Kamis, 04 Februari 2016

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


Definisi
     Glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) merupakan enzim pengkatalisis reaksi per tama jalur pentosa fosfat dan memberikan efek reduksi pada semua sel dalam bentuk NADPH (bentuk tereduksi nicotinamide adenine dinucleotide phosphate). Defisiensi enzim G6PD adalah peristiwa kekurangan enzim G6PD yang dapat menyebabkan anemia hemolitik.
Defisiensi Glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) merupakan defek enzim herediter dari eritrosit. Diwariskan secara X-linked, oleh karena itu mutasi pada gen G6PD, ditemukan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan, menyebabkan varian fungsional dengan beberapa biokimia dan fenotipe. Enzim G6PD bekerja pada jalur fosfat pentosa metabolisme karbohidrat.

Defisiensi G6PD
Kadar G6DP
 G6PD (Glucose – 6 – phospate dehydrogenase) merupakan suatu enzim yang ada pada sel darah merah.
Pembentukan NADPH
 G6PD mempengaruhi pembentukan NADPH, jika terjadi defisiensi G6PD maka produksi NADPH juga akan menurun.
Menjaga keadaan Glutathione tereduksi
 NAPDH berguna untuk menjaga keadaan Glutathione tereduksi dalam sel darah merah, jika terjadi penurunan NADPH maka keadaan Gluthatione akan terganggu.
Menjaga Eritrosit dari Reagen Pengoksidasi
    Glutathione tereduksi menjaga hemoglobin dalam keadaan tereduksi sehingga eritrosit dapat terjaga dari reagen pengoksidasi yang akan merusak eritrosit

Peran enzim G6PD pada jalur pentosa fosfat
Peran jalur pentosa fosfat dalam reaksi glutation peroksidase




1. Pada sel darah merah jalur pentosa fosfat adalah satusatunya sumber NADPH untuk mereduksi glutation teroksidasi yang dikatalisis oleh glutation reduktase
2. Glutation tereduksi mengeluarkan H2O2 yang dikatalisis oleh glutation peroksidase
3. Penimbunan H2O2 dapat mempersingkat umur eritrosit dengan menyebabkan kerusakan oksidatif di membran sel sehingga terjadi hemolisis


Penyebab
Penyakit ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain yaitu:
      1.   Defisiensi G6PD dapat terjadi karena adanya mutasi yang terpaut kromosom X.
     2.  Konsumsi obat-obatan yang bersifat oksidan, atau terlalu banyak mengonsumsi kacang Ava dapat memicu terjadinya anemia neolitik pada penderita defisiensi enzim G6PD.
      3. Defisiensi genetik pada glukosa 6-fosfat dehidrogenasi merupakan faktor utama penyebab penyakit anemia defisiensi G6PD.
      4.  Defisiensi G6PD memicu neolitik pada sel darah merah yang dapat memicu anemia neolitik.

Favisme
       Konsumsi fava beans/kacang fava dapat menyebabkan hemolisis dan kondisi ini disebut favisme. Favisme ditemukan di negara-negara Mediterania.
Tidak semua penderita defisiensi G6PD yang memakan kacang fava menderita favisme, dapat terjadi respons berbedabeda dari individu yang sama tergantung kesehatan pasien dan jumlah kacang fava yang dikonsumsi. Divicine, isouramil dan convicine diperkirakan sebagai bahan toksik dari kacang fava yang meningkatkan aktivitas hexose monophosphate shunt, sehingga menyebabkan hemolisis pada penderita defisiensi G6PD.

Anemia neolitik nun-sferosis kongenital
       Pada beberapa pasien, varian defisiensi G6PD dapat menyebabkan hemolisis kronik yang disebut anemia hemolitik non-sferosis kongenital.

Anemia neolitik terinduksi infeksi
Infeksi merupakan penyebab hemolisis tersering pada penderita defi siensi G6PD. Beberapa infeksi yang dapat mencetuskannya antara lain infeksi virus Hepatitis A dan B, Cytomegalovirus, pneumonia dan demam tifoid.

Letak gen


     Cytogenetic Location: Xq28
     Molecular Location on the X chromosome: base pairs 154,531,389 to 154,547,585
     The G6PD gene is located on the long (q) arm of the X chromosome at position 28.

Pembagian kelas defisiensi G6PD

Manifestasi
       Orang dengan kondisi ini pada umumnya tidak menampilkan tanda-tanda penyakit ini, sampai sel darah merah mereka terkena bahan kimia tertentu dalam makanan atau obat-obatan dan juga stres,antara lain seperti: urin berwarna gelap, pembesaran limpa, kelelahan, pucat, denyut jantung cepat, sesak napas, dan jaundice.

Obat yang tidak boleh dikonsumsi oleh oenderita anemia defisiensi G6PD
Obat-obat spesifik penyebab langsung krisis hemolisis penderita defi siensi G6PD sulit ditentukan dengan tepat.
¡  Pertama, suatu obat yang dinyatakan aman untuk satu penderita defisiensi G6PD belum tentu aman untuk penderita lain.
¡  Kedua, obat yang memiliki efek oksidan sering diberikan pada pasien dengan keadaan klinis (misalnya infeksi) yang dapat menyebabkan hemolisis.
¡  Ketiga, pasien mengkonsumsi lebih dari satu jenis obat.
¡  Keempat, hemolisis pada defisiensi G6PD biasanya sembuh sendiri, tidak menyebabkan anemia dan retikulositosis yang signifikan

Siklus terjadinya defisiensi enzim G6PD
Defisiensi enzim G6PD yang diwariskan secara X-linked yang disebabkan karena kurangnya glutation tereduksi dalam darah à Hb eritrosit mudah teroksidasi membentuk badan heinz à sel darah merah mudah isis sehingga terjadi anemia hemolitik.



Parameter Klinis
1.    Glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) Test.
Tes ini dilaksanakan setelah dilakukan pengujian terhadap:
a)      Bilirubin level
b)      Jumlah sel darah
c)       Hemoglobin dalam darah
d)      Hemoglobin dalam urin
e)      Haptoglobin level
f)       LDH test
g)      Methemoglobin reduction test
h)      Jumlah retikulosit
Tujuan dilakukannya tes ini adalah untuk melihat jumlah (aktivitas) dari substansi ini dalam sel darah merah pasien.
Tes ini memerlukan sampel darah dari pasien. Jika hasil menunjukkan rendahnya aktivitas enzim G6PD dalam sel darah merah, maka pasien tersebut menderita anemia hemolitik yang disebabkan oleh defisiensi enzim ini. Pengujian G6PD sebaiknya tidak dilakukan setelah transfusi darah.

2.    Fluorecent spot Test

Parameter lain untuk pengukuran langsung dari aktivitas G6PD adalah fluoresensi NADPH. Ketika G6PD menunjukkan aktivitas yang cukup fungsional dalam eritrosit, dua molekul NADP+ direduksi menjadi NADPH. Hasil yang normal akan menghasilkan fluoresensi pada 340 nm. 

Upaya pencegahan
      Upaya pencegahan hanya dapat dilakukan bila telah diketahui masalah yang harus dihadapi. Untuk itu merupakan hal penting untuk mendapatkan karakteristik gen G6PD dan pola variasi gen G6PD sehingga membantu untuk diagnosis dini dan mempelajari sejauh mana permasalahan defisiensi G6PD ini sebagai etiologi penyebab anemia hemolitik atau gejala klinis yang lain.

a. Upaya pencegahan primer 
    Upaya pencegahan primer termasuk skrining untuk mengetahui frekuensi (angka kejadian) kelainan enzim G6PD di masyarakat yang membantu diagnosis dini karena sebagian besar defisiensi G6PD tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga pemahaman mengenai akibat yang mungkin timbul pada penderita defisiensi G6PD yang terpapar bahan oksidan masih belum sepenuhnya dipahami serta disadari yang dapat mengakibatkan diagnosis dini terlewatkan. 
       Masih termasuk pencegahan primer yaitu dengan memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat mengenai kelainan enzim G6PD, termasuk berupa konseling genetik pada pasangan resiko tinggi.

b. Upaya pencegahan sekunder
      Upaya pencegahan sekunder berupa pencegahan terpaparnya penderita defisiensi enzim G6PD dengan bahan bahan oksidan yang dapat menimbulkan manifestasi klinis yang merugikan seperti yang terdapat pada tabel III sehingga dapat tercapai sumber daya manusia yang optimal. Sekali diagnosa defisiensi enzim G6PD ditegakkan, orang tua harus dianjurkan untuk menghindari bahan bahan oksidan termasuk obat obat tertentu, juga harus dijelaskan mengenai resiko terjadinya hemolisis pada infeksi berulang. Selain itu juga perlu dilakukan skrining G6PD pada saudara kandung dan anggota keluarga yang lainnya.

c. Upaya pencegahan tersier
      Upaya pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi akibat paparan bahan oksidan maupun infeksi yang menimbulkan gejala klinik yang merugikan, seperti mencegah terjadinya kern ikterus pada hiperbilirubinemi neonatus yang dapat menyebabkan retardasi mental, mencegah kerusakan ginjal maupun syok akibat hemolisis akut masif maupun mencegah terjadinya juvenile katarak pada penderita defisiensi enzim G6PD.

Imunisasi
         Beberapa jenis imunisasi yangdianjurkan bagi penderita defisien enzim G6PD adalah imunisasi hepatitis A dan B. Imunisasi terhadap parvovirus B19 dianjurkan karena infeksi virus ini dapat menyebabkan krisis aplastik pada penderita defisien enzim G6PD. Imunisasi terhadap pnemococcus, meningococcus dan hemophilus dalam vaksin polivalen juga direkomendasikan terutama bagi penderita yang akan menjalani operasi splenektomi.


Sumber:
Sistiko. Anemia Hemolitik. http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 12 September 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar