nyata. Gejala berupa mual,
lapar, tekanan darah turun.
- Hipoglikemia
sedang, yaitu terjadi pada kadar glukosa darah < 50 mg/dL. Dapat diatasi
sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata, otak mulai
kekurangan asupan glukosa sebagai sumber energi. Gejala berupa sakit kepala,
vertigo, perubahan emosi, perilaku irasional, gangguan koordinasi gerak,
penurunan fungsi rasa.
-
Hipoglikemia berat, yaitu terjadi pada kadar
glukosa darah < 35 mg/dL. Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa untuk
menanganinya, fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan berat: disorientasi,
kejang, penurunan kesadaran.
KLASIFIKASI
KLINIS HIPOGLIKEMIA AKUT
Jenis
|
Sign and Symptom
|
Ringan
|
Simtomatik, dapat diatasi
sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata
|
Sedang
|
Simtomatik, dapat diatasi
sendiri, menimbulkan ganggaun aktivitas sehari-hari yang nyata
Otak mulai kurang mendapat
glukosa sebagai sumber energi
|
Berat
|
Membutuhkan orang lain dan
terapi glukosa (bisa parenteral IM/ IV)
Fungsi SSP mengalami gangguan
berat: disorientasi, kejang, penurunan kesadaran
|
DIAGNOSIS
HIPOGLIKEMIA
Diagnosis hipoglikemia ditegakkan
dengan cara pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan fisik dapat
dilakukan dengan melihat gejala-gejala fisik hipoglikemia yang muncul pada
pasien seperti cemas, lemah, sakit kepala, tidak
mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang, dan gejala lainnya.
Pemeriksaan klinis dapat
dilakukan melalui pemeriksaan kadar gula darah, yaitu :
a. Gula Darah Puasa (GDP)
Gula darah yang diukur pada saat seseorang
tidak makan atau minum sesuatu yang mengandung gula selama 8 jam terakhir,
nilai normal gula darah puasa adalah antara 70 dan 100 mg/dL.
b. Gula darah 2 jam setelah makan (GDPP)
Kadar gula
darah yang diambil (diukur) pada saat 2 jam setelah makan kurang dari 140
mg/dL.
c. Gula Darah Sesaat (GDS)
Pengukuran
kadar gula darah kapan saja selain waktu di atas, nilai normalnya adalah 70 –
200 mg/dL.
d. HBA1c, menunjukkan
kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4 - 6%.
Pada penderita hipoglikemia
pemeriksaan diatas akan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari normal. Selain
mengukur kadar gula darah, dapat dilakukan pengukuran lainnya untuk mendiagnosis
hipoglikemia :
a. Pengukuran kadar Insulin.Kadar insulin yang tinggi
dapat mengindikasikan hipoglikemia.
b. Pengukuran C-peptida. Digunakan untuk memonitor produksi insulin dan untuk menentukan
apakah kadar insulin yang tinggi karena pankreas berlebihan dalam melepas
insulin.
c. Pengukuran Antibodi terhadap insulin,apabila dicurigai karena autoimun.
d. Pemeriksaan fungsi organpada hati, pankreas, dan kelenjar adrenal.
• Pencegahan dan Pengobatan
Terdapat berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hipoglikemia. Penanganan yang dilakukan harus
berdasarkan pada penyebab dari hipoglikemia pada pasien. Beberapa terapi yang dapat
dilakukan :
(1) Terapi glukosa oral dapat dilakukan dengan segera mengkonsumsi pisang,
roti, atau karbohidrat kompleks lainnya,
(2) terapi glukosa intravenadengan cara injeksi.Keunggulan dari terapi
ini adalah terapi dapat
dilakukan pada penderita yang kehilangan kesadaran,
(3)
memberikan suntikan yang
mengandung glukagon karena
hormon glukagon akan memecah glikogen sehingga kadar gula darah akan meningkat,
(4) hipoglikemia yang terjadi akibat dari gangguan fungsi organ hati, ginjal,
kelenjar adrenal, atau pankreas, maka dapat sembuh jika gangguan tersebut diobati baik
dengan obat-obatan atau dengan operasi,
(5) jika terdapat tumor penghasil insulin maka tumor tersebut dapat dioperasi atau dilakukan pengangkatan.
Pencegahan hipoglikemia dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah dengan mengkonsumsi obat diabetes secara benar bagi
penderita diabetes, kenali
gejala-gejala hipoglikemia yang muncul, membatasi konsumsi minuman keras yang mengandung alkohol, memantau kadar glukosa
darah secara berkala, mengkonsumsi karbohidrat sesuai dengan kebutuhan aktivitas yang akan dilakukan, dan
menjalankan pola hidup sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar