Minggu, 10 April 2016

PENYAKIT FARBER


Definisi
Pencernaan, penyimpanan, dan penggunaan lemak (lipid) dari makanan adalah proses yang kompleks yang melibatkan ratusan reaksi kimia dalam tubuh. Tubuh manusia sudah diprogram oleh kode genetik yang menghasilkan enzim dan bahan kimia yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini. Akan tetapi, penderita lipidosis dilahirkan tanpa kode genetik tersebut. Dalam sebagian besar gangguan ini, tubuh tidak menghasilkan enzim tertentu, atau bahan kimia khusus. Hal ini mengakibatkan penimbunan lemak di dalam jaringan tubuh kita. Lama-kelamaan penimbunan lemak ini dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh. Salah satu penyakit lipidosis adalah penyakit farber.
Penyakit Farber, atau Farber Lipogranulomatosis, atau Defisiensi Asam Seramidase adalah penyakit yang disebabkan oleh defisiensi enzimseramidase. Enzim seramidase merupakan komponen penting yang digunakan untuk memecah seramid menjadi sfingosin dan asam lemak (Lihat Gambar 1). Sehingga, defisiensi asam seramidase dapat menyebabkan penumpukan seramid di lisosom yang akan menimbulkan kerusakan dan inflamasi. Penumpukan lemak tersebut dapat mengganggu sendi, jaringan, dan sistem saraf pusat. Hati, jantung, dan ginjal juga memiliki kemungkinan terkena efek dari penyakit farber tersebut. Seramid yang terakumulasi tersebut tidak dapat berperan sebagai molekul sinyal karena terkurung di dalam lisosom.

Penyakit farber ini terpaut gen resesif yang bersifat autosomal dan merupakan salah satu penyakit lipidosis yang jarang ditemui/langka. Ketika kedua orangtua membawa gen cacat (carrier), maka anak yang lahir dari orang tua ini memiliki kemungkinan 25 persen mewarisi penyakit tersebut dan kemungkinan 50 persen sebagai pembawa gen (carrier) (Lihat Gambar 2). Penyakit farber menyerang baik pria maupun wanita.

Gambar 2
Gejala umum penyakit farber adalah suara serak, adanya benjolan kecil lemak di bawah kulit dan di jaringan lain (lipogranulomas), dan pembengkakan sendi. Penderita juga dapat mengalami kesulitan bernapas, pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali), dan keterlambatan perkembangan.
Penyakit farber disebabkan oleh mutasi pada gen N-acylsphingosine amidohydrolase (acid ceramidase) 1atau gen ASAH 1yang terletak pada kromosom 8p21.3 dan 8p21.22 . Seperti yang kita ketahui, kromosom yang terdapat dalam inti sel manusia membawa informasi genetik untuk setiap individu. Sel-sel tubuh manusia normal memiliki 46 kromosom. Pasangan kromosom manusia diberi nomor dari 1 sampai 22 dan kromosom seks ditandai dengan X dan Y. Pria memiliki satu X dan satu kromosom Y sedangkan perempuan memiliki dua kromosom X. Setiap kromosom mempunyai lengan pendek yang disebut "p" dan lengan panjang ditunjuk "q". Kromosom dibagi-bagi lagi menjadi banyak band dan mempunyai nomor. Oleh karena itu, "kromosom 8p22-p21.3" mengacu pada suatu daerah pada lengan pendek kromosom 8 antara band 21,3 dan 22. Band yang bernomor tersebut menentukan lokasi dari ribuan gen yang hadir pada setiap kromosom.
Mutasi dari gen ASAH 1 ini dapat mengakibatkan penurunan asam seramidase hingga 10% dibawah normal. Oleh karena itu, enzim tidak dapat memecah seramid menjadi sfingosin dan asam lemak, terjadilah penumpukan seramid.
Mutasi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit farber :
  • Tiga mutasi titik menyebabkan subtitusi satu asam amino
  • Mutasi satu tempat pada splicing intron menyebabkan pelompatan ekson
  • Dua mutasi titik menyebabkan pelompatan ekson parsial atau lengkap
Terdapat 7 tipe penyakit farber :
§  Tipe 1 , merupakan farber yang paling umum. Timbul gejala pada suara, kulit, dan sendi yang muncul ketika beberapa bulan setelah kelahiran. Keterlambatan perkembangan dan penyakit paru-paru juga biasa terjadi. Bayi yang terlahir dengan farber tipe 1 biasanya hanya dapat bertahan hidup sampai awal usia dini.
§  Tipe 2 dan 3 secara umum mempunyai tanda/gejala yang lebih sedikit dibandingkan tipe lain. Individu yang mempunyai penyakit farber tipe 2 memiliki tanda yang sama seperti tanda penyakit farber pada umumnya dan tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan. Anak yang terlahir dengan farber tipe 2 biasanya hidup sampai di tengah atau akhir usia dininya.
§  Tipe 4 dan 5 terkait dengan masalah neurologis. Tipe 4 menyebabkan masalah kesehatan dimulai pada masa bayi karena besarnya deposito lipid dalam jaringan hati, limpa, paru-paru, dan sistem kekebalan tubuh. Anak-anak dengan tipe ini biasanya tidak bertahan hidup melewati tahun pertama hidup mereka. Jenis 5 ditandai dengan penurunan progresif fungsi otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) yang menyebabkan kelumpuhan pada lengan dan kaki (quadriplegia), kejang, sukar bicara, tersentaknya otot tak sadar (mioklonus), dan keterlambatan perkembangan. Anak-anak dengan tipe 5 Farber lipogranulomatosis mampu bertahan hidup hingga usia dininya.
§  Tipe 6 dan 7 merupakan tipe farber yang paling jarang ditemukan., penderita memiliki gangguan-gangguan lain selain farber itu sendiri.
Diagnosis penyakit farber
·         Lihat ada atau tidak bintil subkutan pada sekujur tubuh maupun pada persendian. Bila diagnosis secara visual tidak menunjukkan keabnormalan maka dapat dilakukan cara selanjutnya.
·         Pengujian aktivitas asam seramidase (jika kurang dari 6%, maka menderi farber) di leukosit darah perifer, sel limfoid kultur atau fibroblas kulit kultur. Atau, diagnosis dapat dilakukan dengan menentukan konsentrasi seramid dalam sel kultur atau jaringan atau dengan mempelajari katabolisme lisosom seramida dalam sel hidup kultur. Identifikasi mutasi pada gen ASAH1 dengan pengujian genetik molekular biasanya memungkinkan untuk konfirmasi diagnostik.
·         Diagnosis prenatal dengan tes DNA memungkinkan dalam keluarga dengan gen mutasi penyebab penyakit. Atau, diagnosis prenatal dapat dilakukan dengan mengukur aktivitas asam seramidase dalam sel kultur cairan ketuban atau chorionic villi.
·         Karena penyakit farber diwariskan secara autosomal resesif, maka konseling genetik dimungkinkan. 
      Melihat pembahasan diatas, terlihat bahwa penyakit farber merupakan salah satu jenis lipidosis yang berbahaya bagi tubuh walaupun penyebarannya terbilang langka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar