Definisi dan Etiologi
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan abnormalitas jumlah fraksi lipid dalam darah atau lipoprotein plasma (dyslipoproteinemia) ,Lipoprotein tersebut adalah kilomikron, trigliserida, LDL, dan HDL.
Dislipidemia merupakan factor resiko dari perkembangan penyakit atherosclerosis. Diagnosis dilakukan dengan pengukuran kadar kolesterol total pada plasma darah,
trigliserida, dan masing-masing
lipoprotein.
Penyebab
dyslipidemia dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab primer dan sekunder.
a. Penyebab
Primer (faktorketurunan/genetik)
Penyebab
primer adalah mutasi gen
tunggal atau lebih yang mengakibatkan produksi berlebihan atau defek pada kliren strigliserida dan kolesterol
LDL, atau produksi
yang kurang atau klirens berlebih dari kolesterol
HDL.
b. Penyebab Sekunder (gayahidupdanlainnya)
1. Faktor Jenis
Kelamin
Pria mempunyai risiko lebih besar dari
wanita, karena pria mempunyai hormon testosteron yang mempercepat timbulnya
aterosklerosis sedangkan hormon estrogen mempunyai efek perlindungan
aterosklerosis. Tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar.
2. Faktor Usia
Semakin tua
usia maka fungsi organ tubuhnya menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor
LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan
menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL relatif tidak berubah.
3. Faktor
Kegemukan
Kegemukan
disebabkan ketidakseimbangan energi yang masuk bersama makanan, dengan energi
yang dipakai. Kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi
dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi dan memengaruhi
lipoprotein lain.
4. Faktor
Kurang Olahraga
Olahraga yang teratur menyebabkan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan
kolesterol HDL meningkat. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan
melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah. Jika kurang olahraga
akibatnya tidak bias memecahkan timbunan trigliserida.
5. Faktor
Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Nikotin dalam
asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme
lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
6. Faktor
Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan
hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL.
7. Faktorlainnya
Penyakit diabetes mellitus, Konsumsi alkohol,
Penyakit ginjal kronis, Hypothyroid, Penyakit liver, Obat-obatan, sepertiβ –
Bloker, diuretik, kontrasepsi oral (estrogen, gestagen).
Klasifikasi
Berdasarkan
penyebabnya, dyslipidemia terdiri dari dyslipidemia primer dan sekunder seperti
pada penjelasan di atas.
Dyslipidemia
primer terdiri dari:
Hipolipoproteinemia
Nama
|
Defek
|
Keterangan
|
Abetalipoproteinemia
|
Tidak terbentuknya kilomikron,
VLDL, atau LDL karena defek dalam loading
apo B dengan lipid
|
Langka;
asilgliserol darah rendah; usus dan hati mengakumulasi asilgliserol.
Malabsorbsi intestinal. Kematian dini dapat dihindari dengan pemberian dosis tinggi
vitamin larut lemak, khususnya vitamin E.
|
Familial
alpha-lipoprotein deficiency
Tangier
disease
Fish-eye
disease
Apo-A-I deficiencie
|
HDL yang rendah atau hamper tidak ada
|
Dapat menuju hypertriacylglycerolemia sebagai akibat tidak adanya apo
C-II, mengakibatkan LDL inaktif. Kadar LDL rendah.
Atherosclerosis padalansia
|
Hiperlipoproteinemia
Definisi
Suatu
keadaan dimana kadar kolesterol atau trigliserida tinggi dalam darah,
LDL (Low Density Lipoprotein) yang tinggi, dan HDL (High Density
Lipoprotein) yang rendah.
Etiologi
·
Faktorgenetik
Jika memiliki anggota keluarga lain yang mengidap penyakit ini,
maka kemungkinannya adalah berasal dari faktorgenetik.
·
Gaya hidup dan pola makan
Kebanyakan disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup atau kondisi medis
yang dapat diobati. Kontributor gaya hidup termasuk obesitas, kurang /
tidakberolahraga, dan merokok. Mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang kaya
akan lemak trans dan kolesterol akan meningkatkan jumlah lipid dalam tubuh kita.
Kondisi lain yang menyebabkan hiperlipidemia dapat termasuk diabetes, penyakit
ginjal, kehamilan, dan kelenjar tiroid yang kurang aktif, serta obat-obatan
tertentu yang dapat mengganggu metabolism lemak seperti estrogen, pil KB,
kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu).
Patofisiologi
Konsentrasi
kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL lipoprotein adalah predictor kuat untuk
penyakit jantung koroner. Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasi rendah
dari HDL sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko tinggi
terkena aterosklerosis. Keseimbanganantara HDL dan LDL semata-mata ditentukan
secara genetikal, tetapi dapat diubah dengan pengobatan, pemilihan makanan dan
factor lainnya.
Berdasarkan klasifikasi
Fredrickson hiperlipoproteinemia dibedakan menjadi
B. Patofisiologis
- Homeostasis Kolesterol
Kolesterol, trigliserida, dan
lipid yang bersifat hidrofobik lain dalam tubuh diangkut melalui aliran darah
dalam partikel berbentuk bola yang disebut lipoprotein yang lebih hidrofilik.
- Metabolism Lipoprotein
a. Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan
terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari
makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan
bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari
makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.
b. Jalur Metabolisme Endogen
Trigliserid dan kolesterol yang
disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.
Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam
sirkulasi, trigliserid dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami
hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan
mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling
banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol dalam LDL akan dibawa ke
hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan
ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari
kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A
(SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak
kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung
dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi
tingkat okdidasi seperti :
· Meningkatnya
jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom metabolik dan
diabetes melitus.
· Kadar
kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol –HDL akan bersifat protektif
terhadap oksidasi LDL.
c. Jalur Reverse Cholesterol Transport
Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar. HDL merupakan lipoprotein yang berperan pada jalur ini.
Patofisiologi
Dislipidemia pada Diabetes Mellitus
Dislipidemia
pada diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya
kadar HDL kolesterol. Kadar LDL kolesterol tidak banyak berbeda dengan yang
ditemukan pada individu non diabetes, namun lebih didominasi oleh bentuk yang
lebih kecil dan padat (small dense LDL). Partikel-partikel LDL kecil pada tini
secara intrinsic lebih bersifat aterogenik dari pada partikel-partikel LDL yang
lebih besar (buoyant LDL particles). Selanjutnya, karena ukurannya yang lebih
kecil, kandungan di dalam plasma lebih besar jumlahnya, sehingga lebih
meningkatkan risiko aterogenik. Trias dari abnormalitas profil lipid ini
dikenal dengan istilah “dislipidemiadiabetik”. Kerusakan kerja insulin
dan keadaan hiperglikemia akan menyebabkan perubahan lipoprotein plasma pada
pasien dengan diabetes. Pada diabetes tipe 2, obesitas atau kekacauan
metabolisme yang resisten terhadap insulin dapat menjadi penyebab dislipidemia,
selain hiperglikemia itu sendiri. Penyebab utama dislipidemia diabetes adalah
meningkatnya pelepasan asam lemak bebas dari sel-sel lemak yang resisten
terhadap insulin. Peningkatan fluks asam lemak bebas ke dalam hati dalam
kondisi adanya persediaan glukagon yang mencukupi mendukung produksi
trigliserida, yang akan menstimulasi sekresi Apo B dan VLDL. Melemahnya
kemampuan insulin untuk menghambat pelepasan asam lemak bebas mengakibatkan
bertambahnya produksi VLDL hepatik yang berkaitan dengan derajat akumulasi
lemak hepatik. Hiperinsulinemia juga mempengaruhi rendahnya kadar HDL.
Peningkatan VLDL dan kadar trigliserida plasma menurunkan kadar HDL dan
meningkatkan konsentrasi LDL melalui beberapa proses:
HDL-transported
kolesteril ester diubah menjadi VLDL-transported trigliserida oleh kolesteril
ester transfer protein (CETP), yang menghasilkan peningkatan jumlah aterogenik
VLDL remnant yang kaya kolesterol dan HDL kaya TG. HDL yang diperkaya TG ini kemudian
dihidrolisis oleh hepatic lipase (HL) atau lipoprotein lipase.
C. Gejala
Dislipidemia tidak memiliki gejala tertentu, tapi dapat menuju penyakit vascular simptomatik, termasuk penyakit arteri coroner, stroke, dan penyakit arteri perifer. Kadar trigliserida yang tinggi (>
1000 mg/dL [> 11.3 mmol/L]) dapat menyebabkan pancreatitis akut. Kadar LDL yang tinggi dapat mengakibatkan arcuscorneae dan xanthoma pada tendon Achilles, siku, dan tendon lutut dan atas sendi metacarpophalangeal. Pasien dengan hypercholesterolemia familil homozigot dan memiliki gejala yang telah dijelaskan di atas dan xanthoma
planar atau tuberous. Xanthoma planar adalah bercak datar atau sedikit membengkak berwarna kuning. Xanthoma tuberous adalah nodul yang tidak sakit dan biasanya berada pada permukaan ekstensor dari sendi.
Pasien dengan kelebihan trigliserida yang parah dapat mengalami xanthoma eruptif pada punggung,
siku, bokong, lutut, tangan, dan kaki. Pasien dengan dysbetalipoproteinemia yang
langka dapat mengalami xanthoma palmar dan tuberous. Hypertriglyceridemia yang parah (> 2000
mg/dL [> 22.6 mmol/L]) dapat mengakibatkan arteri dan vena pada retina berwarna putih seperti krim (lipemiaretinalis). Kadar lipid yang
sangat tinggi dapat memberikan penampakan seperti susu pada plasma
darah. Gejala yang ditunjukan dapat meliputi paresthesias, dypsnea, dan kebingungan.
D. Diagnosis
Dislipidemia didiagnosa dengan mengukur serum lipid. Pengukuran rutin
(profil lipid) termasuk kolesterol total (TC), trigliserida (TG), kolesterol
HDL, dan kolesterol LDL. Kadar TG, TK dan HDL pada
plasma/serum dapat diukur dengan menggunakan kit reagen komersial. Kit komersial berisi sejumlah enzim-enzim spesifik yang mengubah substrat menjadi kromofor, sehingga kadarnya dapat diukur dengan spektrofotometri.
Komponen Lipid
|
Batasan (mg/dl)
|
Klasifikasi
|
Kolesterol
Total
|
< 200
|
Yang
diinginkan
|
200 – 239
|
Batas
tinggi
|
|
> 240
|
Tinggi
|
|
Kolesterol
LDL
|
< 100
|
Optimal
|
100 – 129
|
Mendekati
optimal
|
|
130 – 159
|
Batas
tinggi
|
|
160 – 189
|
Tinggi
|
|
> 190
|
Sangattinggi
|
|
Kolesterol
HDL
|
< 40
|
Rendah
|
> 60
|
Tinggi
|
|
Trigliserida
|
< 150
|
Normal
|
150 – 199
|
Batas
tinggi
|
|
200 – 499
|
Tinggi
|
|
> 500
|
Sangattinggi
|
Untuk mendeteksi dyslipidemia secara dini,
setiap orang dewasa berumur lebih dari 20 tahun dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol
HDL. Sebaiknya pemeriksaan tersebut dimasukkan kedalam pemeriksaan kesehatan
rutin berkala (check up). Jika hasilnya normal, perlu diulang setiap 5
tahun. Screening universal menggunakan profil lipid puasa (TC, TG, HDL,
dan LDL) dilakukan pada anak-anak antara usia 9 dan 11 tahun (atau saat anak
berusia 2 tahun jika memiliki sejarah keluarga penderita hyperlipidemia atau
penyakit arterikoronerprematur.
Uji untuk penyebab sekunder dyslipidemia, termasuk pengukuran kadar gula puasa, enzim
liver, kreatinin, thyroid-stimulating hormone (TSH), dan protein urin harus dilakukan pada kebanyakan pasien yang baru didiagnosa dyslipidemia dan ketika komponen dari profil lipid
berubah menjadi buruk tanpa alasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar