Definisi
Penyakit
Tay-Sachs adalah penyakit keturunan dimana terjadi penimbunan gangliosida (suatu hasil metabolisme lemak) di dalam jaringan dan sel terutama pada
otak dan sel saraf (neutron). Dikenal sebagai GM2 gangliosidosis atau
Hexosaminidase defisiensi A. Orang yang menderita penyakit ini biasanya
kemampuan mental dan fisiknya mengalami kerusakan tanpa henti.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh mutasi dari
Hexosaminidase A. Gen Hex A memberikan instruksi untuk membuat bagian dari
enzim yang disebut Beta-Hexosaminidase A, yang memainkan peran penting dalam
otak dan sumsum tulang belakang. Enzim ini terletak di lisosom, yang berfungsi
untuk memecah zat beracun dan bertindak sebagai pusat daur ulang. Dalam lisosom
Hexosaminidase A membantu memecah zat lemak yang disebut GM2 Gangliosida.
Mutasi pada gen Hex A menggangu aktifitas Beta-Hexosaminidase A, yang mencegah
enzim untuk memecah GM2 Gangliosida. Akibatnya, zat ini terakumulasi menjadi
tingkat beracun, khususnya di neuron otak dan sumsum tulang belakang. Kerusakan
progresif yang disebabkan oleh penumpukan GM2 Gangliosida mengarah ke
penghancuran neuron, inilah yang menyebabkan tanda-tanda gejala penyakit
Tay-Sachs. Karena penyakit Tay-Sachs merusak fungsi enzim lisosomal dan
melibatkan penumpukan GM2 gangliosida, maka kondisi ini disebut dengan ganguan
penyimpanan lisosomal (GM2 Gangliosidosis).
Sejarah
Penyakit ini
dinamai berdasarkan seorang dokter mata, Warren Tay (1843-1927) dan seorang
ahli syaraf New York, Bernard Sachs (1885-1944). Warren menggambarkan cherry
merah pada retina mata pasiennya pada tahun 1881. Sementara, Sachs beberapa
tahun kemudian memberikan gambaran pertama mengenai perubahan seluler dalam
penyakit ini. Dia juga menyadari bahwa penyakit ini bersifat genetik, dia
mengamati sejumlah kasus dan mencatat bahwa sebagian besar bayi yang menderita
penyakit Tay-Sachs dari Eropa Timur yang berasal dari Yahudi. Sekarang penyakit
ini, dapat terjadi pada seseorang dengan berbagai macam latar belakang yang
berbeda.
Gejala
o Tuli
o Penurunan
kontak mata
o Kebutaan,
o Tonus otot
menurun (hilangnya kekuatan otot)
o Mental dan
keterampilam sosial terhambat
o Kepikunan,
o Hilangnya
keterampilan motorik
o Pertumbuhan
yang lambat
Patofisiologi
Enzim HEXA
biasanya memainkan peran penting dalam proses memecah glikolipid di lisosom. Di
samping enzim lain, ia juga bertanggung jawab untuk pemecahan turunan asam
lemak tertentu yang adalah gangliosida. Ada tiga protein yang diperlukan untuk
hidrolisis GM2-gangliosida, yaitu alfa dan beta subunit dari hexosaminidase,
dan protein aktivator GM2 yang diperlukan sebagai kofaktor untuk enzim.
Penyakit
Tay-Sachs terjadi karena berkurangnya atau terganggunya aktivitas enzim
hexosaminidase A (HEXA). Jika aktivitas dari enzim ini terganggu, maka dapat menyebabkan penimbunan gangliosida.
Dengan adanya penimbunan gangliosida terus-menerus, dapat menyebabkan
kerusakan sel secara cepat dan progesif
pada otak dan sistem saraf penderita. Bayi yang menderita penyakit Tay-Sachs
terlihat berkembang seperti biasa dalam beberapa bulan pertama (sekitar 3-6
bulan). Namun, tanpa disadari terjadi penyumbatan lemak pada sel-sel saraf
mereka. Hal ini mengakibatkan kerusakan yang mempengaruhi kemampuan fisik dan
mental mereka sehingga dapat kehilangan kemampuan perkembangan mereka. Bahkan,
dapat menyebabkan kematian yang biasanya terjadi pada usia 4 tahun.
Penyakit
Tay-Sachs merupakan kelainan genetik yang bersifat autosomal resesif. Pada
penyakit ini, terdapat gen yang rusak atau mengalami kelainann yaitu gen nomor
15. Ini berarti jika kedua orang tua adalah carrier
(pembawa gen yang mengalami kelainan), maka akan terdapat resiko sebesar 25%
untuk mendapatkan anak dengan penyakit Tay-Sachs pada setiap kehamilan. Jika
hanya salah satu dari orang tua yang menjadi karier, maka anak yang dilahirkan
akan menjadi carrier. Ia tidak akan
terkena penyakit ini tetapi berpotensi untuk menurunkan penyakit ini ke anaknya
kelak.
Klasifikasi
1.
Tay Sachs Infantile
/ Classic
Jenis ini merupakan yang paling umum dan
paling banyak ditemui pada penderita Tay Sachs. Pada bentuk classic, bayi berkembang normal pada
awalnya, namun lama-kelamaan neuron membesar akibat adanya gangliosida yang
menumpuk. Kemerosotan tanpa henti terjadi dan mempengaruhi kemampuan fisik dan
mental. Anak menjadi buta, tuli, tidak mampu menelan, berhenti berkembang, dan paralytic. Tay Sach jenis ini biasanya
bisa menyebabkan kematian pada usia 4-5 tahun
2.
Tay Sachs Juvenile
/ Remaja
Penyakit
jenis ini lebih jarang ditemukan daripada tipe classic. Gejala dari penyakit Tay Sachs biasanya baru muncul dan
terlihat pada anak-anak berusia antara 2-10 tahun pada tipe ini. Orang yang
menderita Tay Sachs ini mengalami kerusakan keterampilan kognitif dan motorik,
disartria, disfagia, ataksia dan kelenturan. Biasanya bisa mengalami kematian
pada usialima bela15 tahun yang disebabkan karena infeksi.
3.
Tay Sachs Late Onset (LTSO) / Dewasa
Merupakan
jenis yang paling langka dibandingkan dengan yang lain. Penyakit jenis ini baru
menunjukkan gejala pada usia 30 atau 40 tahun. Pada Tay Sachs jenis ini, tidak
memberikan efek yang begitu fatal seperti yang lainnya yang dapat menghentikan
perkembangan seseorang.
Diagnosis
1.
Uji Darah
Dilakukan untuk memeriksa
kandungan atau jumlah enzim HEXA di dalam tubuh. Pada penderita Tay Sachs,
aktivitas enzim HEXA menurun dibandingkan dengan orang normal. Untuk tipe Classic, enzim HEXA akan benar-benar
berhenti berproduksi sehingga tidak ada yang memecah gangliosida, sementara
untuk tipe Juvenile dan Late Onset
enzim HEXA masih ada namun hanya sedikit diproduksi sehingga tetap terjadi
penimbunan gangliosida.
2.
Uji Fisik
Melakukan pemeriksaan mata untuk
menemukan red cherry spot di macula dengan menggunakan ophthalmoscope. Red
Cherry Spot merupakan sesuatu yang khas pada penderita Tay Sachs, sehingga
dokter mata dapat dengan mudah menemukannya pada orang yang mengalami penyakit
Tay Sachs
3.
Antenatal Screening
a. Uji Cairan Ketuban(Amniocentesis)
Uji ini
dilakukan dengan cara mengambil sampel
cairan ketuban dengan menggunakan jarum melalui perut. Dapat dilakukan antara
minggu 15 dan 20 pada kehamilan.
b. Chorionic
Villus Sampling (CVS)
Dapat dilakukan antara 10 dan 14
minggu pada kehamilan. Uji ini menggunakan sampel sel dari plasenta, yang
diambil melalui vagina atau perut.
4.
Uji genetik
Uji ini dilakukan untuk
mengetahui adanya gen pembawa Tay Sachs. Dilakukan dengan mengambil sampel
darah dari seseorang.