Klasifikasi Hiperlipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia dapat
diklasifikasikan dalam 5 tipe yaitu hiperlipoproteinemia tipe I,
hiperlipoproteinemia tipe II, hiperlipoproteinemia tipe III,
hiperlipoproteinemia tipe IV, dan hiperlipoproteinemia tipe V.
A.
Hiperlipoproteinemia Tipe I
1.
Pengertian
Hiperlipoproteinemia tipe I (hiperkolesterolemia
murni/hiperkilomikronemia familial) adalah suatu kondisi yang mengganggu
pemecahan lemak dalam tubuh, sehingga mengakibatkan kadar kilomikron
(triasilgliserida) dalam darah tinggi. Hiperlipoproteinemia tipe I merupakan
penyakit keturunan yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir.
2.
Etiologi
Tipe kelainan ini terjadi karena
kekurangan enzim lipoprotein lipase atau apoC-II yang merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim
LPL sehingga menyebabkan ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL
trigliserida dari darah secara efektif. Penyebab hiperlipoproteinemia tipe Iadalah
karena defisiensi enzim lipoprotein lipase atau apoC-II. Hal ini bisa
disebabkan karena adanya mutasi pada gen LPL (Lipoprotein Lipase). Gen LPL
memacu produksi lipoprotein lipase, dan membutuhkan apoC-II sebagai
kofaktornya. Enzim lipoprotein lipase ini akan memecah lipoprotein (kilomikron)
yang biasanya membawa molekul lemak dari usus ke dalam darah. Ketika
lipoprotein dipecah, lipoprotein melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak
disimpan oleh jaringan adiposa atau digunakan sebagai energi untuk otot;
sementara gliserol akan digunakan oleh hati untuk sintesis lainnya, misalnya
sintesis lemak. Jika terjadi mutasi pada gen LPL atau memang terjadi defisiensi
apoC-II, lipoprotein tidak akan terurai secara efisien. Hal ini akan
menyebabkan akumulasi drastis kilomikron dalam plasma; walaupun dalam keadaan
puasa.
3.
Gejala
Pada
penderita kelainan ini memperlihatkan gejala berupa hati membesar (diakibatkan
oleh kerja hati yang berlebihan dalam membentuk triasilgliserida) dan limpa
membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna kuning-pink&lesikulitberwarnakuning(xantomaeruptif).
Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa menyebabkan
pankreatitis.
4.
Patofisiologi
Lipid yang dikonsumsi terdiri
atas kolesterol dan trigliserid. Apabila terjadi keadaan hiperlipoproteinemia,
akan menyebabkan kelainan metabolisme lipid. Kelainan metabolisme lipid pada
keadaan hiperlipoproteinemia dapat terjadi pada saat produksi atau penggunaan
lipoprotein.
Lemak akan dihidrolisis oleh
enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus dan disekresikan
ke dalam saluran limfemesenterikus dalam bentuk kilomikron. Kemudian kandungan
trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak, gliserol
dan kolesterol dengan perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) sehingga
menjadi kilomikronremnan. Kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit,
mengalami degradasi oleh enzim lisosom.
5.
Diagnosis
a.
Lipoprotein
lipase menurun
b.
LDL rendah (kadar
normal = 100 mg/dL)
c.
Level
kolesterol total meningkat (kadar normal = 160 – 200 mg/dL)
d.
Pemeriksaan
darah pada penderita menunjukkan kadar trigliserida yang sangat tinggi. Trigliserida
tinggi hingga 1000 mg/dL bahkan 10.000 mg/dL (kadar normal = 150 mg/dL).
B.
Hiperlipoproteinemia Tipe II
- Pengertian
Hiperlipoproteinemia
tipe II (hiperkolesterolemiafamilial) merupakan suatu penyakit keturunan yang
mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini (biasanya karena
serangan jantung). Tipe kelainan ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat
merupakan kondisi awal (primer) ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi
hiperlipidemia lainnya. Pada penderita kelainan ini terdapat endapan lemak yang
membentuk pertumbuhan xantoma di dalam tendon dan kulit.
- Klasifikasi
Hiperlipoproteinemia tipe II terdiri atas dua tipe,
yaitu:
a.
Hiperlipoproteinemia
Tipe II A
Hiperlipoproteinemia
tipe II A (FamilialHypercholesterolemia)ditandai dengan peningkatan LDL darah yang meningkat
drastis dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam degradasi LDL
sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum, tetapi triasilgliserol normal.
Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal. Penyakit jantung iskemik
terjadi sangat dipercepat.
Hiperkolesterolemia
ini dikatakan heterozigot jika level kolesterol totalnya berkisar antara
275-500 mg/dl. Hiperkolesterolemia heterozigot biasanya akan berkembang menjadi
xanthomas pada orang dewasa dan berpeluang menjadi penyakit vaskuler jika
ternyata pada golongan usia 30-50 tahun. Sedangkan hiperkolesterolemia dengan
level kolesterol total lebih dari 500 mg/dl dikategorikan sebagai
hiperkolesterolemia homozigot yang berkembang menjadi xanthomas pada orang
dewasa dan menjadi penyakit vaskuler pada anak-anak. Selain itu tipe ini dapat juga
disebabkan oleh beberapa kondisi genetik,yaituHiperkolesterolemiadefectifApo
B-100 dan Poligenikhiperkolesterolemia.
- HiperlipoproteinemiaTipe II B
Hiperlipoproteinemia Tipe II B (FamilialCombinedHypercholesterolemia)
ditandai dengan tingginya kadar kolesterol dan trigliserida, yang disebabkan
oleh peningkatan LDL dan VLDL. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada domain
reseptor apolipoprotein B-100 yang merupakan
komponen utama dari LDL dan VLDL.Pada
kelainan tipe ini, xanthoma jarang terjadi tetapi tipe ini ditandai dengan
predisposisi CAD (CoronaryArteryDisease)
prematur.
Kelainan
ini disebabkan karena meningkatnya produksi hepatikApo B (merupakan
apolipoprotein utama pada LDL dan VLDL). Pada Tipe
ini terjadi peningkatan plasma apo B. Tingkat apo B tinggi untuk plasma LDL-C
karena adanya partikel LDL kecil yang padat, yang merupakan karakteristik dari
sindrom ini dan sangat aterogenik. Tingginya kadar LDL, kolesterol, dan
trigliserida disebabkan karena disregulasi dari 3-hydroxy-3-methylglutaryl A
reduktase (HMG-CoAreductase), yang merupakan enzim pengendali dalam biosintesis
kolesterol.
C.
Hiperlipoproteinemia Tipe III
- Pengertian
Hiperlipoproteinemia tipe III merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang
menyebabkan tingginya kadar VLDL remnant (trigliserida) dan IDL (trigliserida
dan kolesterol). Disebut sebagai disbetalipoproteinemia. Hiperlipoproteinemia tipe III
jarang terjadi dan hanya terjadi pada 1 dari 5000 orang. Penyakit ini
diturunkan dari orang tua ke anak, tetapi hanya 1 dari 4 anak yang positif
menderita.
- Etiologi
Tipe ini
terkait dengan abnormalitas pada gen yang menyandikan Apolipoprotein E (Apo E)
dan ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma. Kelainan tipe ini terkait dengan abnormalitas pada Apo E
(merupakan petanda pengenalan oleh reseptor-reseptor sel hati untuk
menghilangkan kilomikronremnant) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam
plasma sehingga terjadi peningkatan kadar IDL. Kondisi
ini dapat pula terjadi pada hipotiroidisme.
- Gejala
Pada
penderita kelainan ini memperlihatkan gejalasebagaiberikut:
a.
Terjadi
xanthoma (penimbunan lemak). Kelainan ini terjadi lebih awal pada pria
dibandingkan pada wanita. Pada penderita pria akan tampak pertumbuhan lemak di
kulit pada masa dewasa awal, sedangkan pada penderita wanita akan tampak pertumbuhan
lemak 10-15 tahun kemudian. Pada penderita pria maupun wanita yang mengalami
obesitas maka pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal.
b.
Terjadi
aterosklerosis pada usia dini.
c.
Nyeri perut
sebagai akibat pembesaran hati dan limpa yang disebabkan oleh tingginya kadar
trigliserida.
d.
Penderita
mengalami diabetes ringan.
e.
Peningkatankadar
asam urat dalam darah.
- Patofisiologi
Apolipoprotein E berperan penting
untuk metabolisme lipoprotein kaya trigliserida (VLDL dan IDL). Mutasi pada gen
penyandi Apo E dapat terjadi karena perubahan asam amino sistein menjadi
arginin dan genotip Apo E-3 menjadi Apo E-2. Apo E yang cacat akan
mengakibatkan akumulasi lipoprotein kaya trigliserida, seperti sisa kilomikron
dan VLDL (β-VLDL) dalam plasma.
Remnant VLDL atau IDL mengandung trigliserida, kolesterol, Apo
B, dan Apo E yang akan masuk ke hati melewati reseptor LDL atau reseptor Apo
B-100 atau Apo E. Tetapi Apo E yang mengalami mutasi tidak dapat berikatan
dengan reseptor ini sehingga IDL tidak dapat masuk ke hati dan terjadi
penumpukan IDL dalam darah. Dengan tingginya kadar IDL (trigliserida dan
kolesterol), akan meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, stroke, dan
penyakirkardiovaskuler lainnya.
- Diagnosis
a.
Uji darah
puasa, yakni pengambilan sampel darah saat puasa. Peningkatan trigliserida
& kolesterol ditentukan oleh analisis laboratorium serum atau plasma
setelah puasa selama 10 sampai 12 jam.Pemeriksaan darah pada penderita
menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida.Akan terdapat
kenaikan kadar kolesterol dan trigliserida, sekitar 10 mmol/L.
b.
Pola tipikal
dari tipe III ini berbeda dari dislipidemia herediter lainnya, yakni
peningkatan kadar partikel sisa makanan dan mengandung trgliserida dan
kolesterol. Kadar LDL seringkali normal atau bahkan rendah.
D.
Hiperlipoproteinemia Tipe IV
- Pengertian
Hiperlipoproteinemia tipe IV (FamilialHyperlipemia). merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa
penderita yang menyebabkan tingginya kadar trigliserida plasma yang terkandung
di dalam VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis.
- Etiologi
Kondisi
ini berhubungan dengan abnormalitas toleransi glukosa (resisten insulin) dan
obesitas.Hiperlipoproteinemia tipe IV juga dapat disebabkan olehhal-halseperti
genetika, usia tua, reaksi pengobatan, diabetes, faktor gaya hidup, dan kondisi
medis lainnya.
- Gejala
Pada
penderita kelainan ini memperlihatkan gejala sebagai berikut:
a.
Tanpa
gejala, ini biasanya terjadi pada saat-saat awal terjadinya hiperlipoproteinemia
b.
Nyeri
abdomen berat
c.
Pankreatitis
d.
Xanthomaseruptif
e.
Polineuropati
perifer
f.
Hipertensi.
- Patofisiologi
Pada
kelainan ini kadar VLDL meningkat, sedangkan LDL normal atau berkurang,
mengakibatkan kadar kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar
gliserol yang berbedasehingga terjadi peningkatan kadar triasilgliserol yang
terkandung dalam VLDL.
- Diagnosis
Hiperlipoproteinemia Tipe IVditandai dengan peningkatan VLDL
dan kadar trigliserida, keruhnya serum, tingkat kolesterol normal atau hanya
sedikit lebih tinggi dari kadar normal. Kelainan ini ditandai oleh peningkatan VLDL dan kadar trigliserida hampir selalu kurang
dari 1000 mg/dL.
E.
Hiperlipoproteinemia Tipe V
1.
Pengertian
Hiperlipoproteinemia
tipe V merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi dan mempunyai
karakteristik peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat disebut
sebagai hipertrigliseridemia, dimana tubuh tidak mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana
mestinya.
2.
Etiologi
Kelainan
ini biasanya bersifat keturunan atau diturunkan yang muncul pada masa dewasa
awal. Selain diturunkan, kelainan ini juga bisa terjadi akibat penyalahgunaan
alkohol, diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, dan gagal ginjal.
3.
Gejala
Pada
penderita kelainan ini ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di
kulit, pembesaran hati dan limpa. Penderita biasanya juga mengalami diabetes
ringan dan peningkatan asam urat serta banyak penderita yang mengalami
kelebihan berat badan.
4.
Patofisiologi
Pada
kelainainan ini, kadar lipoprotein lipase umumnya normal. Tubuh tidak mampu
memetabolisme dan mengekskresikan kelebihan trigliserida eksogen maupun endogen
yang tidak sempurna yang dapat mengancamanresikopankreatitis seumur hidup. Kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal atau berkurang.Ini
menyebabkan kadar kolesterol meningkat dan triasilgliserol sangat meningkat.
Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan
kilomikron.
5. Diagnosis
Pada diagnosanya, penderita hiperlipoproteinemia tipe Vakan
diperikasa darah puasa. Apabila penderita positif mengalami
hiperlipoproteinemia tipe ini maka akan ditemukana kadar VLDL meningkat, kadar
kilomikron meningkat, sedangkan kadar lipoprotein lipase normal. Lapisan serum pada tipe ini terlihat mirip susu pada layer bagian atas dan
kotor pada layer bagian bawah. Kadar trigliserida selalu lebih besar dari
1000 mg / dL, dan kadar kolesterol total selalu meningkat. Kadar
kolesterol LDL biasanya rendah. Kadar trigliserida lebih besar dari 1000
mg / dL akan meningkatkan risiko pankreatitis akut.
(Sumber: Porth, C. (2008). Study guide for Pathophysiology. Philadelphia, PA.: WoltersKluwer/ Lippincott Williams & Wilkins.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar