Tumor marker (penanda tumor) adalah
substansi yang dapat ditemukan dalam tubuh saat seseorang menderita kanker. Tumor marker ini dapat dibentuk oleh sel kanker itu sendiri atau sebagai
respon tubuh terhadap kanker atau kondisi lainnya. Tumor marker dapat ditemukan dalam sel, jaringan, dan cairan tubuh
seperti darah dan urin. HCG dan
CT termasuk tumor marker kategori hormon.
HCG (Human Chorionic Gonadrotropin)
HCG adalah kompleks hormon glikoprotein
(bersifat luteotrofik) terdiri dari sub-unit alfa dan beta yang disekresikan
oleh jaringan synctiotrophoblast
dari plasenta. HCG umumnya terdapat pada urin dan darah wanita hamil 14-26 hari setelah
konsepsi. Kadar HCG tertinggi pada minggu ke-8 kehamilan. HCG biasanya terdapat pada orang yang sedang hamil. Jika tidak sedang
hamil, HCG mungkin mengindikasikan adanya kanker.
Fungsi
Fungsi
hormon chorionic gonadrotropin antara lain adalah:
• Mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium
• Mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan
• Mempengaruhi maternal immuno tolerance
Kadar HCG rendah
|
Kadar HCG tinggi
|
Keguguran
|
Kehamilan molar (hamil anggur)
|
Kehamilan etropik (di luar rahim)
|
Kanker kariokarsinoma
|
Multiple pregnancy
|
HCG sebagai tumor marker
Kadar HCG dalam darah terutama b-HCG tinggi pada pasien dengan sel tumor (kebanyakan pada ovarium dan
testis, terkadang juga di bagian tubuh lainnya). HCG tinggi pada pasien dengan kanker ovarium dan testis serta
gestational trophoblastic disease (umumnya choriocarcinoma). HCG juga tinggi pada pasien dengan kanker di bagian mediastinum yang
awalnya dimulai dari sel yang sama dengan sel kanker di ovarium dan testis. Kadar HCG ini digunakan untuk mendiagnosa/indikator dan monitoring sel
kanker serta pemberian treatment yang efektif.
Penyebab Kelainan HCG
• Kadar HCG dipengaruhi oleh kelainan trofoblast yang tumbuh dengan cepat
setelah implantasi benih.
• Trofoblast normal menjadi invasif dan erosi pembuluh darah berlebihan.
• Jaringan trofoblas pada villi berproliferasi mengeluarkan hormon human
chorionic gonadotrophin (hCG) dalam jumlah yang besar.
• Mola
hidatidosa adalah perubahan abnormal pada vili korionik menjadi sejumlah kista
yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan tumbuh
dengan cepat, memperbesar uretra dan menghasilkan sejumlah besar human
chorionik gonadotropin (hCG).
• Mola
hidatidiformis adalah marformasi besar yang terjadi pada trofoblas ketika vili
korionik berpoliferasi menjadi avaskular dan bisa berlanjut menimbulkan tumor
jinak atau ganas (mola invasif, koriokarsinoma).
Range Normal HCG
• Usia kehamilan 3 minggu : 5-50 mIU/L
• Usia kehamilan 4 minggu : 5-400 mIU/L
• Usia kehamilan 5 minggu : 20-7300 mIU/L
• Usia kehamilan 6 minggu : 1000-56000 mIU/L
• Usia kehamilan 8 minggu : 7500-220000 mIU/L
Gestasional Tropoblastic Disease (GTD)
Gestational trophoblastic disease (GTD): sekelompok tumor yang berkaitan dengan kehamilan. Sel-sel
GTD merupakan sel-sel trophoblast dan berasal dari jaringan yang tumbuh dalam
pembentukan plasenta saat hamil.
GTD terbagi atas 5 jenis tumor (1 non-malignant dan 4 malignant)
• Non-Malignant: hydatidiform
mole à molar pregnancy
• Malignant: Invasive
mole, Choriocarcinoma, Placental site trophoblastic tumour (PSTT), Epithelioid
trophoblastic tumour (ETT)
• Choriocarcinoma: merupakan
tumor ganas (ovarian tumor) yang ditandai dengan tingginya produksi HCG
saat sedang tidak hamil. Choriocarcinoma cenderung bersifat invasif dan dapat
bermetastasis melalui sistem darah dan limfa. bisa menyebar ke paru-paru,
vagina, perlvis, otak, ginjal, hati.
Pemeriksaan Kadar HCG
• Tes Urin: menggunakan
home pregnancy test
• Tes darah : menghitung
kadar HCG secara kuantitatif, yaitu konsentrasi per cc darah.
Kadar HCG darah kurang dari
5 mIU / cc biasanya negatif, lebih dari 25 mIU /
cc biasanya positif, antara 5 dan 25 mIU / cc
disebut “equivocal” (samar-samar) yang berarti tidak dapat disimpulkan.
Ibu
hamil biasanya mencapai konsentrasi hCG
darah minimal 10-50 / cc mIU dalam 7-8 hari
setelah implantasi.
CT (Calcitonine)
Kalsitonin
merupakan hormon polipeptida yang penting untuk metabolisme kalsium, dihasilkan
oleh sel-sel parafollicular cell pada kelenjar tiroid (kelenjar paratiroid
dan kelenjar timus), menghambat
reabsorpsi kalsium oleh tulang dan meningkatkan ekskresi kalsium pada ginjal. Peningkatan
jumlah kalsitonin menunjukkan adanya hiperplasia sel-C atau kanker medula
tiroid.
CT sebagai tumor marker
Calcitonin merupakan tumor marker yang dapat digunakan untuk mendeteksi
kanker secara dini, disebabkan MTC (Medulla Thyroid Cancer) sering diturunkan
(diwariskan).
Calcitonin dapat digunakan untuk mendeteksi kanker pada keluarga yang
memiliki resiko MTC
• Pasien dengan kadar kalsitonin >100 pg/mL: memiliki resiko MTC
(90-100%)
• Pasien dengan kadar kalsitonin dari 10 to 100 pg/mL: memiliki resiko MTC
<25%
• Nilai normal: <8.5 pg/mL laki-laki, < 5.0 pg/mL perempuan
Medulla Tyroid Cancer (MTC)
MTC merupakan bentuk kanker tiroid yang sangat jarang terjadi (hanya 3 to
10%) . MTC tumbuh dari sel-sel tiroid yaitu parafollicular cells atau C-cells
yang menghasilkan hormon kalsitonin. 25% dari MTC merupakan warisan/turunan.
Penyebab kelainan tumor marker CT
• Sekresi
kalsitonin yang berlebihan terjadi pada karsinoma medular di kelenjar tiroid
• Sekresi
berlebihan kalsitonin disebabkan karena kenaikan kadar kalsium dalam plasma
• Kadar
kalsitonin dapat meningkat pada wanita hamil dan bayi
• Penyebab
lainnya adalah karena adanya kerusakan ginjal, inflamasi tiroid, anemia dan
sirosis hati atau penggunaan obat-obat yang menaikkan kadar kalsitonin seperti
infus kalsium, epinefrin, estrogen, glukagon, pentagastrin dan kontrasepsi oral
Pemeriksaan kadar CT
·
Tes
darah: dilakukan pada pasien
yang diduga MTC. Tes darah juga dapat digunakan untuk skrining untuk pasien
yang keluarganya memiliki riwayat MTC dan berpotensi mengidap MTC.
·
Tes kadar
kalsitonin juga dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah kanker serta
memonitoring kemungkinan kembalinya kanker setelah operasi.
Sumber:
• Chang, Deborah H.(ed).2007.Tumor Markers Research Focus. New York: Nova
Science Publishers.
• Tiwari, Manjul.2012.Tumor Marker and Carcinogenesis. Denmark: River
Publishers.
• Kee, J.
(1995). Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 2nd ed. [ebook]
Jakarta: EGC, p.152. Available at: http://books.google.co.id [Accessed 14 Nov.
2014].
• Zona, C. (n.d.). Apa sih hormon HCG itu? Terus Galli Mainini
Test. [online] Academia.edu. Available at:
http://www.academia.edu/6731379/Apa_sih_hormon_HCG_itu_Terus_Galli_Mainini_Test
[Accessed 8 Nov. 2014].
• Rohen, J. and Lutjen-Drecoll, E. (2003). Embriologi Fungsional.
2nd ed. [ebook] Jakarta: EGC, p.21. Available at: http://books.google.co.id/
[Accessed 8 Nov. 2014].
• Kee, J. and
Hayes, E. (1996). Farmakologi : Pendekatan Dasar Keperawatan. 1st
ed. Jakarta: EGC, p.568.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar