Minggu, 07 Februari 2016

PORFIRIA


Definisi
Porfiria merupakan kelainan herediter metabolisme porfirin ditandai dengan ekskresi porfirin berlebih dalam urin. Sedangkan porfirin adalah senyawa siklik, gabungan 4 cincin pirol melalui jembatan metenil. Sejumlah besar heme disintesa di sumsum tulang untuk membuat hemoglobin.
Hati juga menghasilkan sejumlah besar heme dan sebagian besar digunakan sebagai komponen dari sitokrom.





Penyebab
    Porfiria adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas jalur biosintesis heme. Dapat bersifat genetik (diwariskan secara autosomal dominan atau pun resesif). Pada dasarnya porfiria terjadi karena adanya salah satu dari beberapa enzim yang terdapat dalam pembentukan heme kurang atau abnormal sehingga terjadi penumpukan prekursor.
       Pembuatan heme menggunakan 8 macam enzim berbeda.
Kekurangan salah satu enzim à Proses tidak bisa berlangsung, prekursornya dapat terkumpul dalam jaringan(terutama sumsum tulang atau hati)
Prekurson akan muncul dalam darah dan dibuang melalui air kemih atau tinja.
Contoh prekursor : porifrin, asam delta-aminolevulenat, porfobilinogen



Patofisiologi
     Porfiria dikarenakan kekurangan salah satu enzim 7 terakhir dari jalur biosintesis heme atau dari peningkatan aktivitas enzim pertama dalam jalur, ALA sintase-2 (ALAS 2). (Defisiensi ALAS 2 menyebabkan anemia sideroblastik bukan porfiria).
   Gen tunggal mengkodekan setiap enzim; berbagai kemungkinan mutasi dapat mengubah aktivitas enzim yang dikode oleh gen tersebut.
    Ketika enzim sintesis heme kekurangan atau cacat, substrat dan setiap prekursor heme lain biasanya dimodifikasi dengan enzim yang dapat terakumulasi dalam sumsum tulang, hati, kulit, atau jaringan lain dan memiliki efek toksik.
Prekursor ini dapat muncul lebih dalam darah dan diekskresikan dalam urin, empedu, atau bangku.
  
Gejala Umum
Porfiria akut : Gejala-gejala neurologis akibat penumpukan asam delta-aminolevulenat (ALA) dan porfobilinogen (PBG).
 Porfiria Kutanea : Fotosensitivitas Kulit




Klasifikasi Porfiria
Porfiria dapat dikelompokan berdasarkan :
1.     Porfiria berdasarkan gejala
a)     Porfiria akut         : gejala neurologis
b)    Porfiria kutaneus  : fotosensitivitas kulit
2.     Porfiria berdasarkan tempat kelebihan prekursor
a)     Porfiria hepatik        : kelebihan prekursor terutama dari hati
b)    Porfiria eritropoetik : kelebihan prekursor terutama dari sumsum tulang
3.     Porfiria berdasarkan kekurangan enzim
Substrate / Enzyme*
Porphyria
Neurovisceral Symptoms
Cutaneous Symptoms
Inher
Glycine + succinyl CoA
Erythroid specific δ-aminolevulinic acid synthase-2 (ALAS 2)
None (deficiency causes sideroblastic anemia)
No (not a porphyria)
No (not a porphyria)
X-linked recessive
δ-Aminolevulinic acid
δ-Aminolevulinic acid dehydratase (ALAD)
ALAD-deficient porphyria
Yes
No
Autosomal recessive
Porphobilinogen
Porphobilinogen deaminase
Acute intermittent porphyria
Yes
No
Autosomal dominant
Hydroxymethylbilane
Uroporphyrinogen III cosynthase
Congenital erythropoietic porphyria
No
Severe
Autosomal recessive
Uroporphyrinogen III
Uroporphyrinogen decarboxylase
Porphyria cutanea tarda
No
Fragile skin, blisters
Two variants: one autosomal dominant and one without known genetic correlate
Hepatoerythropoietic porphyria
No
Severe blistering
Autosomal recessive

Coproporphyrinogen III
Coproporphyrinogen oxidase
Hereditary coproporphyria
Yes
Fragile skin, blisters
Autosomal dominant
Protoporphyrinogen IX
Protoporphyrinogen oxidase
Variegate porphyria
Yes
Fragile skin, blisters
Autosomal dominant
Protoporphyrin IX
Ferrochelatase
Erythropoietic protoporphyria
No, except in patients with severe hepatobiliary pathology
Skin pain, lichenification and other minor skin changes
Autosomal recessive
Heme (final product incorporated in various heme proteins)
None

                          
Porfiria Kutanea Tarda
        Porfiria ini paling sering ditemukan. Kulit lesi (melepuh) jika terpapar sinar matahari, terutama dorsum tangan. Hipertrikosis wajah mungkin ada dan mencolok pada wanita. Plat kulit indurasi hipopigmentasi dapat muncul dan menyerupai plat yang terlihat pada skleroderma. Satu-satunya porphyria yang bukan herediter.
         Terjadi beberapa perubahan fisik, antara lain seperti: Lepuhan-lepuhan pada kulit yang terpapar sinar matahari, pembentukan keropeng dan jaringan parut, peningkatan pertumbuhan rambut pada wajah, dan bisa menjadi sirosis hati dan bahkan kanker hati. 
Etiologi terjadinya penyakit ini nara lain disebabkan karena:
      Kerusakan kulit terjadi karena porfirin yang dihasilkan di hati dipindahkan oleh plasma darah ke kulit
      Hati biasanya sedikit mengalami kerusakan karena adanya infeksi virus hepatitis C atau karena pemakaian alkohol yang berlebihan.
      Penyakit ini merupakan suatu porfiria hepatik, terjadi bila uroporfirinogen dekarboksilase menjadi tidak aktif. 
      Faktor penyokong terjadinya penyakit ini adalah:
- zat besi
- alkohol
- estrogen
- infeksi virus hepatitis C. 
Kadang porfiria kutanea tarda terjadi pada penderita yang terinfeksi oleh HIV.  Walaupun penyakit ini tidak diturunkan, kadang-kadang kekurangan enzim uroporfirinogen dekarboksilase yang bersifat parsial, diwariskan oleh salah satu dari kedua orang tuanya dan menjadikan seseorang mudah untuk menderita penyakit ini. Kasus seperti ini disebut porfiria kutanea tarda familial. Pada porfiria kutanea tarda, kadar porfirin dalam air kemih dan tinja juga meningkat.



Diagnosis
         Diperlukan screening test untuk PCT dengan mengukur jumlah porofrin dalam plasma. Hal ini dapat membedakan PCT, Variegate Porphyrin dan feses. Jika penyakit ini timbul (kekurangan UROD) maka dapat diukur berapa enzim dalam sel darah merah.

Acute Intermittent Porphyria
   Porfiria intermiten akut merupakan kelainan genetik yang disebabkan oleh kekurangan berbagai macam enzim yang mempunyai peranan penting dalam sintesis heme sehingga berakibat terganggunya atau gagalnya sintesis porfirin.
Secara sekunder, akan terjadi kenaikan aktivitas enzim ALA sintetase yang berperan dalam reaksi pengubahan asam aminolevulinat menjadi probilinogen.
Penyebab terjadinya penyakit ini disebabkan oleh :
      Kekurangan enzim profobilinogen deaminase yang juga dikenal  sebagai enzim hidroksimetibilane sintase
      Beberapa obat (termasuk obat barbiturat, obat anti kejang, dan antibiotik sulfonamid)
      Diet rendah kalori-rendah karbohidrat, pemakaian alkohol yang berlebihan.

Patofisiologis
Defisiensi enzim Uroporfirinogen I sintase / Porfobilinogen deaminase/ Hidroksimetilbilan sintase à Porfobilinogen menghambat ATPase saraf à Kelumpuhan saraf menyebabkan mual, muntah, nyeri abdomen, nyeri otot.
          Gejala yang ditimbulkan seperti nyeri perut, gejala gastrointestinal, sulit berkemih dan kadang mengakibatkan kandung kemih terlalu penuh,  denyut jantung cepat, tekanan darah tinggi, berkeringat, dan gelisah juga umum selama serangan.

Diagnosis
          Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar kedua prekursor heme(asam delta-aminolevulinat dan porfobilinogen) dalam urine. Prekursor ini bisa membentuk porfirin yang berwarna kemerahan. Profirin ini membuat warna urine menjadi kemerahan sampai merah kecoklatan. Melalui tes urin, dapat diketahui kadar ALA dan PBG urine meningkat

Erythropoietic protoporphyria
           Keadaan dimana protoporfirin terkumpul di sumsum tulang, sel darah merah dan plasma darah sehingga menyebabkan fotosensitivitas biasa ditemukan pada kanak-kanak. Disebabkan karena Defisiensi enzim ferrokelatase yang merupakan katalis dalam reaksi pembentukan hem (pada tahap penggabungan besi dengan protoporfirin). Defisiensi enzim ini diwariskam secara autosomal dominan dari salah satu orang tua.







Sumber:
Bonkovsky, H. and Maddukuri, V. (2013). Overview of Porphyrias: Porphyrias: Merck Manual Professional. [online] Merckmanuals.com. Available at: http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_disorders/porphyrias/overview_of_porphyrias.html [Accessed 11 Oct. 2014].
Seattlecca.org, (n.d.). Porphyria | Blood Disorders | Seattle Cancer Care Alliance. [online] Available at: http://www.seattlecca.org/diseases/porphyria.cfm [Accessed 11 Oct. 2014].
Behrman Klirgman Arvin. 1996. Nelson Textbook of Pediatrics (Ilmu Kesehatan Anak). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Murray, Robert K; Daryl K Granner; Victor W.Rodwell. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Staff Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2008. Kux
Wright, M. (2011). Porphyrias | Doctor | Patient.co.uk. [online] Patient.co.uk. Available at: http://www.patient.co.uk/doctor/porphyrias [Accessed 11 Oct. 2014].












Tidak ada komentar:

Posting Komentar