Rabu, 24 Februari 2016

HIPERTENSI

Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Hipertensi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Seseorang yang menderita hipertensi primer, bersifat resensial (idiopatik) atau tidak diketahui penyebabnya sehingga tidak dapat diobati, hanya dapat dikontrol. Sedangkan, hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, umumnya disebabkan oleh penyakit lain contohnya seperti batu ginjal, apabila batu ginjal tersebut diobati maka tekanan darah dapat kembali normal.



Orang yang menderita hipertensi akan mengalami ketergantungan obat sepanjang masa hidupnya. Walaupun tekanan darahnya sudah turun, namun harus tetap mengkonsumsi obat dengan dosis yang diturunkan tapi tidak dapat dihentikan untuk mencegah terjadinya komplikasi, timbulnya tekanan darah yang fluktuatif yang dapat menyebabkan aneurism.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
      1.       Cardiac output = stroke volume x denyut jantung
Cardiac output meningkat karena volume darah meningkat yang disebabkan karena pengaruh proses urinasi. Contohnya: gangguan ginjal, urin yang terbentuk sedikit.
     2.      Resistensi perifer, akan meningkat jika pembuluh darah mengalami konstruksi.
Jika terjadi peningkatan cardiac output namun tidak diiringi dengan resistensi perifer, maka belum tentu akan terjadi hipertensi. Namun jika terjadi kenaikan resistensi perifer maka dapat terjadi hipertensi.
Pada saat terjadinya gangguan ginjal, urin yang terbantuk akan sedikit. Hal ini dapat menyebabkan  gangguan tekanan darah serta peningkatan kontraktilitas tubulus ginjal. Sehingga natrium tertahan dalam tubulus dan tidak dapat dikeluarkan melalui urin namun mengalami reabsorbsi dari tubulus ke kapiller. Natrium bertindak sebagai penentu osmolaritas dalam darah/ cairan, jika natrium meningkat di kapiler maka O2 akan ikut tereabsorbsi. Sehingga volume darah meningkat, volume urin menurun serta terjadi peningkatan stroke volume yang mengakibatkan peningkatan cardiac output. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka pasien dengan gangguan ginjal diberikan obat diuretik untuk meningkatkan pengeluaran urin dari tubuhnhya.



Sumber: Dr. Fadlina Chany Saputri, M.Si., Apt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar