Selasa, 26 April 2016

TUMOR MARKER HCG – CT


Tumor marker (penanda tumor) adalah substansi yang dapat ditemukan dalam tubuh saat seseorang menderita kanker. Tumor marker ini dapat dibentuk oleh sel kanker itu sendiri atau sebagai respon tubuh terhadap kanker atau kondisi lainnya. Tumor marker dapat ditemukan dalam sel, jaringan, dan cairan tubuh seperti darah dan urin. HCG dan CT termasuk tumor marker kategori hormon.

HCG (Human Chorionic Gonadrotropin)
HCG adalah kompleks hormon glikoprotein (bersifat luteotrofik) terdiri dari sub-unit alfa dan beta yang disekresikan oleh jaringan synctiotrophoblast dari plasenta.  HCG umumnya terdapat pada urin dan darah wanita hamil 14-26 hari setelah konsepsi. Kadar HCG tertinggi pada minggu ke-8 kehamilan. HCG biasanya terdapat pada orang yang sedang hamil. Jika tidak sedang hamil, HCG mungkin mengindikasikan adanya kanker.

Fungsi
Fungsi hormon chorionic gonadrotropin antara lain adalah:
      Mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium
      Mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan
      Mempengaruhi maternal immuno tolerance
Kadar HCG rendah
Kadar HCG tinggi
Keguguran
Kehamilan molar (hamil anggur)
Kehamilan etropik (di luar rahim)
Kanker kariokarsinoma
Multiple pregnancy

HCG sebagai tumor marker
Kadar HCG dalam darah terutama b-HCG tinggi pada pasien dengan sel tumor (kebanyakan pada ovarium dan testis, terkadang juga di bagian tubuh lainnya). HCG tinggi pada pasien dengan kanker ovarium dan testis serta gestational trophoblastic disease (umumnya choriocarcinoma). HCG juga tinggi pada pasien dengan kanker di bagian mediastinum yang awalnya dimulai dari sel yang sama dengan sel kanker di ovarium dan testis. Kadar HCG ini digunakan untuk mendiagnosa/indikator dan monitoring sel kanker serta pemberian treatment yang efektif.
Penyebab Kelainan HCG
      Kadar HCG dipengaruhi oleh kelainan trofoblast yang tumbuh dengan cepat setelah implantasi benih.
      Trofoblast normal menjadi invasif dan erosi pembuluh darah berlebihan.
      Jaringan trofoblas pada villi berproliferasi mengeluarkan hormon human chorionic gonadotrophin (hCG) dalam jumlah yang besar.
      Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal pada vili korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan tumbuh dengan cepat, memperbesar uretra dan menghasilkan sejumlah besar human chorionik gonadotropin (hCG).
      Mola hidatidiformis adalah marformasi besar yang terjadi pada trofoblas ketika vili korionik berpoliferasi menjadi avaskular dan bisa berlanjut menimbulkan tumor jinak atau ganas (mola invasif, koriokarsinoma).

Range Normal HCG
      Usia kehamilan 3 minggu : 5-50 mIU/L
      Usia kehamilan 4 minggu : 5-400 mIU/L
      Usia kehamilan 5 minggu : 20-7300 mIU/L
      Usia kehamilan 6 minggu : 1000-56000 mIU/L
      Usia kehamilan 8 minggu : 7500-220000 mIU/L

Gestasional Tropoblastic Disease (GTD)
Gestational trophoblastic disease (GTD): sekelompok tumor yang berkaitan dengan kehamilan. Sel-sel GTD merupakan sel-sel trophoblast dan berasal dari jaringan yang tumbuh dalam pembentukan plasenta saat hamil.
GTD terbagi atas 5 jenis tumor (1 non-malignant dan 4 malignant)
      Non-Malignant: hydatidiform mole à molar pregnancy
      Malignant: Invasive mole, Choriocarcinoma, Placental site trophoblastic tumour (PSTT), Epithelioid trophoblastic tumour (ETT)
      Choriocarcinoma: merupakan tumor ganas (ovarian tumor) yang ditandai dengan tingginya produksi HCG saat sedang tidak hamil. Choriocarcinoma cenderung bersifat invasif dan dapat bermetastasis melalui sistem darah dan limfa. bisa menyebar ke paru-paru, vagina, perlvis, otak, ginjal, hati.

Pemeriksaan Kadar HCG
      Tes Urin: menggunakan home pregnancy test
      Tes darah : menghitung kadar HCG secara kuantitatif, yaitu konsentrasi per cc darah.
Kadar HCG darah kurang dari 5 mIU / cc biasanya negatif, lebih dari 25 mIU / cc biasanya positif, antara 5 dan 25 mIU / cc disebut “equivocal” (samar-samar) yang berarti tidak dapat disimpulkan.
Ibu hamil biasanya mencapai konsentrasi hCG darah minimal 10-50 / cc mIU dalam 7-8 hari setelah implantasi.

CT (Calcitonine)
Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yang penting untuk metabolisme kalsium, dihasilkan oleh sel-sel parafollicular cell pada  kelenjar tiroid (kelenjar paratiroid dan kelenjar timus), menghambat reabsorpsi kalsium oleh tulang dan meningkatkan ekskresi kalsium pada ginjal. Peningkatan jumlah kalsitonin menunjukkan adanya hiperplasia sel-C atau kanker medula tiroid.

CT sebagai tumor marker
Calcitonin merupakan tumor marker yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker secara dini, disebabkan MTC (Medulla Thyroid Cancer) sering diturunkan (diwariskan).
Calcitonin dapat digunakan untuk mendeteksi kanker pada keluarga yang memiliki resiko MTC
      Pasien dengan kadar kalsitonin >100 pg/mL: memiliki resiko MTC (90-100%)
      Pasien dengan kadar kalsitonin dari 10 to 100 pg/mL: memiliki resiko MTC <25%
      Nilai normal: <8.5 pg/mL laki-laki, < 5.0 pg/mL perempuan

Medulla Tyroid Cancer (MTC)
MTC merupakan bentuk kanker tiroid yang sangat jarang terjadi (hanya 3 to 10%) . MTC tumbuh dari sel-sel tiroid yaitu parafollicular cells atau C-cells yang menghasilkan hormon kalsitonin. 25% dari MTC merupakan warisan/turunan.

Penyebab kelainan tumor marker CT
      Sekresi kalsitonin yang berlebihan terjadi pada karsinoma medular di kelenjar tiroid
      Sekresi berlebihan kalsitonin disebabkan karena kenaikan kadar kalsium dalam plasma
      Kadar kalsitonin dapat meningkat pada wanita hamil dan bayi
      Penyebab lainnya adalah karena adanya kerusakan ginjal, inflamasi tiroid, anemia dan sirosis hati atau penggunaan obat-obat yang menaikkan kadar kalsitonin seperti infus kalsium, epinefrin, estrogen, glukagon, pentagastrin dan kontrasepsi oral

Pemeriksaan kadar CT
·         Tes darah: dilakukan pada pasien yang diduga MTC. Tes darah juga dapat digunakan untuk skrining untuk pasien yang keluarganya memiliki riwayat MTC dan berpotensi mengidap MTC.
·         Tes kadar kalsitonin juga dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah kanker serta memonitoring kemungkinan kembalinya kanker setelah operasi.







Sumber:
      Chang, Deborah H.(ed).2007.Tumor Markers Research Focus. New York: Nova Science Publishers.
      Tiwari, Manjul.2012.Tumor Marker and Carcinogenesis. Denmark: River Publishers.
      Kee, J. (1995). Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 2nd ed. [ebook] Jakarta: EGC, p.152. Available at: http://books.google.co.id [Accessed 14 Nov. 2014].
      Zona, C. (n.d.). Apa sih hormon HCG itu? Terus Galli Mainini Test. [online] Academia.edu. Available at: http://www.academia.edu/6731379/Apa_sih_hormon_HCG_itu_Terus_Galli_Mainini_Test [Accessed 8 Nov. 2014].
      Rohen, J. and Lutjen-Drecoll, E. (2003). Embriologi Fungsional. 2nd ed. [ebook] Jakarta: EGC, p.21. Available at: http://books.google.co.id/ [Accessed 8 Nov. 2014].
      Kee, J. and Hayes, E. (1996). Farmakologi : Pendekatan Dasar Keperawatan. 1st ed. Jakarta: EGC, p.568.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar