Definisi
Lipidosis
krabbe adalah sphingolipidosis autosomal resesif
yang disebabkan oleh defisiensi dari lisosom hidrolase galaktosilseramid beta -
galaktosidase ( GALC ) . GALC mendegradasi galaktosilseramid , komponen utama
dari mielin , dan beta - galaktosa serta terminal lainnya yang mengandung sphingolipid,
termasuk psychosin ( galaktosilsphingosin ). Peningkatan kadar psychosine
diyakini menyebabkan kerusakan yang luas dari oligodendroglia dalam SSP dan
menyebabkan demielinasi. Penyakit Krabbe awalnya digambarkan
sebagai kondisi dengan onset infantile yang ditandai dengan kekejangan dan
degenerasi neurologis progresif cepat yang menyebabkan
kematian.
Selain
itu juga definisi lain dari lipidosis krabbe yaitu penyakit
penyimpanan lisosomal ( LSD ), adalah jarang/langka, mewarisi gangguan
degeneratif sistem saraf pusat dan perifer yang sering fatal. LSD merupakan
hasil dari disfungsi enzim yang diproduksi dalam lisosom , organel sel yang
bertanggung jawab untuk metabolisme dan pengelolaan limbah dari glikoprotein
lipid dan dalam sel tubuh . disfungsi seluler LSD biasanya karena cacat genetik
yang menyebabkan kekurangan enzim tunggal yang dihasilkan dalam lisosom.
Tipe
penyakit Krabbe di antaranya :
a.
Early-Onset
Tipe penyakit
Krabbe Early-Onset muncul
pada bulan-bulan pertama kelahiran. 85
sampai 90% dari
orang dengan penyakit
Krabbe menyebabkan
iritabilitas, kelemahan otot,
demam yang tidak
jelas,ketulian, kebutaan, kejang, dan memperlambat perkembangan mental
danfisik. Biasanya kematian
terjadi pada usia
dua tahun akibat
kegagalan pernafasan.
b.
Late-Onset
Tipe penyakit
Krabbe Late-Onset ini
muncul pada akhir
masa kanak-kanak atau awal masa
remaja. 10 sampai 15% dari orang dengan penyakit ini. Orang-orang
ini perlahan-lahan semakin
kehilangan
penglihatan,kesulitan
berjalan, otot kaku,
dan gangguan mental.
Gejalanya sangat bervariasi.
Penyakit ini sering mengalami kefatalan pada 2 sampai 7 tahun setelah gejala
dimulai.
Etiologi
Semua
4 subtipe disebabkan oleh defisiensi aktivitas galactosylceramide beta -
galaktosidase ( GALC ) , yang merupakan hasil dari mutasi pada gen yang
mengkode untuk enzim. Hampir 70 mutasi telah diidentifikasi pada gen yang
bertanggung jawab untuk produksi GALC. Polimorfisme yang telah diidentifikasi
dapat memainkan peran yang cukup besar dalam fenotipe yang dihasilkan. Korelasi
genotipe - fenotipe sedang digambarkan untuk memberikan penjelasan molekuler
untuk variabilitas klinis terlihat pada pasien dengan penyakit Krabbe .
Selain
itu penyakit Krabbe ini dapat disebabkan ketika sebuah gen menyediakan semacam blueprint untuk memproduksi protein.
Jika ada kesalahan dalam blueprint ini
, maka produk protein tidak dapat berfungsi dengan baik . Dalam kasus penyakit
Krabbe , dua salinan mutasi dari hasil gen tertentu pada sedikit atau tidak ada produksi enzim
yang disebut galactocerebrosidase ( GALC ) . Enzim, seperti GALC , bertanggung
jawab untuk menghancurkan zat tertentu di pusat daur ulang sel ( lisosom ) .
Pada penyakit Krabbe , pasokan enzim GALC yang sedikit mengakibatkan akumulasi
jenis lemak tertantu yang disebut galaktolipid.
Galaktolipid
biasanya ada di sel yang memproduksi dan menjaga lapisan pelindung sel saraf (
mielin ) . Namun , kelimpahan galaktolipid memiliki efek toksik. Beberapa
galaktolipid memicu pembentukan sel myelin
untuk penghancuran diri. Galaktolipid lainnya diambil oleh sel khusus
pembersih debris sistem saraf yang
disebut mikroglia . Proses pembersihan galaktolipid yang berlebihan mengubah
sel-sel normal yang berguna ini menjadi , sel-sel abnormal yang beracun yang
disebut sel Globoid , yang mempromosikan peradangan mielin yang bersifat
merusak. Hilangnya sejumlah myelin ( demielinisasi ) mencegah sel-sel saraf
dari mengirim dan menerima pesan.
Patofisiologi
Galactosylceramide
(galactocerebroside) disentesis melalui galactosylation dari ceramide (N
asil-sphingosine). Galactosylceramide terkonsentrasi di selubung myelin, di
mana ia disintesis di oligodendroglia dan sel Schwann; secara praktis tidak ada
dalam organ sistemik dengan pengecualian ginjal. Degradasi Galactosylceramide
dikatalisis oleh GALC, sebuah hidrolase lisosomal. Psychosine
(galaktosilsphingosine) disintesis langsung oleh galactosylation sphingosine
dan juga terdegradasi oleh GALC (senyawa lain, seperti monogalaktosildiglyserida
dan laktosilseramid, juga terdegradasi oleh GALC tetapi tidak diyakini terlibat
dalam patogenesis penyakit Krabbe.)
Pada
penyakit Krabbe, komposisi myelin tidak kualitatif abnormal. Namun, karena
defisiensi GALC (nilai referensi 0-5%), akumulasi galaktosilseramid terjadi,
khususnya selama periode awal omset myelin yang cepat. Akumulasi ini
menyebabkan pembentukan sel Globoid yang merupakan ciri khas histologis
penyakit Krabbe. Psychosin juga terakumulasi dan dianggap zat yang sangat
sitotoksik dan bertanggung jawab atas kerusakan myelin.
Sebuah
studi oleh White et al menemukan bahwa efek sitotoksik psychosine pada
oligodendroglia dan sel Schwann yang dimediasi melalui gangguan arsitektur dan
komposisi lipid rafts (daerah membran
sel ditandai dengan kolesterol tinggi dan konsentrasi sphingolipid), diikuti
oleh perubahan fungsi protein kinase C (PKC). Psychosine ditemukan menumpuk
dalam materi putih, dengan kenaikan terkait daerah kolesterol menyebabkan
perubahan lipid raft (LR)
penandaflotillin-2 dan-Caveolin 1. PKC adalah molekul sinyal penting dalam
banyak jalur sel, termasuk diferensiasi sel, proliferasi dan apoptosis. Isozim
PKC adalah LR-dependent molekul yang menghubungkan psychosine-terinduksi
gangguan LR untuk mengurangi fungsi PKC dan perubahan aktivitas sinyal sel,
memungkinkan terjadinya demielinasi dan apoptosis pada oligodendrosit dan sel
Schwann. Penghancuran oligodendroglia secara cepat menyebabkan kerusakan
mielin, dan kelanjutan produksi mielin berkurang, sehingga menyebabkan berikut:
Penipisan
parah oligodendroglin, pembentukan sel Globoid, kualitatif mielin yang normal,
demielinasi, mengurangi tingkat produksi myelin, kurangnya peningkatan jumlah
galackosilseramid total dalam otak.
Diagnosis Klinis
A.
Melacak adanya sel globoid
Salah
satu ciri dari penyakit Krabbe adalah dengan adanya sel globoid pada otak.
Sel globoid yaitu
sel yang memiliki
lebih dari satu
nukleus yang menyebabkan
rusaknya mielin. Cara melacak adanya sel globoid adalah dengan meneteskan larutan
luxol fast blue.
Apabila terdapat sel globoid
artinya saraf telah mengalami
kerusakan sel otak dan demielinasi.
B.
Tes darah dan biopsy kulit
Analisis
enzim GALC dapat dilakukan dengan mengambil sampel-sampel dari darah dan kulit.
Pada penyakit Krabbe dinyatakan positif apabila aktivitas enzim GALC rendah.
C.
Imaging scans of the brain and had
Pemeriksaan ini
melibatkan MRI dan
CT scan. Dari
hasil scan menggunakan MRI akan
terlihat gambar dari otak yang diperiksa sehingga dapat mendeteksi adanya
kelainan pada otak yang menunjukkan penyakit Krabbe.
D.
Nerve conduction studies
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk mengukur kecepatan impuls listrik yang dikirimkan ke sistem
saraf. Pemeriksaan ini melibatkan rangsangan saraf secaraelektrik dan kemudian
mengukur waktu yang dibutuhkan
impuls listrik untukberjalan dari
tempat stimulasi sampai
ke perangkat perekam.
Ketika mielin mengalami gangguan
maka hasil pemeriksaan
konduksi saraf yang
terekam waktunya lambat.
E.
Eye examination
Salah satu
gejala penyakit Krabbe
yaitu mengalami kehilanganpenglihatan, oleh
karena itu, untuk
membuktikan ketepatan diagnosis
perlu dilakukan eye examination
untuk memeriksa retina
dengan tujuan mencariindikasi kerusakan visual.
F.
Generic testing
Pemeriksaan
genetic ini dilakukan untuk mendeteksi mutasi genetik atau cacat terkait dengan
penyakit Krabbe, yaitu pada kromosom ke-14.
G.
Pengobatan
1.
Early-Onset Form
Untuk bayi
dengan bentuk penyakit
Krabbe yang belum
mulaimenunjukkan gejala, pengobatan
dengan sel induk
darah tali pusat
cukup menjanjikan. Prosedur ini dapat berlangsung dalam minggu setelah
kelahiran. Sel batang sumsum tulang dapat digunakan sebagai pengganti sel induk
darah talipusat, namun stem sel darah tali pusat tidak memerlukan donor yang
memiliki kecocokan sempurna. Dengan sel induk darah tali pusat, risiko
komplikasi sistem kekebalan tubuh lebih kecil.
2.
Late-onset Form
H.
Prosedur sel induk tali pusat
Kerusakan
saraf diperlambat dan gejala kurang parah. Risiko komplikasi sistem kekebalan
tubuh lebih kecil.
I.
Prosedur transplantasi sumsum
tulang (sel hematopoietik)
Sejumlah
penelitian dalam model manusia dan hewan telah menunjukkan berbagai tingkat
keuntungan dengan HSCT, dengan manfaat terbesar terjadi pada pasien yang tidak
menunjukkan gejala atau gejala ringan dan ketika ditransplantasikan dalam bulan
1 kehidupan. Tetapi angka kematian transplantasi sekitar 15 %.
J.
Belum ada obat efektif untuk
menyembuhkan penyakit ini. Obat yang diberikanhanya untuk
meredakan gejala-gejala yang
muncul. Contoh :
Pemberian obat anticonvulsant
untuk mengatasi kejang-kejang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar