Senin, 25 Januari 2016

Gastritis

       Definisi
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2000 : 187).
Dari defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gastritis.

Macam Gastritis
Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. . Gastritis kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis akut (Suyono, 2001). 
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan sembuh sempurna (Prince, 2005: 422). Gastritis akut terjadi akibat respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan. Gastritis aku merupakan inflamasi akut dari dinding lambung, biasanya terbatas hanya pada mukosanya. Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akutdengan kerusakan kerusakan erosif. Sedangkan gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yaitu terjadi sevcara terus-menerus.

Etiologi
Gastritis dapat disebabkan oleh infeksi, iritasi, gangguan autoimun yaitu Autoimmune Atrophic Gastritis (terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim), atau aliran balik dari empedu ke lambung (refluks empedu). Gastritis juga bisa disebabkan oleh kelainan darah yang disebut anemia pernisiosa.
Infeksi dapat disebabkan oleh:
1.      Infeksi bakteri Helicobacter pylori:
Helicobacter pylori berbentuk spiral, mikroaerofilik, panjangnya sekitar 3,5 mikron, dan lebarnya sekitar 0,5 mikron. Helicobacter pylori adalah bakteri gram negatif yang banyak ditemukan di dalam antrum pilorus. Bakteri ini tahan terhadap suasana asam dan dapat beradaptasi di lapisan mukosa lambung, kemudian bakteri ini dapat melubangi mukosa lambung sehingga menyebabkan terjadinya peradangan.
2.      Infeksi virus Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus (CMV) adalah virus yang paling umum yang terkait dengan gastritis. CMV dapat menginfeksi sel apapun dalam saluran pencernaan, termasuk lambung. Di lambung, infeksi CMV biasanya menyebabkan ulkus dan peradangan mukosa.
Beberapa hal dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung, diantaranya:
·         Penggunaan jangka panjang NSAID, seperti ibuprofen (Advil, Motrin) atau Naproxen (Aleve). Sekitar 20% dari orang-orang yang menggunakan NSAID dalam jangka panjang mengalami masalah lambung
·         Mengkonsumsi alkohol
·         Merokok
·         Minuman kopi dan asam
·         Makan atau minum zat kaustik atau korosif (seperti racun)
·         Trauma (misalnya, perawatan radiasi atau setelah menelan benda asing).
Gastritis akut
1.      Makan tidak teratur menyebabkan asam lambung berlebih yang melukai mukosa lambung
2.      Stress yang berlebih
3.      Sering mengkonsumsi makanan yang merusak lambung seperti makanan  pedas, cuka, merica
4.      Sering mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat   menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung, seperti keju, makanan berminyak, coklat
5.      Sering merokok,
6.      Sering mengkonsumsi minuman minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, sari buah sitrus, susu. Sering mengkonsumsi alkohol menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang akan menyebabkan meningkatnya respon inflamasi sel dan pembentukan radikal bebas yang akan menyebabkan cedera pada mukosa
7.       Mengkonsumsi Obat tertentu yang dapat mengiritasi lambung yang memiliki efek menurunkan bikarbonat, pembentukan mukosa, dan aliran darah mukosa, seperti golongan NSAID-non steroid anti inflammation drugs
8.       Penurunan aliran darah mukosa yang bisa disebabkan oleh trauma, luka bakar, dan hipotermia
9.      Terapi untuk kanker (seperti radiasi dan kemoterapi) juga dapat melukai mukosa lambung dan menurunkan aliran darah mukosa.
      Penyebab gastritis akut mengganggu pelindung mukosa,seperti mukus, bikarbonat, dan epitel. Hal ini memungkinkan zat asam (ex : asam empedu) menembus lamina propia dan akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan merangsang saraf untuk melepaskan histamin dan mediator inflamasi.
 Gastritis kronik
1.      Infeksi Helicobacter pylori berbentuk spiral, mikroaerofilik, panjangnya sekitar 3,5 mikron, dan lebarnya sekitar 0,5 mikron. Bakteri ini menginfeksi bagian lambung (pada bagian antrum)
2.      Infeksi virus Cytomegalovirus (CMV) adalah virus yang paling umum yang terkait dengan gastritis. CMV dapat menginfeksi sel apapun dalam saluran pencernaan, termasuk perut. Di perut, infeksi CMV biasanya menyebabkan ulserasi dan peradangan mukosa
3.      Kelainan Autoimun (Autoimmune Atrophic Gastritis) Terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial).

Patofisiologi
Patofisiologi gastritis akut, gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia maupun dari makanan yang dapat merangsang asam lambung. Pada orang yang mengalami sress akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan menimgkatkan produksi asam klorida (HCL) didalam lambung. Adannya HCL yang berada dalam lambung akanmenimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus tersebut berfungsi untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCL (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCL meningkan. Peningkatan HCL ini disamping dapat menimbulkan mual, muntah dan anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCL dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi dapat berupa eksflaliasi (pengelupasan). Eksfaliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdaranah yang terjadi dapat mengancam hidup penderita namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi sehingga erosi menghilang dalam waktu 24 – 48 jam setelah perdarahan.
Patofisiologi dari gastritis kronik yaitu, Helicobakter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster timbulnya diskuamasi sel dan munculah respon radang kronis pada gaster yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnyna dengan sal squamosa yang lebih kuat. Karena sel squamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menyebabkan perdarahan.

Gejala
Gejala yang umum muncul pada penderita gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, rasa mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh, disertai sakit kepala. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres.
Rasa Perih pada lambung/pada ulu hati merupakan hal yang sering disebut sebagai sakit gastritis/mag. Faktanya, gejala sakit gastritis/mag tersebut tidak harus terasa perih, akan tetapi rasa tidak nyaman pada lambung/ulu hati yang dibarengi dengan mual atau kembung dan sering sendawa atau cepat merasa kenyang juga merupakan gejala sakit gastritis/mag. Serta Gejala lainya adalah rasa pahit yang dirasakan di mulut. Rasa pahit ini timbul karena asam lambung yang berlebihan mendorong naik ke kerongkongan sehingga kadang kala timbul rasa asam ataupun pahit pada kerongkongan dan mulut.

Pemeriksaan Klinis
Tes diagnostik yang paling umum untuk gastritis adalah endoskopi dengan biopsi lambung. Pasien biasanya akan diberikan obat untuk mengurangi ketidaknyamanan dan kecemasan sebelum memulai prosedur endoskopi. Dokter kemudian akan memasukkan sebuah endoskop, yaitu tabung tipis dengan kamera kecil di ujungnya, melalui mulut pasien ke dalam perut. Dokter menggunakan endoskop untuk memeriksa lapisan kerongkongan, perut, dan bagian pertama dari usus kecil. Jika perlu, dokter akan menggunakan endoskopi untuk melakukan biopsi, dimana dilakukan pengambilan sampel kecil jaringan untuk pemeriksaan dengan mikroskop.
Tes-tes lain yang digunakan untuk mengidentifikasi gastritisdiantaranya:
1.      Upper Gastrointestinal Series. Pada tes ini, pasien menelan barium yaitu bahan kontras cair yang membuat saluran pencernaan terlihat dalam X-ray. Gambar X-ray dapat menunjukkan perubahan dalam lapisan perut, seperti erosi atau ulkus.
2.      Tes darah. Dokter mungkin memeriksa anemia, suatu kondisi di mana zat kaya zat besi darah itu, hemoglobin, berkurang. Anemia dapat menjadi tanda terjadinya pendarahan kronis di lambung.
3.      Tes tinja. Tes ini memeriksa adanya darah dalam tinja, tanda lain dari pendarahan di lambung.
4.      Tes untuk infeksi H. pylori. Pada tes ini, napas, darah, atau tinja pasien akan dites untuk melihat apakah ada tanda-tanda infeksi. Infeksi H. pylori juga dapat dikonfirmasi dengan biopsi yang diambil dari perut selama endoskopi.

Pengobatan
Obat-obatan yang mengurangi jumlah asam dalam lambung dapat meringankan gejala yang dapat menyertai gastritis dan membantu penyembuhan lapisan lambung. Obat-obat ini diantaranya:
1.      Antasida, seperti aspirin, natrium bikarbonat, dan asam sitrat (Alka-Seltzer); alumina dan magnesia (Maalox); dan kalsium karbonat dan magnesium (Rolaids). Antasida meredakan mulas ringan atau dispepsia dengan menetralkan asam di lambung. Obat ini dapat menghasilkan efek samping seperti diare atau sembelit.
2.      Histamin 2 (H2) blockers, seperti Famotidine (Pepcid AC) dan Ranitidine (Zantac 75). H2 blocker menurunkan produksi asam
3.      Proton Pump Inhibitor (PPI), seperti Omeprazole (Prilosec, Zegerid), Lansoprazole (Prevacid), Pantoprazole (Protonix), Rabeprazole (Aciphex), Esomeprazole (Nexium), dan Dexlansoprazole (Kapidex). PPI menurunkan produksi asam lebih efektif daripada H2 blocker.
Gastritis dapat pula diobati dengan berdasarkan penyebabnya, langkah-langkah tambahan atau pengobatan mungkin diperlukan. Sebagai contoh, jika gastritis disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID, dokter mungkin menyarankan seseorang untuk berhenti mengkonsumsi NSAID, mengurangi dosis NSAID, atau beralih menggunakan obat lain selain NSAID. PPI dapat digunakan untuk mencegah stres gastritis.
Mengobati infeksi H. pylori adalah penting. H. pyloriyang tidak diobati dapat menyebabkan kanker atau perkembangan ulkus di lambung atau usus kecil. Pengobatan yang paling umum adalah terapi tiga yang menggabungkan PPI dan dua antibiotik amoksisilin-biasanya dan klaritromisin-untuk membunuh bakteri. Pengobatan juga dapat mencakup subsalisilat (Pepto-Bismol) untuk membantu membunuh bakteri.
Setelah pengobatan, dokter mungkin menggunakan napas atau bangku tes untuk memastikan infeksi H. pylori hilang. Menyembuhkan infeksi dapat diharapkan untuk menyembuhkan gastritis dan mengurangi risiko penyakit pencernaan lain yang berhubungan dengan gastritis, seperti penyakit ulkus peptikum, kanker lambung, dan limfoma MALT.

Pencegahan
Untuk mengatasi gastritis akut yang disebabkan oleh jadwal makan yang tidak teratur dan konsumsi makanan yang terlalu pedas, Anda bisa lakukan dengan cara menghentikan kedua kebiasaan buruk tersebut. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).

Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan. Jika gastritis disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, kombinasi 3 obat akan digunakan untuk mengatasinya, yaitu 2 antibiotik dan 1 PPI. Antibiotik yang umum digunakan adalah clarithromycin, amoxicillin dan metronidazole. Dan untuk pencegahan gastritis dapat dilakukan dengan makan dengan teratur dan disiplin, berhenti meminum minuman beralkohol dan merokok, perbanyak makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan, mengurangi konsumsi makanan yang dapat mengiritasi lambung seperti makanan bercuka, makanan yang terlalu asam dan makanan yang terlalu pedas, pelu menghindari stress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar