Minggu, 24 April 2016

Tumor Marker: Alpha-Fetoprotein (AFP) & Carcinoembryonic Antigen Test (CEA)


AFP
Alfa-Fetoprotein (AFP) adalah glikoprotein yang diproduksi oleh hati dan yolk sac pada saat perkembangan janin pada masa kandungan. Level AFP sangat tinggi pada masa kandungan dan akan turun setelah kelahiran. AFP merupakan penanda tumor tipe oncofetal antigents.

Fungsi
       a.        Untuk membantu diagnosa dan terapi monitor untuk Hepatocelullar Carcinoma (HCC)
       b.         Untuk membantu diagnosa tumor sel benih (Non-Seminomatous Germ Cell Tumor) dan metastasis kanker di hati (yang berasal dari organ-organ lain).
   c.    Tes AFP digunakan untuk diagnosis prenatal dari spina bifida dan kelainan yang berhubungan dengan kebocoran cairan serebrospinal selama masa perkembangan embrio.
       d.    Tes darah dengan darah dari vena yang ada di lengan.

Kadar AFP meningkat pada:
´  Non-seminomatous germ cell tumours (NSGCT) of testis, ovary and  other sites.
´  Hepatocellular carcinoma (HCC).
´  Hepatoblastoma (in children, extremely rare in adults).
´  AFP may be occasionally elevated in patients with other types of  advanced adenocarcinoma.
´  Hepatitis, cirrhosis, biliary tract obstruction, alcoholic liver disease, ataxia telangiectasia and hereditary tyrosinaemia.
Physiological conditions with elevated levels:
´  Pregnancy and the first year of life. Infants have extremely high levels which fall to adult values between 6 months and 1 year of age.

Hepatocellular karsinoma (hcc)
´  Tumor ganas pada hati, 80% kasus HCC diawali oleh sirosis yang diikuti komplikasi dengan Hepatitis B
´  75% kasus kanker hati terjadi di daerah Asia (terutama Cina) dan daerah Afrika Selatan. Hal ini terkait dengan tingkat penyebaran virus Hepatitis B (HBV) di wilayah tersebut yang dinilai cukup tinggi.
´  HCC sering tidak terdiagnosa karena gejalanya tertutup oleh gejala penyakit yang mendasarinya.
´  Meskipun ada gejala yang muncul, biasanya terjadi pada stadium lanjut disaat harapan sudah tidak begitu besar.

AFP sebagai penanda tumor HCC
Pada kasus karsinoma hepatoseluler, pembelahan sel hati akan menjadi abnormal yang mengakibatkan sintesis AFP akan meningkat. Hal ini ditandai dengan peningkatan tajam kadar AFP dalam darah.
Kadar AFP dalam darah:
a.    Normal           <20 ng/ml
b.    Sirosis     = 400-500 ng/ml
c.     HCC          3000 ng/ml
Tingkat kenaikan kadar AFP dalam darah menunjukkan tingkat keparahan/stadium pada penderita karsinoma hepatoseluler sehingga AFP juga dapat digunakan dalam monitor terhadap terapi penyakit karsinoma hepatoseluler.

AFP and β-hCG Levels in Germ Cell Tumors and Gestational Trophoblastic Disease
Tumor
AFP elevation
β-hCG elevation
Seminoma and dysgerminoma
Never
Occasional, minimal
Embryonal cell carcinoma
Yes
Yes
Choriocarcinoma
No
Yes
Yolk sac tumors
Yes
No
Teratoma
No
No
Gestational trophoblastic disease
No
Yes


Carcinoembryonic Antigen Test (CEA)
CEA pertama kali ditemukan oleh Gold dan Freedman pada tahun 1965. Merupakan antigen (berupa glikoprotein keluarga immunoglobulin) yang dijumpai pada kolon janin dan adenokarsinoma kolon, tetapi tidak didapati pada kolon dewasa sehat (Goldstein et al, 2005).
Beberapa studi menunjukkan CEA juga terdapat pada jaringan sehat, namun kadar CEA pada tumor rata-rata 60x lipat lebih tinggi dari jaringan tidak ganas dengan nilai ambang CEA normal < 5 ng/ml.
CEA juga terdeteksi dalam jumlah besar pada keganasan saluran cerna (termasuk pankreas),  paru,  payudara,  dan ovarium, sehingga kurang spesifik untuk tumor,  konsentrasinya dalam serum juga dipengaruhi banyak faktor.  Oleh karena itu,  prosedur kadar CEA ini tidak dianjurkan untuk penapisan (screening) kanker kolorektal.  Namun peningkatan secara berlebihan patut menimbulkan kecurigaan untuk evaluasi diagnosis lebih lanjut.

Kadar CEA
Peningkatan Kadar CEA terjadi pada kanker (George Krucik, 2012):
´  colorectal (colon) cancer
´  medullary thyroid carcinoma
´  breast cancer
´  cancer of the gastrointestinal tract
´  liver cancer
´  lung cancer
´  ovarian cancer
´  pancreatic cancer
´  prostate cancers
Faktor Resiko Peningkatan Kadar CEA selain kanker:
  1. Sirosis hati dan koleositisis (peradangan pada kandung empedu)
  2. Perokok berat
  3. Penyakit peradangan usus besar (co: ulcerative colitis or diverticulitis)
  4. Infeksi saluran pernapasan
  5. Peradangan pankreas (pancreatitis)
  6. Ulkus pencernaan

CEA TEST
CEA TEST adalah tes serum darah (atau dapat juga dari cairan tubuh) yang terutama dilakukan untuk monitoring terapi pada pasien kanker (terutama kanker kolorektal). Ini dilakukan untuk melihat respon pada pasien yang telah mendapatkan terapi dan memantau perkembangan kanker dan apakah ia akan terulang kembali.
Tes darah CEA untuk tujuan seperti ini digunakan sebagai tumor marker, yakni indikator apakah terdapat keganasan kanker ataupun tidak.
  1. Untuk monitoring efektivitas terapi yang dilakukan pada pasien dengan kanker kolon ataupun marker kanker lainnya.
  2. Tes awal CEA sebelum terapi dilakukan untuk dijadikan nilai tolak ukur (baseline). Jika kadarnya meningkat setelah terapi, akan menunjukkan respon pasien terhadap terapi yang diberikan dan menentukan apakah kanker telah berkembang ataupun terulang kembali.
  3. Menentukan Prognosis (bagaimana perkembangan kanker nantinya)
  4. Mengetahui stadium kanker dengan melihat ukuran dari tumor dan seberapa jauh penyebaran tumor tersebut (metastasis).
  5. Pada sample cairan tubuh dapat membantu menentukan apakah kanker sudah menyebar ke rongga tubuh (co: rongga pleural dan peritoneal)
  6. Dapat dilakukan bersama beberapa tumor kanker lain untuk mendiagnosis kanker seperti karsinoma saluran cerna (CA 19-9), kanker payudara (CA 15-3), kanker ovarium (CA 125), kanker paru (NSE),  dan lain-lainnya.
  7. Tidak semua kanker memproduksi CEA dan tidak semua hasil positif tes CEA disebabkan oleh kanker, oleh sebab itu, tes ini tidak digunakan untuk screening kanker.

Rekomendasi CEA Test pada Tumor Marker
The American Society Of Clinical Oncology (ASCO) menyatakan bahwa:
1. CEA seyogyanya tidak digunakan sebagai uji penapisan untuk kanker kolorektal.
2. CEA dapat diperiksa preoperasi pada pasien KKR apabila hal ini membantu menentukan stadium dan merencanakan pengobatan.
3. CEA dapat diperiksa setiap 2 sampai 3 bulan pascaoperasi apabila ada indikasi reseksi metastasis hati.
4. CEA dapat diperiksa untuk memantau pengobatan metastasis.

Prosedur CEA
Tes darah CEA dilakukan dengan cara venipucture, berikut prosesnya:
  1. Bagian yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan antiseptik, biasanya terletak pada bagian tengah lengah, di sisi yang berlawanan dengan siku.
  2. Elastic band direkatkan di lengan bagian atas untuk membantu membuat vena dipenuhi dengan darah
  3. Injeksi dilakukan pada vena untuk mengambil darah  ke dalam vial terhubung ataupun tabung.
  4. Elastic band dilepaskan dari tangan.
  5. Hasil dibawa ke laboratorium untuk dianalisa.
Resiko yang dapat timbul dari Tes CEA:
  1. Excessive bleeding (rare)
  2. Fainting or feeling lightheaded
  3. Hematoma (blood accumulating under the skin)
  4. Infection (a slight risk any time the skin is broken)







Sumber:
´  Lee P, Jain S, Bowne WB, Pincus MR, McPHerson RA. Diagnosis and management of cancer using serologic and tissue tumor markers. In: McPherson RA, Pincus MR, eds. Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 22nd ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders; 2011:chap 73.
´  Sokoll LJ, Chan DW. Biomarkers for cancer diagnostics. In: Abeloff MD, Armitage JO, Niederhuber JE, et al., eds. Abeloff’s Clinical Oncology. 4th ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Churchill Livingstone; 2008:chap 20.
´  American Cancer Society.2013.
´  The Association Of Biochemists in Ireland. 2010. Guidelines for the use of tumour markers.
´  CEA. (March 4, 2009). Lab Tests Online, American Association for Clinical Chemistry. Retrieved November 16, 2014  from http://labtestsonline.org/understanding/analytes/cea/tab/test
´  Tumor Markers. (2011). American Cancer SocietyRetrieved November 16, 2014, fromhttp://www.cancer.org/Treatment/UnderstandingYourDiagnosis/ExamsandTestDescriptions/TumorMarkers/tumor-markers-specific-markers
´  Indian Journal of Clinical Biochemistry, 2007 / 22 (2) 17-31 REVIEW ARTICLE TUMOUR MARKERS : AN OVERVIEW
´  Duffy, MJ & P McGing. 2010. The Association Of Biochemists in Ireland - Guidelines for the use of tumour markers. 4th ed.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar