Definisi
Celiac
sprue adalah salah satu gangguan pada villi
usus halus yang menyebabkan terjadinya malabsorpsi nutrisi. Seperti yang sudah
kita ketahui bahwa villi memiliki peran utama dalam absorpsi nutrient, jika
villi rusak maka dapat dipastikan absorpsi nutrient akan terganggu.
Etiologi
Celiac
sprue terjadi karena terjadinya kelainan
autoimun yang diturunkan. Imun akan menyerang villi usus halus penderita celiac sprue yang mengonsumsi gluten
(sejenis protein di dalam padi-padian)
Gejala
Gejala dan tanda celiac
disease yang berhubungan dengan sistem pencernaan bergantung pada seberapa
besar bagian usus yang mengalami kerusakan dan umur penderita. Gejala dan
tandanya adalah sebagai berikut :
·
Pada bayi < 2 tahun
: diare, steatorrhea (feses berlemak), berat badan turun, abdominal distention
(buncit), atrofi otot, retardasi pertumbuhan (pertumbuhan terhambat sehingga
tubuh penderita lebih kecil dari seharusnya)
·
Pada anak-anak dan
orang dewasa biasanya muncul gejala apabila sudah mengalami malabsorpsi serius,
gejalanya berupa diare kronis, dyspepsia, flatulence karena koloni bakteri dari
nutrien yang tidak terabsorbsi normal, penurunan berat badan bergantung tingkat
keparahan celiac disease yang dialami.
Selain gejala dan tanda
dari si stem pencernaan, ada juga gejala
lainnya seperti : kelelahan, depresi,
anemia defisiensi Fe, osteoporosis, bertubuh pendek, pubertas
tertunda, menstruasi yang tidak teratur,
kesuburan berkurang, tubuh mudah memar, hyperkeratosis, dan gangguan saraf.
Diagnosis
Diagnosis penderita celiac sprue dapat dilakukan melalui 2
tahap yaitu screening test dan serologic test.
·
Screening
test
Pada
screening test penderita akan melakukan pemeriksaan darah pada umumnya dan
hasilnya akan menunjukan beberapa gejala kelainan karena defisiensi nutrisi
tertentu, sebagai contoh :
ü Sel
darah merah mikrositik karena defisiensi Fe.
ü Anemia
megalobastik karena defisiensi asam folat dan/atau vitamin B12.
ü Osteomalacia
atau osteoporosis karena malabsorpsi vitamin D atau kalsium.
ü Protein
albumin dalam darah rendh kareena kekurangan protein.
ü Asidodis
atau hypoakalemia karena diare.
·
Serologic
test
Pada
serologic test pasien akan menjalani
tes serum antibodi yang terdiri dari beberapa macam :
ü Tissue Transglutaminase
Antibodies (tTG-IgA) Test : merupakan serologic
test utama bagi penderita celiac
sprue. Hasil test akan menunjukan positif 98% bagi penderita, sedangkan bagi
pasien normal atau gangguan pencernaan lainnya hasil test akan menunjukan negative 95%.
ü IgA Endomysial Antibody
(EMA) test : Hasil test tTG-IgA dapat
menunjukan kesalahan bagi penderita associated
autoimmune disorders. Oleh karena itu terdapat alternative serologic test bagi penderita celiac sprue yaitu test EMA. Test ini
memerlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan tTG-IgA test dan dalam
pelaksanannya memerlukan sample jaringan esophagus atau tali pusar penderita.
Akan tetapi berdasarkan riset 5-10% penderita celiac sprue menunjukan hasil negative pada test ini.
ü Total serum IgA test
: Apabila tTG-IgA dan EMA test menunjukan hasil yang negative, maka masih ada
alternative serologic test lainnya
yaitu test total serum IgA test. Test
ini bertujuan mengecek terjadinya defisiensi IgA yang biasanya terjadi pada
penderita celiac sprue apabila
hasilnya positif maka pasien akan melakukan test lanjutan yaitu deaminated gliadi peptide (DGP IgA dan
IgG) test.
ü Deaminated gliadi
peptide (DGP IgA dan IgG) test :test ini merupakan test lebih lanjut untuk penderita dengan
defisiensi IgA positif dan tTG-IgA, EMA test negative.
Bagi
pasien yang memiliki hasil tes serologi positif maka akan dirujuk untuk
melakukan mucosal biopsy untuk
memastikan apakah gejala yang dialami pasien disebabkan oleh celiac sprue atau memang ada gangguan
lainnya. Mucosal biopsy lebih baik dilakukan dengan keadaan pasien masih
mengonsumsi gluten untuk memastikan apakah benar pasien menderita celiac sprue. Berikut adalah hasil
biopsy dari pasien penderita celiac sprue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar