Senin, 02 Mei 2016

GEN PENEKAN KANKER BRCA1 DAN BRCA2


Gen BRCA1: gen penekan tumor di kromosom 17 pada lokus 17q21, diisolasi pada tahun 1994. Mengode protein p53, yang mencegah pembelahan sel dengan DNAnya mengalami kerusakan, karier nutrisi garis germinal pada BRCA1 merupakan predisposisi berkembangnya kanker payudara dan ovarium.
Gen BRCA2: gen penekan tumor yang diidentifikasi pada tahun 1995 di kromosom 13 pada lokus 13q12-q13; gen besar yang mengandung 27 ekson tersebar lebih dari 70 kb, mengode protein 3418 asam amino; karier mutasi garis germinal pada BRCA2 mempunyai resiko yang meningkat, serupa dengan mutasi BRCA1, menderita kanker payudara dan resiko kanker ovarium yang meningkat sedang.


Gen BRCA1 dan BRCA2
Secara biologi molekuler, gen BRCA1 dan BRCA2 menyandi protein yang bertugas untuk memperbaiki kerusakan DNA. Mutasi yang terjadi pada gen BRCA menyebabkan hilangnya fungsi perbaikan sehingga bisa menyebabkan akumulasi mutasi pada DNA atau instabilitas genom. Gen perbaikan DNA menjadi penting karena setiap hari sel-sel manusia diserang oleh berbagai macam radikal bebas akibat metabolisme tubuh, radiasi, polusi, asap rokok, dan mutagen lainnya. Maka tanpa gen BRCA (yang juga dikenal sebagai gen penekan tumor/tumor suppressor gene) yang sehat, tubuh menjadi rentan untuk terkena kanker.
Gen BRCA1 dan BRCA2 adalah jenis penekan tumor. Ketika berfungsi secara normal, mereka membantu mencegah pertumbuhan sel tak terkendali yang dapat menyebabkan tumor ganas. Ketika gen BRCA bermutasi rusak, hal itu bisa mengarah pada perkembangan payudara herediter dan kanker ovarium.
BRCA 1 berperan dalam  :
  1. Aktivasi respons terhadap kerusakan DNA
  2. Aktivasi checkpoint siklus sel
  3. Perbaikan kerusakan DNA tipe double strand break (DSB)
Jadi berperan agar sel yang mengalami kerusakan DNA tidak berlanjut ke siklus pembelahan
BRCA 2 berperan dalam  :
reparasi DNA dengan mekanisme rekombinasi homolog


Kanker Payudara
Gen BRCA1 dan BRCA2 merupakan 2 gen yang diketahui dapat meningkatkan peluang terjadinya kanker payudara. Gen ini termasuk dalam kategori gen penekan tumor. Kesalahan dari satu atau kedua gen tersebut lebih sering terjadi pada wanita pengidap kanker payudara dibandingkan dengan wanita tanpa kanker payudara, dan berkontribusi sekitar setengah dari kasus kanker payudara yang diwariskan. Mutasi yang terjadi pada kedua gen tersebut belum tentu menyebabkan tumbuhnya kanker payudara; bagaimanapun, wanita pembawa mutasi gen BRCA1 56% berpeluang mengidap kanker payudara sebelum usia 70 tahun dan 16,5% berpeluang mengidap kanker ovarium.

Faktor Resiko pada Kanker Payudara
Wanita yang mewarisi BRCA1 yang rusak mempunyai resiko sebesar 56% sampai 85% mengidap kanker ovarium; wanita yang mewarisi gen BRCA2 yang rusak mempunyai resiko yang sama mengidap kanker payudara. Namun, hanya 10% dari semua wanita yang mengidap kanker payudara mempunyai satu faktor resiko penyakit akibat genetika. Untuk sebagian besar wanita, mutasi gen-gen kanker ini atau kanker umum lainnya, termasuk mutasi mye atau gen-gen p35, didapat pada saat lahir.


Penyebab
Mutasi delesi baik pada gen BRCA1 maupun BRCA2 membuat penderita berisiko  4 kali untuk menderita kanker payudara  kontralateral.
Mutasi delesi  missense pada gen BRCA1  meningkatkan risiko 6 kali untuk menderita  kanker payudara kontralateral.
Mutasi  splice, frameshift, nonsense pada  BRCA1 meningkatkan risiko 4,2 kali menderita kanker payudara kontralateral.
Mutasi splice, frameshift, nonsense pada  BRCA2 meningkatkan risiko 3,6 kali menderita  kanker payudara kontralateral.

Mutasi yang terjadi pada gen  BRCA menyebabkan hilangnya fungsi perbaikan sehingga bisa menyebabkan akumulasi mutasi pada DNA atau instabilitas genom.
Gen perbaikan DNA menjadi penting karena setiap hari sel-sel manusia diserang oleh berbagai macam radikal bebas akibat metabolisme tubuh, radiasi, polusi, asap rokok, dan mutagen lainnya.
Maka tanpa gen BRCA (yang juga dikenal sebagai gen penekan tumor/tumor suppressor gene) yang sehat, tubuh menjadi rentan untuk terkena kanker.

Pemeriksaan
Genetict Test
       Ditujukan untuk mengetahui kemungkinan seseorang dapat mengidap kanker payudara atau ovarium karena mewarisi gen BRCA 1 dan BRCA 2 termutasi. Dilakukan dengan mengambil sampel darah vena untuk dianalisis dalam laboratorium. Adanya gen BRCA 1 dan BRCA 2 termutasi ini mengindikasikan bahwa seseorang memiliki resiko lebih besar untuk mengidap kanker payudara atau ovarium dikarenakan adanya gen termutasi ini.
Analysis
 -  Single strand conformation polymorphism assay (SSCPA)
  Ekstraksi DNA genomic dari limfosit darah periferal
  BRCA 1 gene (exon 2,8,13, 22) ; BRCA 2 (exon 9)
  = Heteroduplex
 =  DNA Sequencing

Pemeriksaan Kanker Payudara
1. Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan radiologi khusus menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mendeteksi kelainan pada payudara, bahkan sebelum adanya gejala yang terlihat pada payudara seperti benjolan yang dapat dirasakan.

Mammogram menunjukkan payudara normal (Kiri) dan payudara dengan kanker (kanan).

2. Magnetic resonance imaging  (MRI)
adalah bentuk baru dari pemeriksaan payudara yang sedang diperkenalkan untuk wanita muda yang memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
Menurut American Cancer Society (ACS), MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan masa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihbat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat.
Kelemahan MRI : kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak dapat menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai breast cancer.

Pengobatan Kanker Payudara
       1.    Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum

       2.    Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

       3.    Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya Capecitabine . obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.

       4.    Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.








Sumber:
  Stedman. 2005.Kamus Ringkas Kedokteran ed.4.Jakarta:EGC.
  Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi Corwin.Jakarta:EGC.
  http://www.nature.com/nm/journal/v17/n3/fig_tab/nm0311-283_F1.html
  Genetics Home Reference, (2014). BRCA2 gene. [online] Available at: http://ghr.nlm.nih.gov/gene/BRCA2 [Accessed 17 Nov. 2014].
  Genetics Home Reference, (2014). BRCA1 gene. [online] Available at: http://ghr.nlm.nih.gov/gene/BRCA1 [Accessed 17 Nov. 2014].




Tidak ada komentar:

Posting Komentar