Jumat, 22 April 2016

GROWTH FACTOR/RECEPTOR ER, PR DAN HER-2


ER (Esterogen Receptor)
Estrogen dan progesteron berhubungan dengan perkembangan dan diferensiasi jaringan payudara dan berhubungan dengan sistem reproduksi wanita. ER memiliki2 isoform, yaitu ER α dan ER β yg disintesis dari 2 gen berbeda (ESR1 dan ESR2) pd kromosom 6 dan 14. ER merupakan steroid reseptor, mempunyai struktur yang terdiri dari sebuah DNA-binding domain (DBD), yang diapit oleh dua transcriptional activation domains (AF-1 dan AF-2). Reseptor ini mengikat estradiol dalam ligand binding domain (LBD).
ER sebagian besar terletak pada sitosol. Ikatan pada reseptor akan menstimulasi proliferasi sel-sel payudara  dan memicu perpindahan reseptor dari sitosol ke inti, kemudian berikatan dengan DNA. Kompleks yang terbentuk kemudian meregulasi sintesis protein yang akan menimbulkan perubahan fungsi sel. Hal ini menyebabkan peningkatan pembelahan sel dan replikasi DNA mutan bersama dengan DNA normal. ER merupakan faktor prediktif yang paling utama yang diperiksa pada karsinoma payudara.

PR (PROGRESTERON RECEPTOR)
RP terbagi 2 : PR-A dan PR-B. Keduanya identik tetapi aktivitas biologisnya berbeda, PR-A: menghambat aksi dari PR-B  dan PR-B: menstimulasi efek progesteron. Berpengaruh pada gen pengatur ER, yang menjembatani efek progesteron dalam pertumbuhan kelenjar payudara dan kanker payudara.




HER-2 (Human Epidermal Growth Factor Receptor – 2)
HER – 2 adalah gen yang pada keadaan tertentu berperan dalam pertumbuhan kanker payudara. Gen HER - 2  merupakan protoonkogen yang berlokasi sepanjang lengan kromosom 17 (17q21-q22) serta memiliki kesamaan struktur dengan Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR)  yang merupakan famili dari tyrosine kinase. Gen HER – 2 memproduksi protein HER – 2. Protein HER – 2 = reseptor pada sel payudara. Normal à terlibat dalam jalur sinyal transduksi yang berperan dalam perkembangan sel dan diferensiasi sel.
Sekitar 15-20% kanker payudara mengalami amplifikasi gen HER – 2 atau disebut HER – 2 protein over-expression. Pasien dikatakan HER2 positif jika pada tumor ditemukan HER - 2  dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2 positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER - 2 -negatif. Ekspresi HER – 2 ↑ = derajat histopatologi ↑, ketahanan ↓, respons terhadap methotrexate dan modulator reseptor hormonal ↓, dan respons terhadap doxorubicine ↑. HER – 2 ↑ juga dikaitkan dengan ukuran tumor yang lebih besar, metastase ke kelenjar getah bening, serta angka ketahanan yang lebih buruk.

PEMERIKSAAN
FISH TEST (Fluorescence In Situ Hybridization)
FISH Test adalah teknik sitogenetik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya kromosom atau bagian dari suatu kromosom dengan hibridisasi probe DNA kromosom yang telah terdenaturasi dengan menggunakan fluoresensi.
Tes ini menetapkan apakah ada terlalu banyak salinan atau ‘copy’ gen HER - 2  di dalam sel kanker berdasarkan pada penilaian intensitas reaksi dan prosentase sel-sel.
Hasil tes FISH
-          Positif (terjadi amplifikasi gen HER - 2)
-            Negatif (tidak terjadi amplifikasi gen HER - 2)
IHC Test (Immuno Histo Chemistry Test) atau Uji IHK (Imunohistokimia)
Uji IHK dilakukan untuk  mendeteksi ekspresi protein HER – 2.
IHK menetapkan apakah protein HER – 2 di sel kanker terlalu banyak atau tidak.
Hasil IHK :
-           0  (HER - 2  negatif)
-           1+  (HER - 2  negatif)
-           2+ (dalam ambang batas); atau
-          3+ (HER - 2 -positif, artinya terjadi ‘HER - 2  protein over-expression’)
-          Validasi dari uji IHK memastikan bahwa imunoreaktivitas pada membran hanya terdeteksi pada FISH positif.
Uji IHK untuk ER/PR
Medeteksi ER/PR  pada sel kanker dari sampel jaringan
Sampel jaringan bisa diperoleh dengan biopsy atau dari operasi pengangkatan payudara.
Untuk meningkatkan akurasi dari IHC, perlu :
  1. ER/PR dites pada tumor primer dan daerah penyebarannya pada pasien yang baru didiagnosis dengan kanker payudara atau pasien yang  pernah sembuh namun terkena kanker payudara kembali
  2. ER/PR positif bila 1% dari sel yang diuji memiliki ER/PR à perlu konsultasi ke dokter untuk terapi hormonal
SPoT-Light HER - 2  CISH Test (Subtraction Probe Technology Chromogenic In Situ Hybridization)
Tes ini menetapkan apakah di dalam sel kanker ditemukan salinan atau ‘copy’ terlalu banyak gen HER – 2.
Hasil tes SPoT-Light
-           Positif (terjadi amplifikasi dari gen HER - 2)
-          Negatif (tidak terjadi amplifikasi gen HER - 2)
Inform HER2 Dual ISH Test (Inform Dual In Situ Hybridization)
Tes ini menetapkan apakah di dalam sel kanker ditemukan salinan atau ‘copy’ terlalu banyak gen HER – 2.
Hasil tes Inform HER – 2 Dual ISH
-          Positif (terjadi amplifikasi dari gen HER - 2)
-           Negatif (tidak terjadi amplifikasi gen HER - 2)

       KANKER PAYUDARA

PROGNOSIS MARKER KANKER PAYUDARA
ER dan PR
Memicu pertumbuhan sel payudara dan memegang peranan penting pada sebagian kanker payudara. Sel kanker memberi respon pada hormone ini melalui ER dan PR tersebut. Test pada tumor untuk melihat reseptor hormone dinamakan Reseptor Hormone Assay.
Bila kanker tidak mempunya reseptor ini, dinamakan PR- atau ER-. Sebaliknya bila kanker mempunyai reseptor ini, maka dinamakan PR+ atau ER+. Kanker dapat juga hanya ER+ atau PR+.
ER dan PR sebagai prognostic marker payudara dan predictive marker terapi hormone.

HER-2
Payudara normal mempunyai sekitar 20.000 reseptor HER-2, sedangkan pada kanker payudara sekitar 1,5 juta reseptor HER-2.
HER-2 Positif menandakan adanya prognosis yang buruk dan dapat dijadikan predictor untuk respon terapi kanker payudara.


ER dan PR pada Kanker Payudara
Berdasarkan ekspresi hormonalnya kanker payudara dapat dikelompokkan menjadi 3 :
  Positif ganda (ER+/PR+)
Tumor positif ganda (55-65% kanker payudara) mempunyai prognosis dan respons yang bagus terhadap hormonal terapi. Kelompok ini juga dikaitkan dengan umur yang lebih tua dan ukuran tumor lebih kecil.
  Positif tunggal (ER+/PR-) dan (ER-/PR+)
Tumor positif tunggal, ER+/PR- (12-17%) dan ER-/PR+ (1-2%) masih belum banyak dimengerti konsekuensinya. Kelompok ini dapat dihubungkan prognosis yang buruk dan ukuran tumor yang besar.
·         Negatif ganda (ER-/PR-)
Tumor negatif ganda yang merupakan kelompok terbesar kedua (18-25%) dan tidak responsif terhadap terapi hormonal.


TERAPI TEPAT SASARAN
Trastuzumab (dipasarkan dengan nama Herceptin®) adalah antibodi yang didesain untuk membidik dan menghambat fungsi HER2, suatu protein yang ditemukan dalam jumlah besar pada permukaan beberapa sel kanker payudara.
Trastuzumab juga merangsang sistem kekebalan untuk menghancurkan sel kanker. Ini adalah obat berbasis antibodi pertama yang digunakan untuk pengobatan kanker payudara, suatu kanker yang paling sering didiagnosa pada wanita.
Pengobatan dengan Trastuzumab telah menghasilkan peningkatan respons, angka harapan hidup yang lebih tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik diantara wanita dengan kanker payudara tahap akhir.
Studi-studi klinik telah mengevaluasi wanita yang menerima Trastuzumab dalam kombinasi dengan kemoterapi dan sebagai obat tunggal untuk mereka yang telah resisten terhadap pengobatan.
Trastuzumab memberikan efek samping lebih ringan dibandingkan dengan kemoterapi standar, dimana pasien mengalami gejala ringan sampai sedang seperti menggigil dan demam, terutama terjadi dengan infus pertama.
Trastuzumab hanya mengganggu pertumbuhan sel kanker payudara secara spesifik, dan tidak mengganggu sel-sel sehat termasuk sel-sel darah dan sel-sel kekebalan.




TERAPI ENDOKRIN
Secara langsung à menggunakan selective estrogen receptor modulators (SERM) yang bertindak sebagai ER antagonis pada jaringan payudara.
Contoh: Tamoxifen, bersifat antagonis adi payudara, tetapi bersifat agonis parsial pada endometrium (meningkatkan resiko kanker rahim).
Secara tidak langsung  à memblok perubahan androgen menjadi estrogen (inhibitor aromatase).









Sumber:
  Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  Khan, Sohaib A., Stancel, George M. 1993. Protooncogenes and Growth Factors in Steroid Hormone Induced Growth and Differentitation. New York: CDC Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar