DEFINISI
Pentosuria
adalah penyakit metabolik herediter dengan suatu kondisi di mana gula xilulosa,
yang merupakan golongan gula pentosa, terdapat di dalam urin dan darah dengan
konsentrasi tinggi. Hal ini ditandai sebagai kesalahan herediter metabolisme
karbohidrat pada tahun 1908. Hal ini terkait dengan terjadinya penurunan atau
tidak adanya L-xylulose reduktase, yang diperlukan untuk mereduksi L-xilulosa
menjadi xylitol. Walaupun pentosuria bersifat jinak, tanpa akibat klinis,
L-xilulosa adalah gula pereduksi, sehingga mungkin dapat memberikan kekeliruan
diagnosis dengan diabetes mellitus walau ditemukan konsentrasi gula yang tinggi
dalam urin (memberikan hasil positif palsu saat glukosa urin diukur dengan reagen
tembaga alkalin). Penderita pentosuria memiliki konsentrasi gula d-xyloketose
rendah. Dengan menggunakan Phenyl kristal pentosazone, reaksi phloroglucin, dan
spektrum penyerapan, pentosa dapat ditelusuri kembali karena adanya bahan
pereduksi yang terdapat dalam urin pada seseorang yang memiliki pentosuria.
Penelitian
telah menunjukkan bahwa pentosuria muncul dalam tiga bentuk yaitu Essential Pentosuria(L-xylulose reductase deficiency / L-xylulosuria
/ xylitol dehydrogenase deficiency),
Alimentary Pentosuria, dan Congenital
Pentosuria(Chronic Essential
Pentosuria). Yang paling banyak diteliti adalah pentosuria esensial, di mana
beberapa gram L-xylusol dilepaskan ke dalam sistem seseorang sehari-hari.
Xilulosa, yang terkandung dalam sel darah merah, terdiri dari isoform mayor dan
minor. Untuk seseorang dengan diagnosis pentosuria esensial, isoform mayor
tampak sama dengan yang minor. Namun, hanyaisoformmayoryangdipengaruhi
olehmutasi, tetapi isoform minor tidak dapat mengkompensasi fungsi DCXR untuk
mengkonversiL-xilulosa menjadi xylitol.
Pentosuria esensial terjadi hampir secara eksklusif pada individu dengan keturunan
Ashkenazi Yahudi. Sekitar 1 dari 3,300 orang pada
populasi initerdiagnosis pentosuria. Terjadinya Alimentary pentosuria
dapat diperoleh setelah mengkonsumsi buah-buahan mengandung pentosa (arabinosa
dan xilulosa) dengan kadar tinggi (misalnya buah Pir) dan bersifat temporer.
ETIOLOGI PENTOSURIA
Pentosuria esensial dapat disebabkan oleh faktor
keturunan (familial tendency) dan
beberapa obat-obat tertentu. Pentosuria esensial karena keturunan disebabkan
oleh mutasi pada gen DCXR. Gen ini memberikan instruksi untuk membuat protein
yang disebut dikarbonil/L-xylulose reduktase (DCXR), yang memiliki peran ganda
dalam tubuh. Salah satu fungsinya adalah untuk melakukan reaksi kimia yang
mengubah gula L-xilulosamenjadi xylitol. Reaksi ini merupakan salah satu
langkah dalam proses dimana tubuh dapat menggunakan gula sebagaisumber energi. Mutasi
gen DCXR menyebabkan pengubahan produksi protein DCXR menjadi protein yang cepat
rusak. Sehingga tanpa protein ini, L-xilulosa tidak dapat dikonversi menjadi
xylitol, dan gula berlebih dilepaskan ke dalam urin.
Bagaimana seseorang dapat mewariskan
pentosuria esensial? Kondisi ini diwariskan dalam pola
autosomal resesif, yang berarti kedua salinan dari
gen dalam setiap sel memiliki gen mutasi (gen DCXR terletak
dipanjang lengan kromosom 17 pada posisi 25.3.; yang menentukan produksi enzim NADP linked L-xylitol dehydrogenase). Orang tua
dari individu dengan kondisi resesif autosomal masing-masing membawa satu salinan
gen bermutasi, tetapi mereka biasanya tidak
menunjukkan tanda-tanda dan gejala kondisi. Laki-laki dengan pentosuria esensial,
tampak memiliki fungsi reproduksi yang normal, meskipun penelitian
menunjukkan bahwa kekurangan protein DCXR yang melekat
pada sel sperma dapat dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk memiliki
anak biologis(infertilitas).
Berbagai obat tertentu dapat meningkatkan
laju masuknya glukosa ke dalam jalur asam uronat sehingga dapat menyebabkan
pentosuria. Contohnya, pemberian barbital atau klorobutanol pada tikus
menyebabkan peningkatan bermakna konversi glukosa menjadi glukuronat,
L-gulonat, dan askorbat. Aminopirin dan antipirin juga meningkatkan eksresi
L-xilulosa pada pasien dengan pentosuria. Obat penginduksi pentosuria dapat
diperkuat dengan adanya morfin, demam, alergi, dan beberapa hormon.
• Lokasi Gen DCXR pada
kromosom
|
REAKSI BIOKIMIA
Asam
glukoronat disintesis dari glukosa melalui jalur asam uronat yang secara kuantitatif sedikit, tetapi sangat
penting untuk mengekskresi
metabolit dan bahan kimia asing (xenobiotik) sebagai glukoronida.Defisiensi di
jalur ini menyebabkan pentosuria
esensial.
Pada seseorang dengan kondisi normal, dalam
Jalur asam uronat, L-Gulonate teroksidasi
menjadi 3-keto-L-gulonat, yang kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi
L-xilulosa. Kemudian L-xilulosa diubah menjadi bentuk isomer Doleh reduksi dependen NADPH menjadi xilitol, diikuti oleh
oksidasi dalam suatu reaksi dependen-NAD menjadi D-xilulosa. Setelah diubah
menjadi D-xilulosa 5-fosfat, zat ini akandimetabolismemelalui jalur pentosa fosfat. Namun pada seseorang dengan
pentosuria, karena mutasi gen pada kromosom 17, mengakibatkan defisiensi enzim
L-Xilulosa reduktase sehingga tidak dapat mengkatalisis reduksi L-Xilulosa
menjadi Xilitol dan mengakibatkan pentosuria.
• Gejala dan Gambaran Klinis
Tidak ada tanda-tanda
atau gejalalangsung yang diidentifikasiterkait
denganPentosuria. Meskipun
pentosuriamungkinmenunjukkangejalayang samadengan diabetes. Pada urin
dan darah ditemukan L-xilulosa dalam konsentrasi tinggi karena kurangnya enzim
L-xilulosa reduktase pada sel darah merah.
Seperti
halnya penderita Fruktosuria, penderita Pentosuria tidak memerlukan pengobatan
secara khusus karena tidak menimbulkan masalah pada kesehatan.
DIAGNOSIS PENTOSURIA
Pentosuria dapat di diagnosis secara akurat dengan urinalisasi, yaitu mengambil sampel urin dan melakukan analisis terhadap urin sampel untuk menentukan kadar pentosa di dalamnya. Diagnosis dilakukan
untuk dapat membedakan pentosuria dari diabetes. Terdapat berbagai macam
tes pengujian untuk mengidentifikasi atau membuktikan adanya kandungan pentosa
(L-xilulosa) di dalam urin. Urin dapat diujikan dengan Benedict’s test (menghasilkan endapan kekuningan apabila positif
terdapat pentosa), Bial’s Orcein test (positif
mengandung pentosa apabila menghasilkan warna biru kehijauan), Lasker-Enklewits test (positif
mengandung L-Xiloketosa atau xilosa jika menghasilkan endapan kekuningan), dan Osozone test (secara mikroskopis
menunjukkan seperti long needle like
crystal,menunjukkan adanya L-xilulosa).
Terimakasih kak, penjelasannya lengkap. :)
BalasHapus