Sabtu, 26 Maret 2016

HIPOLIPOPROTEINEMIA

Definisi dan Etiologi
Salah  satu unsur yang ada dalam makanan adalah  lipid. Lipid, merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, oleh karena itu harus diikat oleh protein tertentu, contohnya apoprotein. Lipoprotein merupakan senyawa gabungan antara lipid dan apoprotein. Lipoprotein memungkinkan lipid untuk bergerak melalui air di dalam dan di luar  sel.
Empat kelompok utama lipoprotein yang penting secara fisiologis dan penting dalam diagnosis klinis, yaitu:
Kelompok lipoprotein
Deskripsi
Kilomikron
Berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very-low density lipoproteins,  VLDL, ataupra-β-lipoprotein)
Berasal dari I untuk eksportri asilgliserol
Lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein, LDL, atau β-lipoprotein)
Menggambarkan  suatu tahap akhir metabolism VLDL
Lipoprotein berdensitastinggi (high density lipoprotein, HDL, atau α-lipoprotein)
Berperan dalam transport kolesterol dan pada metabolism kolesterol dan VLDL.


Kelainan metabolisme lipoprotein dapat menyebabkan gangguan primer yang disebut hipolipoproteinemia atau hiperlipoproteinemia. Hipolipoproteinemia merupakan suatu penyakit primer lipoprotein plasma dimana kadar lemak dalam darah menurun. Gangguan primer tersebut disebabkan oleh gangguan pada tahap tertentu, baikdalam proses pembentukan (syntesis), pengangkutan (uptake) ataupun penghancuran (catabolism) lipoprotein.

Etiologi
Penyakit hipolipoproteinemia disebabkan oleh beberapa factor berikut, antara lain:
a.      Malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, termasuk asupan lemak. Hal ini menebabkan tubuh kekurangan lemak sehingga kadar lemak dalam darah menurun.
Gejala-gejala kekurangan zat gizi:
Ø  Kekurangan Zat Besi : Anemia
Ø  Kekurangan Kalsium : Penipisantulang
Ø  Kekurangan AsamFolat : Anemia
Ø  Kekurangan Vitamin B1 : Kesemutan, terutama di kaki
Ø  Kekurangan Vitamin B2 : Sariawandansudutbibirpecah-pecah
Ø  Kekurangan Vitamin B12 : Anemia, kesemutan

b.      Malabsorpsi
Malabsorbsi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan kegagalan untuk mengabsorbsi nutrisi dari saluran pencernaan. Ada banyak penyebab malabsorbsi saluran pencernaan, yaitu karena agen penyebab infeksi, cacat struktural, kelainan mukosa, defisiensi enzim, dan kegagalan pencernaan. Hal ini terjadi ketika ada kerusakan dalam proses pencernaan di dalam usus, menyebabkan absorbsi nutrisi yang buruk. Malabsorbsi menyebabkan penyerapan lemak dalam tubuh terganggu, sehingga menyebabkan kadar lemak dalam darah turun. Jika lemak tidak diserap sebagaimana mestinya, tinja akan berwarna terang, lembek, berbau busuk, dan jumlahnya sangat banyak; tinja semacam ini disebut steatorrhea.

c.       Anemia
Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:
Ø  Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C
Ø  Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.
Ø  Penyakit radang kronis seperti lupus, artritisrematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan  anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah  merah. Anemia juga dapat menyebabkan kadar lemah darah menurun.

d.      Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid yang dapat menyebabkan kadar lemak dalam darah menurun. Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder.
Tiroid merupakan hormon yang berperan dalam metabolisme. Ketika terjadi hipertiroidisme, aktivitas kelenjar tiroid meningkat sehingga metabolisme lemak juga akan meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya gangguan pada sintesis VLDL sehingga kadar LDL dalam darah turun.

e.      Kondisi genetik langka
Contoh kondisi genetik langka yang dapat menyebabkan hipolipoproteinemia adalah hypobetalipoproteinemiadanabetalipoproteinemia.
f.        Penyakit Tangier
Penderita penyakit Tangier memiliki kadar kolesterol HDL yang sangat rendah dan menyebabkan kelainan fungsi saraf serta pembesaran kelenjar getah bening, amandel, hati dan limpa.
g.      Faktor genetik
Hypolipoproteinemia dapat dipengaruhi oleh faktor genetika yang diturunkan dari suatu keluarga yang memiliki riwayat hipolipoprotein.

h.      Gaya hidup dan pola makan
Gaya hidup terutama yang berkaitan dengan pola makan merupakan salah satu faktor penyebab hipolipoprotein. Kurangnya asupan makanan yang mengandung lemak dapat mengurangi jumlah lipid dalam tubuh.

i.        Usia
Seiring dengan meningkatnya usia maka kadar LDL akan meningkat,sehingga risiko penyakit hipolipoproteinemia pada bayi lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa, hal ini disebabkan karena pada bayi kadar LDLnya lebih rendah dibandingkan dengan  dewasa.

j.        Jenis  Kelamin
Risiko terkenanya penyakit hipolipoproteinemia pada pria lebih besar dibandingkan pada wanita. Hal ini disebabkan karena pria memiliki kadar LDL yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

Patofisiologi
     Berdasarkan patofiologinya ada 3 jenis kelainan yang berkaitan dengan hipolipoproteinemia , yaitu :
Ø Abetalipoproteinemia
Ø Hipobetalipoproteinemia familial
Ø Defisiensi alfalipoprotein familial

1.  Abetalipoproteinemia
Abetalipoproteinemia (dikenal juga dengan sebutan Bassen-Kornzweig syndrome) merupakan gangguan resesif autosom yang jarang terjadi dan umumnya cenderung menyerang laki-laki daripada perempuan. Abetalipoproteinemia ditandai dengan tidak terbentuknya β- lipoprotein (LDL) ,VLDL dan kilomikron dalam plasma. Abetalipoproteinemia ini disebabkan oleh gangguan sintesisa poprotein B. Fungsi dari apoprotein B adalah sebagai penyusun VLDL dan Kilomikron. Hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan penyerapan lemak padamakanan, kolesterol, dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga baik dalam usus maupun dalam hati banyak terjadi penimbunan asilgliserol. Selain itu, dapat pula menyebabkan pergerakan usus yang abnormal, terbentuknya tinja berlemak (steatorrhea), bentuk sel darah merah yang abnormal, kebutaan akibat retinitis pigmentosa..
Pada bayi yang baru lahir yang menderita abetalipoproteinemia akan memiliki masalah dengan perutnya karena tubuhnya tidak dapat mencerna lemak dengan baik. Feses atau tinja pada bayi tersebut berwarna pucat dan berbau busuk. Karena tubuhnya memiliki masalah dengan lemak, maka terdapat pula masalah      dengan vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin A, E dan K. Selama 10 tahun pertama pada masa anak-anak, mereka akan menunjukkan gejala-gejala yang disebabkan karena kekurangan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Gejala tersebut yaitu:
a.      Ataxia
Gangguan yang diakibatkan karena rusaknya fungsi system saraf sehingga hilangnya keseimbangan, dan mengalami kesulitan untuk berjalan.
b.      Beberapa panca indra menjadi kurang peka
Penderita memiliki masalah dengan kepekaan temperature dan sentuhan, terutama pada tangan dan kaki.
c.       Acanthocytosis
Bentuk sel darah merah abnormal, yaitu berbetuk bintang.
d.      Kegagalan pada masa pertumbuhan
e.      Retinitis pigmentosa, berkurangnya kemampuan mata dalam penglihatan

2.     Hipobetalipoproteinemia
Pada Hipobetalipoproteinemia konsentrasi β- lipoprotein (LDL) berkisar antara 10% - 50% dari nilai normalnya, pada keadaan ini kilomikron tetap terbentuk. Sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan pengobatan. Apoprotein B merupakan unsure esensial bagi pengangkutan triasilgliserol. Kebanyakan individu dengan kelainan ini hidup sehat dan berumur panjang.
3.     Defisiensi alfalipoprotein familial
Salah satu penyakit defisiensi alfalipoprotein familial adalah penyakit Tangier. Penyakit Tangier merupakan gangguan resesif autosom dimana kadar HDL dalam darah rendah dan kadar apoA-I juga rendah atau hamper tidak ada. Pembentukan dan sekresi kilomikron maupun VLDL tidak terganggu. Namun, pada elektroforesis tidak terlihat pre- β lipoprotein tetapi ditemukan pita- β lebar yang mengandung triasilgliserol endogen. Hal ini terjadi karena pita pre- β yang normal mengandung apolipoprotein lain yang normalnya dihasilkan oleh HDL.
HDL membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali kehati. Pada penderita penyakit ini, kadar trigliserida dalam serum meningkat. Defisiensi alifalipoprotein dapat menimbulkan kelainan fungsi saraf serta pembesaran kelenjar getah bening, amandel, hati dan limpa. Gejala yang dialami oleh penderita penyakit Tangier yaitu cenderung mengalami hipertriasilgliserolemia, tonsil membesar kekuning-kuningan, splenomegali ,neuropatiperifer, hepatomegali, limfa denopati dan infiltrasikorneadifus. Selain itu, penyakit ini terkadang juga disertai dengan kenaikan risik oaterosklerosis.

Diagnosa

PemeriksaanDarah
Pada kelainan Hipolipoproteinemia terjadi kelainan terhadap jumlah dari lipoprotein, sehingga diagnosis yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan darah.Bertujuan untukmengetahuikadarlemak dan lipoproteindalamdarah.Metode pemeriksaan darah  ini akan lebih optimal apabila Pasienmelakukan puasa minimal selama 12 jam sebelum pemeriksaan.

Tabel Kisaran Kadar Lemak yang Ideal
PemeriksaanLaboratorium
Kisaran yang ideal (mg/dl darah)
Kolesterol total
120-200
Kilomikron
Negatif (setelah berpuasa selama 12 jam)
VLDL
1-30
LDL
60-160
HDL
35-65
Perbandingan LDL dengan HDL
<3,5
Trigliserida
10-160

      Penderita Abetalipoproteinemia umumnya tidak memiliki LDL dan VLDL dalam plasmanya.

      Penderita Hipobetalipoproteinemia memiliki kadar kolesterol plasma dan kolesterol LDL yang rendah, yaitu setengah dari kadar normal, bahkan seorang homozigot hipobetalipoproteinemia, kadar kolesterol tersebut di atas< 50 mg/dl darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar