BERI-BERI
Dasarnya, Beri beri ialah
gejala-gejala yg disebabkan kekurangan asupan Vitamin B (Tiamin). Penyakit ini
adalah salah satu keadaan kurang tiamin, bersamaan dengan ensefalopati
wernicke, sindrom korsakoff, dan penyakit wernicke-korsakoff.
Tiamin hanya berumur 18 hari
dalam.tubuh, dan cepat habis terlebih apabila kebutuhan metabolisme meningkat.
Vitamin ini berperan dalam berbagai fungsi metabolisme glukosa dan fungsi
neurologis. Dalam sejarah, beriberi umumnya menyerang komunitas-komunitas yang
mengkonsumsi beras yang telah dipoles hingga putih - membran luar beras itulah
yang merupakan sumber primer akan Tiamin.
Manifestasi Klinis
Gejala yang paling sering muncul adalah lemah,
psikosis, dan gangguan saraf.
Beriberi basah dikaitkan dengan
gangguan mental, kelemahan otot, edema, takikardia, kardiomegali, dan congestive
heart failure (CHF) pada gangguan saraf periferal.
Etiologi
Penyebab terjadinya beri-beri,
antara lain yaitu:
•
Konsumsi makanan yang mengandung enzim
tiaminase, sulfit, faktor antitiamin
•
Hipertiroidisme
•
Konsumsi obat iuretik dengan dosis tinggi
•
Hemodialisis
•
Malabsorbsi
•
Defisiensi as.folat
•
Bayi yang disusui oleh ibu yang kekurangan
tiamin
KLASIFIKASI BERI-BERI
BERI-BERI BASAH
Beri-beri basah yakni
disfungsi kardiovaskular yang biasanya kronik namun dapat pula timbul sebagai penyakit
akut. Disebut juga beri-beri black-Millenium.
Cedera dominan adalah jantung cepat rusak karena ketidakmampuan otot
jantung memenuhi kebutuhan
tubuh.
Manifestasi Klinis Beri-beri basah
u Gejala dan tanda awal defisiensi
thiamin tidaklah spesifik dan terkadang sedikit membingungkan, namun gejala
yang paling sering muncul adalah lemah, psikosis, dan gangguan saraf.
u Beriberi basah dikaitkan dengan gangguan mental, kelemahan
otot, edema, takikardia, kardiomegali, dan congestive heart failure
(CHF) pada gangguan saraf periferal
u Beriberi yang berdampak pada kelumpuhan
biasa terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang menderita defisiensi vitamin
B1.
Gejala:
a. Pembekakakn kaki, tungkai bawah, muka, dan bagian tubuh lain.
b. Bila betis yang bengkak ditekan, terbentuk cekungan yang tak segera hilang dan terasa sakit.
c. Lemas
d. Peningkatan denyut jantung
e. Efusi pleura (penumpukan cairan di sekitar paru –paru)
Patofisiologi beri-beri basah
Tiamin dirubah
menjadi bentuk aktif di dalam tubuh setelah beraksi dengan ATP menjadi tiamin
pirofosfat.
Tiamin pirofosfat adalah
kofaktor tiga enzim dalam metabolisme
karbohidrat
a.
Piruvat dehidrogenase
b.
α-ketoglutarat dehidrogenase
c.
transketolase
Pengobatan Beri-Beri Basah
- Jika
beri- beri terjadi pada bayi yang minum ASI ibu (dewasa) diberikan thiamin
dosis 50 mg , bayi (anak) 10
mg
- Pemberian
oral efektif kecuali penderita gangguan gastrointestinal menghalangi
penyerapan
- Thiamin
diberikan secara intramuskular atau intravena pada anak penderita gagal
jantung
Terapi defisiensi Tamin sesuai jenis penyakit:
a. Defisiensi thiamin pada anak
Diberikan thiamine hydrochloride
intravena atau intramuskular dengan dosis 5-10 mg untuk 1 minggu, ditambah diet
tinggi thiamin.
b. Beri-beri basah
Lakukan pengobatan secepatnya dengan
thiamin 50-100 mg (dewasa) melalui
intravena atau intramuskular diulang setiap hari.
c. Beri-beri kering
Tanda-tanda
neurologis akibat defisiensi thiamin dapat hilang jika pemberian thiamin
dilakukan dengan tepat, namun jika pemberian thiamin terlambat, gangguan
neurologis akan berlangsung permanent selama hidup pasien.
d. Wernicles Encephalopathy
Diberikan
50 mg thiamin secara intravena dan 50 mg thiamin secara intramuskular
(diberikan setiap hari hingga menunjukkan level normal dan dilanjutkan kembali
secara berkala diiringi diet tinggi thiamin).
Diagnosis beri-beri basah
Diagnosis defisiensi thiamin berdasarkan pada riwayat dan manifestasi
klinis.
Pada pemeriksaan fisik beriberi ditemukan :
- Muka
pucat dan kulit lentur
-
Tanda-tanda malnutrisi
- Lemah
dan tanpa gairah
-
Takikardia, hepatomegali, kardiomegali dan edema peripheral
- Paraesthesia dan neuropathy
peripheral termasuk reflek tendon tertekan
Alat diagnosis terbaik adalah respon klinis yang bagus ketika diberikan
thiamin.
Salah satu uji laboratorium adalah pemeriksaan darah lengkap atau aktivitas
eritrosit transketolase. Diphospate thiamin meningkat dan aktivitasnya
meningkat pada saat 15% dalam defisiensi.
Uji lainnya adalah kadar thiamin darah, pyruvate, lactate,
alphaketoglutarate and glycosylate .
Pemeriksaan MRI mungkin digunakan untuk mendeteksi perubahan otak pada bayi
dengan defisiensi thiamin.
Pemeriksaan ECG digunakan untuk memeriksa adanya gagal jantung.
BERI-BERI KERING
beri-beri kering neuropati
perifer ditandai dengan gangguan
simetris sensorik, fungsi motorik, dan refleks yang mempengaruhi segmen distal
anggota badan yang lebih parah daripada yang proksimal, nyeri otot betis, dan kesulitan
dalam berdiri dari posisi jongkok.
Etiologi
Penyebab terjadinya beri-beri
kering antara lain adalah:
a. Defisiensi
Vitamin B1 (Tiamin)
b. Pecandu
Alkohol
c. Genetik
d. Obat
diuretik dosis tinggi
e. Bayi
pada ibu yang kekurangan Tamin
f.
Metabolisme over-aktif
g. Demam
berkepanjangan
h. Diare
berkepanjangan
i.
Penyakit hati kronis
j.
Gagal ginjal
Gejala
Gejala pada beri-beri kering antara lain :
a.
Kaki
terasa tebal dan kesemutan pada anggota badan
b.
Otot
terasa lelah dan kekuatannya berkurang
c.
Anggota
badan layuh dan penderita berjalan seperti ayam
d.
Sering
merasa sesak napas dan jantung berdebar-debar bila mulai sedikit berkegiatan
Patofisiologi beri-beri kering
Apabila terjadi defisiensi Tamin à akan terjadi defisiensi
Tamin pirofosfat à
akan mengganggu kerja 3 enzim penting dalam metabolisme karbohidrat. Tiga enzim
tersebut adalah:
1. Piruvat
dehidrogenase
Apabila enzim
ini terganggu, maka akan menyebabkan
katabolisme glukosa terganggu sehingga jumlah asetil ko-A menurun dan
mengganggu sintesis neurotransmitter penting, yaitu asetilkolin.
2. Alfa-ketoglutarat
dehidrogenase
Menyebabkan Siklus Kerbs terganggu
sehingga ATP yang diperoleh juga terganggu serta dapat mengganggu sintesis
neurotransmitter tambahan, seperti GABA dan glutamat.
3. Transketolase
Apabila enzim ini
terganggu makan akan mengganggu
shunt heksosa monofosfat yang akan mempengaruhi jumlah NADPH. Selain
mempengaruhi produksi energi, peningkatan radikal bebas timbul sehingga
mengganggu neurotransmitter dan N-metil-D-aspartat (NMDA) resesptor yang
menyebabkan gangguan saraf.
Beri-beri kering (polyneuropathy
beriberi) akan menunjukkan banyak gejala pada sistem neuromuscular dengan
karakteristik peripheral neuropathy yang berdampak pada saraf sensorik,
motorik, dan fungsi refleks yang sebagian besar menyerang saraf bagian distal.
Parameter Klinis
1. Pemeriksaan
Neurologis
a.
Perubahan
dalam berjalan
b.
Mengalami
gangguan koordinasi
c.
Gerak
refleks menurun
d.
Kelopak
mata menurun
e.
Seseorang
dengan beri-beri stadium akhir akan kehilangan memori dan mengalami delusi.
2. Tes darah untuk mengukur jumlah
tiamin dalam darah
3. Tes urine untuk melihat apakah
tiamin berada di dalam urin
Penanganan Klinis beri-beri kering
Penanganan def. tiamin dititikberatkan pada
penanganan primer, yaitu dengan diet tinggi vit. B1 (tiamin) setiap hari à mencegah berbagai penyakit yang
timbul karena defisiensi Vitamin B1.
Makanan yang mengandung Thiamin tinggi: Roti
gandum, pasta, nasi, kacang hijau, jeruk segar, daging & hati sapi.
Jenis penanganan def. tiamin berbeda sesuai
jenis penyakit dan kondisi objektif pasien, namun pada dasarnya semua
penanganan dilakukan dengan pemberian tiamin kepada pasien.
Pengobatan:
Def.
tiamin parah diobati dengan dosis tinggi tiamin, disuntikkan ke dalam otot atau
ke pembuluh darah selama beberapa hari . Kemudian diberi dosis yang lebih kecil
melalui suntikan atau dalam bentuk pil sampai pasien sembuh.
Terapi def tiamin pada
beri-beri kering:
Tanda-tanda
neurologis akibat def tiamin dapat hilang jika pemberian tiamin dilakukan
dengan tepat, namun jika pemberiannya terlambat à gangguan neurologis akan permanen
selama hidup pasien.
Pada beri-beri kering,
disarankan untuk menggunakan tiamin dengan anggota lain dari vitamin B kompleks.
Terapi Wernicles
Encephalopathy
Diberikan
50 mg tiamin secara intravena & 50 mg tiamin secara intramuskular setiap
hari hingga menunjukkan level normal (asupan tiamin normal orang dewasa 1,0 –
1,5 mg/hari) & dilanjut kembali secara berkala diiringi diet tinggi tiamin.
Sumber:
Ayu. Defisiensi Vitamin B1. Diakses melalui: http://www.slideshare.net/Ayu0104/defisiensi-vitamin-b1.
Pada tanggal 16 November 2013.
Anonim. Kekurangan dan Kelebihan Vitamin B1
(Thiamin). Diakses melalui: http://www.terapisehat.com/2010/10/kekurangan-dan-kelebihan-vitamin-b1.html.
Pada tanggal 17 November 2013.
siswa.univpancasila.ac.id/2011130068/2013/11/21/diagnosa/
Anonim. Kekurangan dan Kelebihan Vitamin B1
(Thiamin). Diakses melalui: http://www.terapisehat.com/2010/10/kekurangan-dan-kelebihan-vitamin-b1.html.
Pada tanggal 17 November 2013.
Kennedy, M.D, Ron & Santa Rosa, CA. Beriberi (Thiamine Deficiency) (B1 Deficiency). Diakses melalui: http://www.medical-library.net/content/view/826/41/.
Pada tanggal 29 November 2013.
Murray, Robert K., dkk. 2006. Biokimia
Harper Edisi 27. Jakarta : EGC
Satoskar, R. S., dkk. 2009. Pharmacology and Pharmacotherapeutics. Vol. 1. Diakses melalui: http://books.google.co.id/.
Pada tanggal 29 November 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar