Kamis, 21 Januari 2016

Xerostomia

       Definisi
Xerostomia adalah keluhan berupa adanya rasa kering dalam rongga mulutnya akibat adanya penurunan produksi saliva (hiposalivasi) atau perubahan komposisi saliva. Xerostomia merupakan gejala yang disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti perawatan yang kita terima, efek samping radiasi di kepala dan leher, ataupun efek dari penggunaan obat-obatan.
Saliva di sekresikan oleh 3 kelenjar saliva, yaitu kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis. Respon rongga mulut terhadap adanya makanan ataupun rangsangan oral seperti melihat, memikirkan, makanan, atau mencium suatu makanan yang lezat dapat memicu saliva disekresikan. Stimulasi saraf simpatis dan parasimpatis berperan dalam sekresi saliva tetapi memiliki jumlah dan karakteristik yang berbeda. Ransangan parasimpatis berperan dominan dalam sekresi saliva encer dalam jumlah besar dan kaya enzim. Sedangkan rangsangan simpatis menghasilkan volume saliva yang jauh lebih sedikit dan kental serta kaya akan mukus.
       
       Penyebab 
Pada umumnya, penyebab xerostomia menyerang kelenjar saliva maupun saraf-saraf yang merangsang sekresi saliva. Xerostomia dapat disebabkan oleh:
1.      Gangguan kelenjar Saliva
Disebabkan oleh penyakit yang mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva, misalnya pada penyakit Sialadenitis kronis dan Sindrom sjogren. Pada Sialadenitis kronis terjadi infeksi pada kelenjar air liur yang disebabkan oleh dehidrasi atau kebersihan mulut yang kering yang bisanya menyerang kelenjar parotis dan submandibularis.Sindrom Sjogren merupakan kelainan autoimun dimana sel imun menyerang kelenjar eksokrin yang memproduksi air liur dan air mata.
2.      Gangguan Fisiologis
Tingkat aliran saliva dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis, misalnya gangguan emosional. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari saraf otonom dan menghalangi system saraf parasimpatik sehingga berkurangnya aliran saliva.
3.      Usia
Seiring bertambahnya usia, terjadi proses aging, sehingga fungsi kelenjar saliva ikut berkurang
4.      Obat-Obatan
Obat-obatan merupakan penyebab yang paling utama dalam penyakit xerostomia. Obat-obatan dapat secara langsung maupun tidak lansung meblokade system saraf dan menghambat sekresi saliva. Misalnya, obat antikolinergik dapat menghambat kerja asetilkolin yang berkerja pada saraf parasimpatis yang berperan dominan dalam sekresi saliva.
5.      Terapi Kanker
Radiasi menyebabkan perubahan di dalam sel sekresi serous, mengakibatkan pengurangan sekresi saliva dan meningkatkan kepekatan saliva. Kadar permanen Xerostomia bergantung pada banyaknya kelenjar saliva yang terpapar sinar radiasi dan dosis radiasi. Apabila jumlah dosis radiasi yang diterima melebihi 5,200 cGy, aliran saliva akan berkurang  dan sedikit atau tidak ada saliva yang dikeluarkan dari kelenjar saliva. Perubahan ini biasanya permanen.Beberapa obat kemoteraapi juga dapat menyebabkan xerostomia tetapi bersifat sementara.

Gejala Klinis
Pada umumnya, penderita Xerostomia merasakan sensasi mulut terbakar (burning mouth syndrome) karena bagian mulut yang kering dan suara yang serak akibat sakit tenggorokan yang persisten. Penderita xerostomia umumnya menderita masalah saat makan, berbicara, menelan dan terkadang ditemukan memakai gigi palsu. Sensasi terbakar (burning mouth syndrome) juga biasa dirasakan penderita karena bagian mulut maupun kulit di sekitarnya kering sehingga bila berlanjut dapat mengalami suara serak. Suara serak dapat terjadi karena adanya sakit tenggorokan yang persisten. Bila terjadi dalam kondisi yang parah, penderita xerostomia dapat memiliki kondisi fisik berupa bibir pecah-pecah, mengelupas dan atropik dan lidah halus dan memerah. Mukosa oral juga tampak merah, tipis dan rapuh. Sering kali ada peningkatan tajam dalam erosi dan gigi karies. Hal ini menyebabkan banyak penderita xerostomia akut yang menggunakan gigi palsu. Karena kering pada daerah mulut, kebutuhan untuk minum pada penderita xerostomia umumnya meningkat, terutama pada waktu-waktu tertentu seperti pada malam hari.

Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan melihat riwayat pengobatan penderita, pemeriksaan mulut, Sialometry, dan Special Blood Test. Hal pertama yang dapat kita periksa adalah riwayat pengobatan penderita, misalnya apakah penderita sedang melakukan terapi kanker, karena terapi kanker merupakan salah satu penyebab xerostomia. Pemeriksaan mulut juga dilakukan untuk  memastikan apakah ada tanda-tanda gejala fisik yang menunjukkan pasien tersebut mengidap xerostomia, misalnya dilihat dari:
1.      Mukosa pada mulut terlihat kering dan lengket
2.      Sedikit atau ketidakadaan saliva pada mulut
3.      Saliva bila ada terlihat tebal atau berbusa
4.      Lidah terlihat kering dan jumlah papilae berkurang
Selain itu, pemeriksaan klinis juga dapat dilakukan dengan Sialometry. Sialometry digunakan untuk mengukur kecepatan aliran saliva. Pengukuran aliran saliva dilakukan dengan cara mengumpulkan saliva keseluruhan yaitu saliva istirahat dan saliva terstimulasi. Pada pengukuran saliva istirahat, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum selama 90 menit sbelum pengukuran. Pada saliva terstimulasi, pasien disuruh mengunyah permen karet sebanyak 4 kali kunyahan/meni, kemudian menggosokkan mulutnya dan meludahkannya ke dalam tabung. Aliran normal saliva istirahat berkisar 0,3-0,5 mL/min dan untuk aliran saliva terstimulasi berkisar 1-2 mL/min.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan Special Blood Test. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pasien menderita Sindrom Sjogren atau tidak, yang ditandai dengan adanya Rheumatoid Factor (RF).            
Pengobatan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi jus yang bebas gula, mengunyah permen karet bebas gula ataupun dengan menggunnakan saliva subtitutes. Kemudian, waktu pemakaian obatobatan harus diperhatikan. Waktu pemakaian obat dapat diubah untuk menyesuaikan dengan waktu makan sehingga memungkinkan stimulasi saliva melalui proses makan untuk menghalangi efek kekeringan. Penggunaan obat sebelum tidur harus dihindari karena pada saat tidur merupakan tingkat sekresi saliva terendah. Selain itu, pasien disarankan untuk banyak minum air dan susu. Perawatan xerostomia juga dapat dilakukan dengan menggunakan saliva buatan. Namun, perlu diketahui bahwa saliva buatan harus dipertimbangkan sebagaii terapi tambahan bukan terapi kuratif.
Diagnostik klinik lain bisa dilakukan dengan Biopsi kelenjar saliva minor. Perubahan histopatologi pada kelenjar saliva mayor dan minor menggambarkan adanya pengaruh kondisi lokal atau sistemik yang mempengaruhi sekresi kelenjar saliva. Tempat yang paling sering dilakukan biopsi ini adalah pada bibir bawah. Pemeriksaan ini biasanya untuk melihat kluster limfosit (>> 50 limfosit pada 4×4 mm) yang didiagnosa sebagai sjogren syndrome, sehingga dapat dibedakan untuk mendiagnosa xerostomia karena penyebab lain (Navazesh, 2003).

Subtitusi Saliva
    Pada umunya, xerostomia dapat di terapi dengan pemberian saliva buatan ataupun menggunakan obat perangsang saliva, seperti pilocarpine atau silalogue. Subtitusi saliva umunya mengandung zat dan sifat yang mirip dengan saliva alami yang memiliki komponen terdiri dari Lactoferrin, lysozyme, lactoperoxidase, ekstrak kolostrum, dan xylitol. Komponen utama tersebut sering dijumpai pada pasta gigi, mouth wash, dan sediaan gel. Walaupun begitu, penggunaan  saliva buatan  dinilai kurang menyelesaikan masalah karena belum ada satupun larutan yang memiliki komposisi  yang persis  sama  dengan saliva. Saliva buatan juga tidak memiliki durasi yang lama oleh karena terus-menerus ditelan.

Pengobatan
       Xerostomia merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Terapi yang umum dilakukan adalah terapi paliatif yang berfungsi untuk mengurangi gejala dan mencegah terjadinya komplikasi oral (Guggenheimer, 2003). Terapi rehidrasi terutama untuk pasien DM, stimulasi kelenjar saliva (masticatory, gustatory, pharmacotherapeutic), saliva buatan, antimikrobial dan terapi fluor merupakan terapi yang dapat direkomendasikan (Navazesh, 2003).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar