Selasa, 22 Maret 2016

HIPERPLIPOPROTEINEMIA


Klasifikasi Hiperlipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia dapat diklasifikasikan dalam 5 tipe yaitu hiperlipoproteinemia tipe I, hiperlipoproteinemia tipe II, hiperlipoproteinemia tipe III, hiperlipoproteinemia tipe IV, dan hiperlipoproteinemia tipe V.


A.   Hiperlipoproteinemia Tipe I
1.      Pengertian
Hiperlipoproteinemia tipe I (hiperkolesterolemia murni/hiperkilomikronemia familial) adalah suatu kondisi yang mengganggu pemecahan lemak dalam tubuh, sehingga mengakibatkan kadar kilomikron (triasilgliserida) dalam darah tinggi. Hiperlipoproteinemia tipe I merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir.

2.      Etiologi
Tipe kelainan ini terjadi karena kekurangan enzim lipoprotein lipase atau apoC-II  yang merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim LPL sehingga menyebabkan ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL trigliserida dari darah secara efektif. Penyebab hiperlipoproteinemia tipe Iadalah karena defisiensi enzim lipoprotein lipase atau apoC-II. Hal ini bisa disebabkan karena adanya mutasi pada gen LPL (Lipoprotein Lipase). Gen LPL memacu produksi lipoprotein lipase, dan membutuhkan apoC-II sebagai kofaktornya. Enzim lipoprotein lipase ini akan memecah lipoprotein (kilomikron) yang biasanya membawa molekul lemak dari usus ke dalam darah. Ketika lipoprotein dipecah, lipoprotein melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak disimpan oleh jaringan adiposa atau digunakan sebagai energi untuk otot; sementara gliserol akan digunakan oleh hati untuk sintesis lainnya, misalnya sintesis lemak. Jika terjadi mutasi pada gen LPL atau memang terjadi defisiensi apoC-II, lipoprotein tidak akan terurai secara efisien. Hal ini akan menyebabkan akumulasi drastis kilomikron dalam plasma; walaupun dalam keadaan puasa.

3.      Gejala
Pada penderita kelainan ini memperlihatkan gejala berupa hati membesar (diakibatkan oleh kerja hati yang berlebihan dalam membentuk triasilgliserida) dan limpa membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna kuning-pink&lesikulitberwarnakuning(xantomaeruptif). Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa menyebabkan pankreatitis.

4.      Patofisiologi
Lipid yang dikonsumsi terdiri atas kolesterol dan trigliserid. Apabila terjadi keadaan hiperlipoproteinemia, akan menyebabkan kelainan metabolisme lipid. Kelainan metabolisme lipid pada keadaan hiperlipoproteinemia dapat terjadi pada saat produksi atau penggunaan lipoprotein.
Lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus dan disekresikan ke dalam saluran limfemesenterikus dalam bentuk kilomikron. Kemudian kandungan trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak, gliserol dan kolesterol dengan perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) sehingga menjadi kilomikronremnan. Kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami degradasi oleh enzim lisosom.



5.      Diagnosis
a.      Lipoprotein lipase menurun
b.      LDL rendah (kadar normal = 100 mg/dL)
c.       Level kolesterol total meningkat (kadar normal = 160 – 200 mg/dL)
d.      Pemeriksaan darah pada penderita menunjukkan kadar trigliserida yang sangat tinggi. Trigliserida tinggi hingga 1000 mg/dL bahkan 10.000 mg/dL (kadar normal = 150 mg/dL).

B.   Hiperlipoproteinemia Tipe II
  1. Pengertian
Hiperlipoproteinemia tipe II (hiperkolesterolemiafamilial) merupakan suatu penyakit keturunan yang mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini (biasanya karena serangan jantung). Tipe kelainan ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi awal (primer) ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya. Pada penderita kelainan ini terdapat endapan lemak yang membentuk pertumbuhan xantoma di dalam tendon dan kulit.
  1. Klasifikasi
Hiperlipoproteinemia tipe II terdiri atas dua tipe, yaitu:
a.      Hiperlipoproteinemia Tipe II A
Hiperlipoproteinemia tipe II A (FamilialHypercholesterolemia)ditandai dengan peningkatan LDL darah yang meningkat drastis dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam degradasi LDL sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum, tetapi triasilgliserol normal. Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal. Penyakit jantung iskemik terjadi sangat dipercepat.
Hiperkolesterolemia ini dikatakan heterozigot jika level kolesterol totalnya berkisar antara 275-500 mg/dl. Hiperkolesterolemia heterozigot biasanya akan berkembang menjadi xanthomas pada orang dewasa dan berpeluang menjadi penyakit vaskuler jika ternyata pada golongan usia 30-50 tahun. Sedangkan hiperkolesterolemia dengan level kolesterol total lebih dari 500 mg/dl dikategorikan sebagai hiperkolesterolemia homozigot yang berkembang menjadi xanthomas pada orang dewasa dan menjadi penyakit vaskuler pada anak-anak. Selain itu tipe ini dapat juga disebabkan oleh beberapa kondisi genetik,yaituHiperkolesterolemiadefectifApo B-100 dan Poligenikhiperkolesterolemia.



  1. HiperlipoproteinemiaTipe II B
Hiperlipoproteinemia Tipe II B (FamilialCombinedHypercholesterolemia) ditandai dengan tingginya kadar kolesterol dan trigliserida, yang disebabkan oleh peningkatan LDL dan VLDL. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada domain reseptor apolipoprotein B-100 yang merupakan  komponen utama dari LDL dan VLDL.Pada kelainan tipe ini, xanthoma jarang terjadi tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD (CoronaryArteryDisease) prematur.
Kelainan ini disebabkan karena meningkatnya produksi hepatikApo B (merupakan apolipoprotein utama pada LDL dan VLDL). Pada Tipe ini terjadi peningkatan plasma apo B. Tingkat apo B tinggi untuk plasma LDL-C karena adanya partikel LDL kecil yang padat, yang merupakan karakteristik dari sindrom ini dan sangat aterogenik. Tingginya kadar LDL, kolesterol, dan trigliserida disebabkan karena disregulasi dari 3-hydroxy-3-methylglutaryl A reduktase (HMG-CoAreductase), yang merupakan enzim pengendali dalam biosintesis kolesterol.

C.   Hiperlipoproteinemia Tipe III
  1. Pengertian
Hiperlipoproteinemia tipe III merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan tingginya kadar VLDL remnant (trigliserida) dan IDL (trigliserida dan kolesterol). Disebut sebagai disbetalipoproteinemia. Hiperlipoproteinemia tipe III jarang terjadi dan hanya terjadi pada 1 dari 5000 orang. Penyakit ini diturunkan dari orang tua ke anak, tetapi hanya 1 dari 4 anak yang positif menderita.
  1. Etiologi
Tipe ini terkait dengan abnormalitas pada gen yang menyandikan Apolipoprotein E (Apo E) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma. Kelainan tipe ini terkait dengan abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh reseptor-reseptor sel hati untuk menghilangkan kilomikronremnant) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma sehingga terjadi peningkatan kadar IDL. Kondisi ini dapat pula terjadi pada hipotiroidisme.
  1. Gejala
Pada penderita kelainan ini memperlihatkan gejalasebagaiberikut:
a.      Terjadi xanthoma (penimbunan lemak). Kelainan ini terjadi lebih awal pada pria dibandingkan pada wanita. Pada penderita pria akan tampak pertumbuhan lemak di kulit pada masa dewasa awal, sedangkan pada penderita wanita akan tampak pertumbuhan lemak 10-15 tahun kemudian. Pada penderita pria maupun wanita yang mengalami obesitas maka pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal.
b.      Terjadi aterosklerosis pada usia dini.
c.       Nyeri perut sebagai akibat pembesaran hati dan limpa yang disebabkan oleh tingginya kadar trigliserida.
d.      Penderita mengalami diabetes ringan.
e.      Peningkatankadar asam urat dalam darah.


  1. Patofisiologi
Apolipoprotein E berperan penting untuk metabolisme lipoprotein kaya trigliserida (VLDL dan IDL). Mutasi pada gen penyandi Apo E dapat terjadi karena perubahan asam amino sistein menjadi arginin dan genotip Apo E-3 menjadi Apo E-2. Apo E yang cacat akan mengakibatkan akumulasi lipoprotein kaya trigliserida, seperti sisa kilomikron dan VLDL (β-VLDL) dalam plasma.
Remnant VLDL atau IDL mengandung trigliserida, kolesterol, Apo B, dan Apo E yang akan masuk ke hati melewati reseptor LDL atau reseptor Apo B-100 atau Apo E. Tetapi Apo E yang mengalami mutasi tidak dapat berikatan dengan reseptor ini sehingga IDL tidak dapat masuk ke hati dan terjadi penumpukan IDL dalam darah. Dengan tingginya kadar IDL (trigliserida dan kolesterol), akan meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, stroke, dan penyakirkardiovaskuler lainnya.
  1. Diagnosis
a.      Uji darah puasa, yakni pengambilan sampel darah saat puasa. Peningkatan trigliserida & kolesterol ditentukan oleh analisis laboratorium serum atau plasma setelah puasa selama 10 sampai 12 jam.Pemeriksaan darah pada penderita menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida.Akan terdapat kenaikan kadar kolesterol dan trigliserida, sekitar 10 mmol/L.
b.      Pola tipikal dari tipe III ini berbeda dari dislipidemia herediter lainnya, yakni peningkatan kadar partikel sisa makanan dan mengandung trgliserida dan kolesterol. Kadar LDL seringkali normal atau bahkan rendah.

D.   Hiperlipoproteinemia Tipe IV
  1. Pengertian
Hiperlipoproteinemia tipe IV (FamilialHyperlipemia). merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa penderita yang menyebabkan tingginya kadar trigliserida plasma yang terkandung di dalam VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis.
  1. Etiologi
Kondisi ini berhubungan dengan abnormalitas toleransi glukosa (resisten insulin) dan obesitas.Hiperlipoproteinemia tipe IV juga dapat disebabkan olehhal-halseperti genetika, usia tua, reaksi pengobatan, diabetes, faktor gaya hidup, dan kondisi medis lainnya.
  1. Gejala
Pada penderita kelainan ini memperlihatkan gejala sebagai berikut:
a.      Tanpa gejala, ini biasanya terjadi pada saat-saat awal terjadinya hiperlipoproteinemia
b.      Nyeri abdomen berat
c.       Pankreatitis
d.      Xanthomaseruptif
e.      Polineuropati perifer
f.        Hipertensi.
  1. Patofisiologi
Pada kelainan ini kadar VLDL meningkat, sedangkan LDL normal atau berkurang, mengakibatkan kadar kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar gliserol yang berbedasehingga terjadi peningkatan kadar triasilgliserol yang terkandung dalam VLDL.
  1. Diagnosis
Hiperlipoproteinemia Tipe IVditandai dengan peningkatan VLDL dan kadar trigliserida, keruhnya serum, tingkat kolesterol normal atau hanya sedikit lebih tinggi dari kadar normal. Kelainan ini ditandai oleh peningkatan VLDL dan kadar trigliserida hampir selalu kurang dari 1000 mg/dL. 


E.    Hiperlipoproteinemia Tipe V
1.   Pengertian
          Hiperlipoproteinemia tipe V merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi dan mempunyai karakteristik peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat disebut sebagai hipertrigliseridemia, dimana tubuh tidak mampu memetabolisme dan  membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya.
2.   Etiologi
Kelainan ini biasanya bersifat keturunan atau diturunkan yang muncul pada masa dewasa awal. Selain diturunkan, kelainan ini juga bisa terjadi akibat penyalahgunaan alkohol, diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, dan gagal ginjal.

3.   Gejala
Pada penderita kelainan ini ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa. Penderita biasanya juga mengalami diabetes ringan dan peningkatan asam urat serta banyak penderita yang mengalami kelebihan berat badan.
4.   Patofisiologi
Pada kelainainan ini, kadar lipoprotein lipase umumnya normal. Tubuh tidak mampu memetabolisme dan mengekskresikan kelebihan trigliserida eksogen maupun endogen yang tidak sempurna yang dapat mengancamanresikopankreatitis seumur hidup. Kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal atau berkurang.Ini menyebabkan kadar kolesterol meningkat dan triasilgliserol sangat meningkat. Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron.
5.   Diagnosis
           Pada diagnosanya, penderita hiperlipoproteinemia tipe Vakan diperikasa darah puasa. Apabila penderita positif mengalami hiperlipoproteinemia tipe ini maka akan ditemukana kadar VLDL meningkat, kadar kilomikron meningkat, sedangkan kadar lipoprotein lipase normal. Lapisan serum pada tipe ini terlihat mirip susu pada layer bagian atas dan kotor pada layer bagian bawah. Kadar trigliserida selalu lebih besar dari 1000 mg / dL, dan kadar kolesterol total selalu meningkat. Kadar kolesterol LDL biasanya rendah. Kadar trigliserida lebih besar dari 1000 mg / dL akan meningkatkan risiko pankreatitis akut.


(Sumber: Porth, C. (2008). Study guide for Pathophysiology. Philadelphia, PA.: WoltersKluwer/ Lippincott Williams & Wilkins.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar