ER (Esterogen Receptor)
Estrogen dan
progesteron berhubungan dengan perkembangan
dan diferensiasi jaringan payudara dan berhubungan dengan sistem reproduksi
wanita. ER memiliki2 isoform, yaitu ER α dan ER β yg
disintesis dari 2 gen berbeda (ESR1 dan ESR2) pd kromosom 6 dan 14. ER
merupakan steroid reseptor, mempunyai struktur yang terdiri dari sebuah DNA-binding
domain (DBD), yang diapit oleh dua transcriptional activation
domains (AF-1 dan AF-2). Reseptor ini mengikat estradiol dalam ligand
binding domain (LBD).
ER sebagian
besar terletak pada sitosol. Ikatan pada reseptor akan menstimulasi proliferasi
sel-sel payudara dan memicu perpindahan
reseptor dari sitosol ke inti, kemudian berikatan dengan DNA. Kompleks yang
terbentuk kemudian meregulasi sintesis protein yang akan menimbulkan perubahan
fungsi sel. Hal ini menyebabkan peningkatan pembelahan sel dan replikasi DNA
mutan bersama dengan DNA normal. ER merupakan faktor prediktif yang paling
utama yang diperiksa pada karsinoma payudara.
PR (PROGRESTERON RECEPTOR)
RP terbagi 2
: PR-A dan PR-B. Keduanya identik tetapi aktivitas biologisnya berbeda, PR-A:
menghambat aksi dari PR-B dan PR-B:
menstimulasi efek progesteron. Berpengaruh pada gen pengatur ER, yang
menjembatani efek progesteron dalam pertumbuhan kelenjar payudara dan kanker
payudara.
HER-2 (Human Epidermal Growth Factor
Receptor – 2)
HER – 2
adalah gen yang pada keadaan tertentu berperan dalam pertumbuhan kanker
payudara. Gen HER - 2 merupakan
protoonkogen yang berlokasi sepanjang lengan kromosom 17 (17q21-q22) serta
memiliki kesamaan struktur dengan Epidermal Growth Factor Receptor
(EGFR) yang
merupakan famili dari tyrosine kinase. Gen HER – 2 memproduksi
protein HER – 2. Protein HER – 2 = reseptor pada sel payudara. Normal à terlibat
dalam jalur sinyal transduksi yang berperan dalam perkembangan sel dan
diferensiasi sel.
Sekitar
15-20% kanker payudara mengalami amplifikasi gen HER – 2 atau disebut HER –
2 protein over-expression. Pasien
dikatakan HER – 2 positif jika pada
tumor ditemukan HER - 2 dalam jumlah
besar. Kanker
dengan HER – 2 positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki
perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER - 2 -negatif. Ekspresi HER
– 2 ↑ = derajat histopatologi ↑, ketahanan ↓, respons terhadap methotrexate dan
modulator reseptor hormonal ↓, dan respons terhadap doxorubicine ↑. HER – 2 ↑
juga dikaitkan dengan ukuran tumor yang lebih besar, metastase ke kelenjar
getah bening, serta angka ketahanan yang lebih buruk.
PEMERIKSAAN
FISH TEST (Fluorescence In Situ Hybridization)
FISH TEST (Fluorescence In Situ Hybridization)
FISH Test
adalah teknik sitogenetik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya
kromosom atau bagian dari suatu kromosom dengan hibridisasi probe DNA kromosom
yang telah terdenaturasi dengan menggunakan fluoresensi.
Tes ini
menetapkan apakah ada terlalu banyak salinan atau ‘copy’ gen HER -
2 di dalam sel kanker berdasarkan
pada penilaian intensitas reaksi dan prosentase sel-sel.
Hasil tes
FISH
-
Positif (terjadi amplifikasi gen HER - 2)
-
Negatif (tidak terjadi amplifikasi gen HER -
2)
IHC Test (Immuno Histo Chemistry Test) atau Uji IHK
(Imunohistokimia)
Uji IHK
dilakukan untuk mendeteksi ekspresi
protein HER – 2.
IHK
menetapkan apakah protein HER – 2 di sel kanker terlalu banyak atau tidak.
Hasil IHK :
-
0 (HER - 2 negatif)
-
1+ (HER - 2 negatif)
-
2+
(dalam ambang batas); atau
-
3+ (HER - 2 -positif, artinya terjadi ‘HER -
2 protein over-expression’)
-
Validasi dari uji IHK memastikan bahwa
imunoreaktivitas pada membran hanya terdeteksi pada FISH positif.
Uji IHK untuk ER/PR
Medeteksi
ER/PR pada sel kanker dari sampel
jaringan
Sampel
jaringan bisa diperoleh dengan biopsy atau dari operasi pengangkatan payudara.
Untuk
meningkatkan akurasi dari IHC, perlu :
- ER/PR dites pada tumor primer dan daerah
penyebarannya pada pasien yang baru didiagnosis dengan kanker payudara
atau pasien yang pernah sembuh
namun terkena kanker payudara kembali
- ER/PR positif bila 1% dari sel yang
diuji memiliki ER/PR à perlu
konsultasi ke dokter untuk terapi hormonal
SPoT-Light HER - 2 CISH Test (Subtraction Probe Technology Chromogenic In Situ Hybridization)
Tes ini
menetapkan apakah di dalam sel kanker ditemukan salinan atau ‘copy’
terlalu banyak gen HER – 2.
Hasil tes
SPoT-Light
-
Positif (terjadi amplifikasi dari gen HER - 2)
-
Negatif (tidak terjadi amplifikasi gen HER -
2)
Inform HER – 2 Dual ISH Test (Inform Dual In Situ Hybridization)
Tes ini
menetapkan apakah di dalam sel kanker ditemukan salinan atau ‘copy’
terlalu banyak gen HER – 2.
Hasil tes
Inform HER – 2 Dual ISH
-
Positif (terjadi amplifikasi dari gen HER -
2)
-
Negatif (tidak terjadi amplifikasi gen HER -
2)
KANKER PAYUDARA
PROGNOSIS MARKER KANKER PAYUDARA
ER dan PR
Memicu pertumbuhan sel payudara dan memegang peranan penting pada
sebagian kanker payudara. Sel kanker memberi respon pada hormone ini melalui ER
dan PR tersebut. Test pada tumor untuk melihat reseptor hormone dinamakan Reseptor
Hormone Assay.
Bila kanker tidak mempunya reseptor ini, dinamakan PR- atau ER-.
Sebaliknya bila kanker mempunyai reseptor ini, maka dinamakan PR+ atau ER+.
Kanker dapat juga hanya ER+ atau PR+.
ER dan PR sebagai prognostic marker payudara dan predictive marker terapi hormone.
HER-2
Payudara normal mempunyai sekitar 20.000 reseptor HER-2, sedangkan pada
kanker payudara sekitar 1,5 juta reseptor HER-2.
HER-2 Positif menandakan adanya prognosis yang buruk dan dapat dijadikan
predictor untuk respon terapi kanker payudara.
ER dan PR pada Kanker Payudara
Berdasarkan
ekspresi hormonalnya kanker payudara dapat dikelompokkan menjadi 3 :
Positif ganda (ER+/PR+)
Tumor
positif ganda (55-65% kanker payudara) mempunyai prognosis dan respons yang
bagus terhadap hormonal terapi. Kelompok ini juga dikaitkan dengan umur yang
lebih tua dan ukuran tumor lebih kecil.
Positif tunggal (ER+/PR-) dan (ER-/PR+)
Tumor
positif tunggal, ER+/PR- (12-17%) dan ER-/PR+ (1-2%) masih belum banyak dimengerti
konsekuensinya. Kelompok ini dapat dihubungkan prognosis yang buruk dan ukuran
tumor yang besar.
·
Negatif
ganda (ER-/PR-)
Tumor
negatif ganda yang merupakan kelompok terbesar kedua (18-25%) dan tidak
responsif terhadap terapi hormonal.
TERAPI TEPAT SASARAN
Trastuzumab
(dipasarkan dengan nama Herceptin®) adalah antibodi yang didesain untuk
membidik dan menghambat fungsi
HER2, suatu protein yang ditemukan dalam jumlah besar pada permukaan beberapa sel kanker payudara.
Trastuzumab juga merangsang sistem kekebalan untuk menghancurkan
sel kanker. Ini adalah obat berbasis antibodi pertama yang digunakan untuk
pengobatan kanker payudara, suatu kanker yang paling sering didiagnosa pada
wanita.
Pengobatan dengan Trastuzumab telah menghasilkan peningkatan respons,
angka harapan hidup yang lebih tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik
diantara wanita dengan kanker payudara tahap akhir.
Studi-studi klinik telah mengevaluasi wanita yang menerima Trastuzumab
dalam kombinasi dengan kemoterapi dan sebagai obat tunggal untuk mereka yang
telah resisten terhadap pengobatan.
Trastuzumab memberikan efek samping lebih ringan dibandingkan
dengan kemoterapi standar, dimana pasien mengalami gejala ringan sampai sedang
seperti menggigil dan demam, terutama terjadi dengan infus pertama.
Trastuzumab hanya mengganggu pertumbuhan sel kanker payudara secara
spesifik, dan tidak mengganggu sel-sel sehat termasuk sel-sel darah dan
sel-sel kekebalan.
TERAPI ENDOKRIN
Secara langsung à menggunakan
selective estrogen receptor modulators (SERM) yang bertindak sebagai ER
antagonis pada jaringan payudara.
Contoh:
Tamoxifen, bersifat antagonis adi payudara,
tetapi bersifat agonis parsial pada endometrium (meningkatkan resiko kanker
rahim).
Secara tidak langsung à memblok
perubahan androgen menjadi estrogen (inhibitor aromatase).
Sumber:
Corwin,
Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Khan, Sohaib
A., Stancel, George M. 1993. Protooncogenes
and Growth Factors in Steroid Hormone Induced Growth and Differentitation.
New York: CDC Press.
http://eprints.undip.ac.id/22404/1/11_asli_-_hubungan_derajat_diferensiasi_-_noor_yazid_-_59-62.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar