Minggu, 06 Maret 2016

INTOLERANSI FRUKTOSA HEREDITER

Definisi
Intoleransi herediter fruktosa merupakan penyakit genetik resesif autosomal, dimana terjadi defisiensi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme fruktosa, yakni aldolase B yang terdapat di hati. Merupakan kondisi atau kelainan yang disebabkan oleh ketiadaan enzim fosfofruktaldolase. Akibatnya fruktosa 1-fosfat hasil dari pemecahan fruktosa menumpuk.

Penyebab
Pada gangguan ini, terjadi mutasi pada ekson 5 gen aldolase B sehingga tubuh kehilangan enzim aldolase B. Sebagai akibatnya, fruktosa 1-fosfat (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen, dan menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. Oleh karena itu, keturunan merupakan penyebab utama terjadinya penyakit ini.

Patogenesis





Proses Biokimia Intoleransi Fruktosa Herediter
Asupan fruktosa dalam jumlah besar menimbulkan dampak metabolik yang besar. Diet yang tinggi sukrosa (sirup kaya fruktosa, HFS) menyebabkan masuknya sejumlah besar fruktosa ke dalam vena porta hepatica.
Di hati, fruktosa mengalami glikolisis lebih cepat daripada glukosa, akibat zat ini memintas tahap regulatorik yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase.
Hal ini memungkinkan fruktosa memenuhi jalur metabolik di hati, sehingga meningkatkan sintesis asam lemak, esterifikasi asam lemak, dan sekresi VLDL, yang dapat meningkatkan triasilgliserol serum --> meningkatkan kadar kolesterol LDL.
Suatu kinase spesifik, fruktokinase, di hati, ginjal, dan usus, mengatalisis fosforilasi fruktosa menjadi fruktosa 1-fosfat.
Fruktosa 1-fosfat dipecah menjadi D-gliseraldehida dan dihidroksiaseton fosfat oleh aldolase B.
D-gliseraldehida memasuki proses glikolisis melalui fosforilasi menjadi gliseraldehida 3-fosfat, dikatalisis oleh triokinase.
Kedua triosa fosfat, dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat, dapat diuraikan oleh glikolisis menjadi substrat bagi aldolase, begitu pula glukoneogenesis, yang merupakan 'nasib' bagi kebanyakan fruktosa yang dimetabolisme di hati.
Di jaringan ekstrahepatik, heksokinase mengatalisis fosforilasi sebagian besar gula heksosa, termasuk fruktosa, tetapi glukosa menghambat fosforilasi fruktosa karena zat ini merupakan substrat yang lebih baik untuk heksokinase.
Fruktosa dimetabolisme di jaringan adiposa dan otot, ditemukan pula dalam cairan semen di sirukulasi janin hewan berkuku dan ikan paus.
Kurangnya fruktokinase hati menyebabkan fruktosuria esensial, dan ketiadaan aldolase B yang memecah fruktosa 1-fosfat menyebabkan intoleransi fruktosa herediter.
Diet yang rendah fruktosa, sorbitol, dan sukrosa bermanfaat bagi pasien kedua penyakit ini.
Salah satu konsekuensi dari intoleransi fruktosa herediter dan penyakit terkait akibat defisiensi fruktosa 1,6-bifosfatase adalah hipoglikemia yang dipicu oleh fruktosa meskipun cadangan glikogen tinggi karena fruktosa 1-fosfat dan 1,6-bisfosfat secara alosterik menghambat fosforilase hati.
Sekuestrasi fosfat anorganik juga menyebabkan deplesi ATP dan hiperurisemia.


Akibat
Konsumsi lebih dari sejumlah kecil fruktosa atau sukrosa menyebabkan rendahnya kadar gula dalam darah atau hipoglikemia, yang dipicu oleh fruktosa. Meskipun cadangan glikogen tinggi, karena fruktosa 1-fosfat dan fruktosa 1,6-bisfosfat secara alosterik menghambat fosforilase hati, akan tetap dapat mengakibatkan hipoglikemia. Selain itu, konsumsi fruktosa atau sukrosa yang tinggi menyebabkan masuknya sejumlah besar fruktosa ke dalam vena porta hepatica. Di hati, fruktosa mengalami glikolisis lebih cepat daripada glukosa karena zat ini memintas tahap regulatorik yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase. Hal ini memungkinkan fruktosa memenuhi jalur metabolik di hati, sehingga meningkatkan sintesis asam lemak, esterifikasi asam lemak, dan sekresi VLDL, yang dapat meningkatkan triasilgliserol serum à meningkatkan kadar kolesterol LDL.

Gejala
Hipoglikemia dengan gejala-gejala seperti berkeringat, bingung, terkadang kejang, bahkan dapat mengalami koma. Gejala-gejala kronis yang dapat ditemukan yakni hilangnya nafsu makan, gagal tumbuh, gangguan pencernaan, mual, disfungsi hati, dan gagal ginjal.

Diagnosis Klinik
-       Uji Biopsi.
Dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya enzim (Fructose 1-Phosphate Aldolase) di hati. Dapat pula untuk memeriksa kerusakan ginjal atau hati sebagai akibat dari penimbunan fruktosa 1-fosfat (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) yang menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi.
-       Uji Respon Tubuh.
Uji respon tubuh terhadap fruktosa dilakukan dengan memberikan infus fruktosa. Kemudian monitoring apakah fruktosa dimetabolisme atau tidak, yakni dengan melihat konsentrasi fruktosa.
-       Tes DNA.
Dilakukan dengan mengecek DNA Karier (pembawa gen untuk penyakit ini tetapi tidak menderita penyakit ini) kemudian melalui analisa DNA lalumembandingkan dengan DNA penderita dan DNA individu normal.

Pengobatan
Pengobatan dari intoleransi fruktosa herediter dengan mengurangi konsumsi fruktosa dan sukrosa. Dan juga terapi hipoglikemia sebagai efek dari intoleransi fruktosa herediter.


1 komentar: