Selasa, 24 Mei 2016

AUTOIMUN

Autoimun
       Kelainan tubuh yang disebabkan oleh reaksi respon imun terhadap sel tubuh sendiri yang dianggap sebagai antigen.
       Terjadi ketika seorang individu kehilangan self-tolerance à sistem imun tidak dapat membedakan antara sel/jaringan tubuh dengan sel/jaringan asing.
       Reaksi respon imun yang terjadi: selular (pengrusakan jaringan oleh limfosit T dan makrofag); humoral (pembentukan autoantibodi).
       Komponen-komponen yang terlibat dalam respon self antigen: antibodi, sistem komplemen, reaksi kompleks imun, dan cell-mediated immunity (CMI).



4 macam tipe reaksi autoimunitas:
a.   Tipe I
Antibodi menyerang jaringan tubuh sendiri karena adanya kemiripan sekuens asam amino pada sel/jaringan tubuh dengan sel/jaringan asing. Contoh penyakit yang ditimbulkan ialah hepatitis C.
b.   Tipe II (reaksi sitotoksik)
Contoh penyakitnya ialah Grave’s disease dan myasthenia gravis.
-   Grave’s disease terjadi akibat produksi antibodi yang merangsang tiroid. Mekanisme reaksinya melibatkan reaksi antibodi yang disebut long acting thyroid stimulator dengan reseptor thyroid stimulating hormone à meningkatkan produksi hormon tiroid berlebih dan pembesaran kelenjar tiroid.
-   Myasthenia gravis yaitu penyakit autoimun yang mengakibatkan kelemahan otot secara progresif. Mekanisme reaksinya yaitu antibodi menutupi reseptor asetilkolin pada hubungan neuromuskular yang menyebabkan pemerimaan impuls saraf terhambat.
c.   Tipe III (reaksi kompleks imun)
Penyakit yang terjadi ialah Systemic Lupus Erythematosus dan rheumatoid arthritis.
-   Lupus Erythematosus sistemik, umumnya terjadi pada berbagai organ dan jaringan di seluruh tubuh, penderita kebanyakan ialah wanita. Pada penyakit ini dijumpai gangguan sistem regulasi sel T dan fungsi sel B, dimana gejala awalnya ialah alergi terhadap antigen yang umum.
Jika terjadi defisiensi sel T-penekan (Ts), maka sel B akan memproduksi imunoglobulin berlebihan yang akan memacu pembentukan anti-DNA, dimana anti-DNA tersebut bereaksi dengan self antigen à mengaktifasi sistem komplemen dan respon imun sel-sel efektor dan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan.
-   Rheumatoid arthritis, terjadi akibat reaksi kompleks imun IgG, IgM, dan komplemen persendian. Reaksi yang terjadi antara faktor reumatoid dengan bagian Fc-IgG à mengaktifkan sistem komplemen dan melepas mediator kemotaksis terhadap granulosit. Gejala yang timbul: sakit persendian, bengkak, dan sulit digerakkan.
d.   Tipe IV (reaksi cell-mediated autoimmune)
Penyakit yang muncul ialah multiple sclerosis, Hashimoto’s thyroiditis, dan diabetes melitus yang tergantung pada insulin.
-        Multiple sclerosis: dimana sel T dan makrofag merusak sel-sel saraf. Perkembangannya sangat lambat
Gejala: kelelahan sampai kelumpuhan (paralysis)
Penyebab utama: infeksi virus Epstein Barr
Penanganan: pemberian interferon dan obat untuk memperbaiki sistem imunitas
-        Hashimoto’s thyroiditis, akibat destruksi kelenjar tiroid melalui respon imun selular, terutama sel T. Terjadi peningkatan aktivitas sel T-sitotoksik dan produksi limfokin oleh limfosit T. Efek sitotoksisitas terjadi dengan bantuan ADCC.

-        Insulin Dependent Diabetes Melitus: respon imun selular dapat merusak sel-sel pankreas yang mensekresi insulin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar