Jumat, 15 April 2016

FATTY LIVER

Definisi

Fatty liver (perlemakan hati) adalah penyakit yang diakibatkan oleh lipid-terutama sebagai triasilgliserol- yang terakumulasi di sel-sel hati oleh berbagai sebab. Pada umumnya, sel hati normal mengandung lemak, namun kandungannya tidak tinggi. Penimbunan berlebihan dianggap sebagai keadaan patologis. Ketika akumulasi lemak hati mencapai lebih dari 10% berat hati, hal inilah yang dikenal sebagai  fatty liver. Pada keadaan ini, sebagian sel-sel liver yang sehat sudah diganti dengan sel lemak sehingga berubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal. 
Pada awalnya hanya terjadi akumulasi lemak (steatosis) perlahan di hati tanpa disertai peradangan serta jarang menimbulkan keluhan. Namun, dalam jangka panjang akumulasi lemak ini dapatberkembang menjadi penyakit hati, antara lain sirosis, hepatokarsinoma, dan gagal ginjal. Fatty liver dapat disembuhkan dengan melakukan cangkok hati.

Etiologi
o        Kelaparan dan mengkonsumsi diet tinggi lemak.
Pada saat kelaparan terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas plasma sehingga terjadi penumpukan triasilgliserol yang menyebabkan perlemakan hati. Selain itu, kemampuan tubuh untuk menyekresikan VLDL juga ikut terganggu.
o        Diabetes mellitus/ defisiensi insulin
Pada Diabetes Melitus akibat resistensi insulin lebih berisiko mengalami fatty liver. Hormone insulin berfungsi mengurangi laju pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adipose yang diikuti oleh penurunan asam lemak bebas dalam plasma. Kekurangan hormone insulin pada penderita Diabetes mellitus menyebabkan laju pengeluaran asam lemak bebas meningkat sehingga resiko untuk menderita fatty liver lebih besar.
o        Defisiensi kolin
Salah satu tipe perlemakan hati disebabkan oleh defisiensi kolin, olehkarena itu dinamakan faktor lipotropik. Kolin diperlukan untuk membentuk fosfatidikolin yang berfungsi membentuk VLDL.
o        Antibiotik, puromisin, etionin, CCl4, kloroform, fosfor, timbal, dan arsen
Menyebabkan perlemakan hati dan penurunan kadar VLDL. Kerja CCl4 melibatkan pembentukan radikal bebas yang menyebabkan peroksidasi lipid.
o        Asam orotat
Zat ini mengganggu glikosilasi lipoprotein sehingga menghambat pembebasan, dan juga mungkin mengganggu perekrutan triasilgliserol ke partikel. 
o        Defisiensi asam lemak esensial (EFA) dan vitamin
Defisiensi asam lemak esensial dan vitamin (misal, asam linoleat, piridoksin, asam pantotenat) dapat menyebabkan infiltrasi lemak di hati
o        Alkohol
Perlemakan disebabkan oleh kombinasi gangguan oksidasi asam lemak dan meningkatnya lipogenesis yang disebabkan adanya perubahan potensial redoks di hati

Gejala klinis
Orang yang menderita fatty liver jarang menunjukkan keluhan yang berarti karena penimbunan lemak ini berlangsung secara perlahan-lahan. Gejala klinis yang sering dialami penderita fatty liver yaitu penderita sering merasakan perut terasa penuh karena adanya pembesaran hati akibat penumpukan lemak. Pada keadaan yang lebih parah, penderita akan mengalami rasa lelah, dan lemah. Penderita umumnya tidak mengetahui sedang menderita fatty liver dan baru diketahui setelah melakukan check up lengkap karena penyakit lainnya.

Patofisiologis
Ketidakseimbangan laju pembentukan Triasilgliserol dan ekspornya menyebabkan perlemakan hati. Oleh karena berbagai sebab, lipid (terutama sebagai triasilgliserol) dapat terakumulasi di hati. Penimbunan yang berlebihan ini dianggap sebagai keadaan patologis.
a.                  Penyakit perlemakan hati nonalkoholis
Penyakit perlemakan hati nonalkoholis (nonalcoholic fatty liver disease, NAFLD) adalah gangguan yang paling sering ditemukan. Jika penimbunan lipid di hati menjadi kronik, perubahan fibriotik dan peradangan dapat terjadi dan menyebabkan steatohepatitis nonalkoholis (nonalcoholic steatohepatitis, NASH), yang dapatberkembang menjadi penyakit hati, antara lain sirosis, hepatokarsinoma, dan gagal ginjal.
Perlemakan hati dibagi menjadi dua kategori utama yaitu,
1.                  Tipe pertama
Tipe pertama berkaitan dengan peningkatan kadar asam lemak bebas plasma akibat mobilisasi lemak dari jaringan adiposa atau dari hidrolisis triasilgliserol lipoprotein oleh lipoprotein lipase di jaringan ekstrahepatik. Pembentukan VLDL tidak dapat mengimbangi meningkatnya influks dan esterifikasi asam lemak bebas sehingga terjadi penumpukan triasilgliserolyang menyebabkann perlemakan hati.
2.                  Tipe kedua
Tipe kedua perlemakan hati biasanya disebabkan oleh blok metabolik dalam produksi lipoprotein plasma sehingga terjadi penimbunan triasilgliserol. Secara teoritis, lesi dapat disebabkan oleh:
1.                  Blok pada sintesis apolipoprotein (atau penigkatan degradasi sebelum
apolipoprotein digabungkan ke dalam VLDL)
2.                  Blok pada sintesis lipoprotein dari lipid dan apolipoprotein
3.                  Kegagalan penyediaan fosfolipid pada lipoprotein
4.                  Kegagalan mekanisme sekretorik

b.                  Perlemakan hati alkoholis
Perlemakan hati alkoholis adalah tahap awal penyakit hati alkoholis (alcoholic fatty liver, ALD) yang disebabkan oleh alkoholisme dan akhirnya menyebakan sirosis. Penimbunan lemak ini disebabkan oleh kombinasi gangguan oksidasi asam lemak dan  meningkatnya lipogenesis disebabkan oleh perubahan potensial redoks [NADH]/[NAD+] di hati, dan juga oleh interferensi kerja faktor-faktor transkripsi yang mengatur berbagai enzim yang berperan di jalur ini. Oksidasi etanol oleh alkohol dehidrogenase menyebabkan produksi NADH berlebih. NADH berlebih bersaing dengan ekuivalen pereduksi dari substrat lain, termasuk asam lemak, untuk rantai resporatorik. Persaingan ini menghambat oksidasi substrat tersebut, dan menyebabkan peningkatan esterifikasi asam lemak menjadi triasilgliserol sehingga terjadi perlemakan di hati.

Gambar 2. Sintesis lipoprotein berdesintas sangat rendah (VLDL) di hati dan kemungkinan tempat-tempat kerja berbagai faktor yang menyebabkan penimbunan triasilgliserol dan perlemakan di hati
(Sumber: Murray, Robert K., dkk. Biokimia Harper, ed29; 2014)

Diagnosis
1.                  Tes darah
Sebuah tes darah untuk fungsi hati akan diproses oleh analyzer multi-channel otomatis, dan akan memeriksa tingkat darah sebagai berikut:
a.                  Jumlah Bilirubin
Kisaran normal adalah 0 sampai 20 umol / L atau 0,174-1,04 mg / dL. Tes ini mengukur jumlah pigmen empedu dalam darah. Jika kadar bilirubin sangat mengalami penyakit kuning.
b.                  Hati Enzim
            AST (aspartat aminotransferase) atau SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase), meningkat pada ototjantung dan hati tidak spesifik. Kisaran normal AST adalah 0 sampai 45 U / L. ALT (alanin aminotransferase) atau SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase) lebih spesifik untuk kerusakan hati. Kisaran normal ALT adalah 0 sampai 45 U/L. ALP (alkaline phosphatase) meningkat pada berbagai jenis penyakit hati, tetapi juga non-penyakit hati terkait. Kisaran normal ALP adalah 30 sampai 120 U/L. GGT (gamma glutamil transpeptidase) sering meningkat pada mereka yang menggunakan alkohol atau lainnya hati-zat beracun secara berlebihan. Kisaran normal GGT adalah 0-45 U/L.
Sebagian besar enzim terkandung dalam sel-sel hati. Enzim akan bocor ke dalam aliran darah saat sel-sel hati rusak. Dengan demikian, mengukur enzim hati hanya mampu mendeteksi kerusakan hati dan tidak mengukur fungsi hati dengan cara yang sangat sensitif.
2.                  Ultrasound scan
Scan USG sangat berguna untuk mendeteksi perubahan lemak di hati dan murah dan tidak mengekspos Anda untuk radiasi atau bahaya. Jika perubahan lemak yang ditemukan dalam lebih dari 30% dari lobulus hati diagnosis fatty liver dibuat.
Fitur ultrasonik dari perlemakan hati meliputi:
a.                  Pola terang
b.                  Vascular kabur
c.                   Deep redaman
Hal ini berguna untuk membandingkan kecerahan ginjal ke hati dan jika hati yang lebih terang itu adalah lemak. Ginjal tidak mengembangkan perubahan lemak. Sensitivitas scan USG dalam diagnosis fatty liver mendekati 100 persen. Korelasi fatty liver di scan ultrasound dan pemeriksaan biopsi jaringan adalah 73,6%. Oleh karena itu, tingkat infiltrasi lemak terlihat di scan ultrasound secara signifikan berkorelasi dengan tingkat akumulasi lemak hati.
3.                  CT Scan
Dengan menggunakan CT Scan dapat dilihat steatosis hepatic (akumulasi lemak dalam hati). Biayanya yang cukup mahal dan paparan radiasi yang berbahaya membuat CT Scan dibatasi penggunaannya.
4.                  MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Mendeteksi variasi kecepatan putaran air dan lemak yang akan menunjukkan perbedaan. Apabila positif Fatty liver, maka akan tampak intensitas sinyal yang lebih rendah dibandingkan otot sekitarnya
5.                  Biopsi Hati
Ini adalah prosedur di mana jarum dimasukkan melalui dinding perut ke dalam hati untuk mengapus sampel kecil dari jaringan hati. Setelah jaringan hati diambil kemudian diperiksa oleh ahli patologi spesialis di bawah mikroskop bertenaga tinggi. Patolog dapat melihat apakah sel-sel hati yang sehat, jika ada banyak lemak dalam hati dan jika ada banyak jaringan parut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar