Definisi
Pencernaan, penyimpanan, dan penggunaan lemak
(lipid) dari makanan adalah proses yang kompleks yang melibatkan ratusan reaksi
kimia dalam tubuh. Tubuh manusia sudah diprogram oleh kode genetik yang
menghasilkan enzim dan bahan kimia yang diperlukan untuk melaksanakan
fungsi-fungsi ini. Akan tetapi, penderita lipidosis dilahirkan tanpa kode
genetik tersebut. Dalam sebagian besar gangguan ini, tubuh tidak menghasilkan
enzim tertentu, atau bahan kimia khusus. Hal ini mengakibatkan penimbunan lemak
di dalam jaringan tubuh kita. Lama-kelamaan penimbunan lemak ini dapat mempengaruhi
berbagai organ tubuh. Salah satu penyakit lipidosis adalah penyakit farber.
Penyakit Farber, atau Farber
Lipogranulomatosis, atau Defisiensi Asam Seramidase adalah penyakit
yang disebabkan oleh defisiensi
enzimseramidase. Enzim seramidase merupakan komponen penting yang digunakan
untuk memecah seramid menjadi sfingosin dan asam lemak (Lihat Gambar 1).
Sehingga, defisiensi asam seramidase dapat menyebabkan penumpukan seramid di
lisosom yang akan menimbulkan kerusakan dan inflamasi. Penumpukan lemak tersebut dapat
mengganggu sendi, jaringan, dan sistem saraf pusat. Hati, jantung, dan ginjal
juga memiliki kemungkinan terkena efek dari penyakit farber tersebut. Seramid
yang terakumulasi tersebut tidak dapat berperan sebagai molekul sinyal karena
terkurung di dalam lisosom.
Penyakit farber ini terpaut gen resesif yang
bersifat autosomal dan merupakan salah satu penyakit lipidosis yang jarang
ditemui/langka. Ketika kedua orangtua membawa
gen cacat (carrier), maka anak yang
lahir dari orang tua ini memiliki kemungkinan 25 persen mewarisi penyakit
tersebut dan kemungkinan 50 persen sebagai pembawa gen (carrier) (Lihat Gambar 2). Penyakit farber menyerang baik pria
maupun wanita.
Gambar 2
Gejala umum penyakit farber adalah suara serak, adanya benjolan
kecil lemak di bawah kulit dan di jaringan lain (lipogranulomas), dan
pembengkakan sendi. Penderita juga dapat mengalami kesulitan bernapas,
pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali), dan keterlambatan perkembangan.
Penyakit
farber disebabkan oleh mutasi pada gen N-acylsphingosine
amidohydrolase (acid ceramidase) 1atau gen ASAH
1yang terletak pada kromosom 8p21.3 dan 8p21.22 . Seperti
yang kita ketahui, kromosom yang terdapat dalam inti sel manusia membawa
informasi genetik untuk setiap individu. Sel-sel tubuh manusia normal memiliki
46 kromosom. Pasangan kromosom manusia diberi nomor dari 1 sampai 22 dan
kromosom seks ditandai dengan X dan Y. Pria memiliki satu X dan satu kromosom Y
sedangkan perempuan memiliki dua kromosom X. Setiap kromosom mempunyai lengan
pendek yang disebut "p" dan lengan panjang ditunjuk "q".
Kromosom dibagi-bagi lagi menjadi banyak band dan mempunyai nomor. Oleh karena
itu, "kromosom 8p22-p21.3" mengacu pada suatu daerah pada lengan pendek
kromosom 8 antara band 21,3 dan 22. Band yang bernomor tersebut menentukan
lokasi dari ribuan gen yang hadir pada setiap kromosom.
Mutasi dari gen
ASAH 1 ini dapat mengakibatkan penurunan asam seramidase hingga 10% dibawah
normal. Oleh karena itu, enzim tidak dapat memecah seramid menjadi sfingosin
dan asam lemak, terjadilah penumpukan seramid.
Mutasi yang
dapat menyebabkan terjadinya penyakit farber :
- Tiga
mutasi titik menyebabkan subtitusi satu asam amino
- Mutasi
satu tempat pada splicing intron menyebabkan pelompatan ekson
- Dua mutasi
titik menyebabkan pelompatan ekson parsial atau lengkap
Terdapat 7 tipe penyakit farber :
§
Tipe 1 ,
merupakan farber yang paling umum. Timbul gejala pada suara, kulit, dan sendi
yang muncul ketika beberapa bulan setelah kelahiran. Keterlambatan perkembangan
dan penyakit paru-paru juga biasa terjadi. Bayi yang terlahir dengan farber
tipe 1 biasanya hanya dapat bertahan hidup sampai awal usia dini.
§
Tipe 2 dan 3
secara umum mempunyai tanda/gejala yang lebih sedikit dibandingkan tipe lain.
Individu yang mempunyai penyakit farber tipe 2 memiliki tanda yang sama seperti
tanda penyakit farber pada umumnya dan tidak mengalami keterlambatan
pertumbuhan. Anak yang terlahir dengan farber tipe 2 biasanya hidup sampai di
tengah atau akhir usia dininya.
§
Tipe 4 dan 5
terkait dengan masalah neurologis. Tipe 4 menyebabkan masalah kesehatan dimulai
pada masa bayi karena besarnya deposito lipid dalam jaringan hati, limpa,
paru-paru, dan sistem kekebalan tubuh. Anak-anak dengan tipe ini biasanya tidak
bertahan hidup melewati tahun pertama hidup mereka. Jenis 5 ditandai dengan
penurunan progresif fungsi otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat)
yang menyebabkan kelumpuhan pada lengan dan kaki (quadriplegia), kejang, sukar
bicara, tersentaknya otot tak sadar (mioklonus), dan keterlambatan
perkembangan. Anak-anak dengan tipe 5 Farber lipogranulomatosis mampu bertahan
hidup hingga usia dininya.
§
Tipe 6 dan 7
merupakan tipe farber yang paling jarang ditemukan., penderita memiliki
gangguan-gangguan lain selain farber itu sendiri.
Diagnosis
penyakit farber
·
Lihat ada atau tidak bintil subkutan pada
sekujur tubuh maupun pada persendian. Bila diagnosis secara visual tidak
menunjukkan keabnormalan maka dapat dilakukan cara selanjutnya.
·
Pengujian aktivitas asam seramidase (jika
kurang dari 6%, maka menderi farber) di leukosit darah perifer, sel limfoid
kultur atau fibroblas kulit kultur. Atau, diagnosis dapat dilakukan dengan
menentukan konsentrasi seramid dalam sel kultur atau jaringan atau dengan
mempelajari katabolisme lisosom seramida dalam sel hidup kultur. Identifikasi
mutasi pada gen ASAH1 dengan pengujian genetik molekular biasanya memungkinkan
untuk konfirmasi diagnostik.
·
Diagnosis prenatal dengan tes DNA
memungkinkan dalam keluarga dengan gen mutasi penyebab penyakit. Atau,
diagnosis prenatal dapat dilakukan dengan mengukur aktivitas asam seramidase
dalam sel kultur cairan ketuban atau chorionic villi.
·
Karena penyakit farber diwariskan secara
autosomal resesif, maka konseling genetik dimungkinkan.
Melihat pembahasan diatas, terlihat bahwa
penyakit farber merupakan salah satu jenis lipidosis yang berbahaya bagi tubuh
walaupun penyebarannya terbilang langka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar