Rabu, 03 Februari 2016

ANEMIA APLASTIK


Definisi
       Anemia Aplastik dapat diartikan sebagai satu keadaan terhentinya sumsum tulang untuk memproduksi sel darah dengan jumlah yang cukup, dengan kata lain bahwa anemia plastik adalah kelainan hematologik yang ditandai dengan penurunan komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh kegagalan produksi di sumsum tulang. Hal tersebut terjadi akibat kegagalan anatomi dan fisiologi sumsum tulang dan menyebabkan penipisan semua unsur sumsum tulang, tertekannya elemen pembentuk darah secara bersamaan. Kasus ini tergolong cukup langka dengan insidensi 2-6 kasus per sejuta penduduk. Penderita beresiko terhadap infeksi dan pendarahan tidak terkontrol. Ketersediaan obat-obat yang dapat diperjualbelikan dengan bebas merupakan salah satu faktor resiko peningkatan insiden. Penting dilakukan diagnosis dini agar kemungkinan sembuh secara spontan atau parsial semakin besar.


      Gejala
yang dialami oleh dipenderita, antara lain sepertiCiri-ciri umum penderita anemia plastik tara lain yaitu Pansitopenia (jumlah sel darah merah, putih, trombosit rendah) dan Hipoplasia sumsum tulang (pertumbuhan terhambat). Penyakit ini memiliki cukup banyak nama lain, yaitu Aregenerative Anemia, Panmyelopathy/ panmieloftisis, Hypoplastic Anemia, dan Toxic Paralytic Anemia.
     Ø  Demam
Ø  Lelah, lesu berkepanjangan (Fatigue)
Ø  Sesak nafas
Ø  Infeksi yang muncul berulang, seperti: gejala flu
Ø  Mudah luka / berdarah
Ø  Pembekuan darah sulit
Ø  Adanya titik - titik merah pada kulit yang menandakan pendarahan dibawah kulit

Klasifikasi Anemia Aplastik
Berdasarkan tingkat keparahan
  • Non severe aplastic anemia
  • Severe aplastic anemia
  • Very severe aplastic anemia
Berdasarkan penyebab
     Penyebab pasti seseorang menderita anemia aplastik belum dapat ditegakkan dengan pasti. Namun terdapat beberapa sumber yang berpotensi sebagai faktor yang menimbulkan anemia aplastik. Anemia aplastik dapat digolongkan menjadi tiga berdasarkan penyebabnya yaitu :
  • Anemia aplastik didapat (acquired aplastic anemia)
1.    Bahan kimia
            Bahan kimia seperti benzene dan derivat benzene berhubungan dengan anemia aplastik dan mielositik leukemia akut (AML). Beberapa bahan kimia seperti insektisida dan logam berat juga berhubungan dengan anemia yang berhubungan dengan kerusakan sumsum tulang dan pansitopenia.
            Benzene dapat meracuni tubuh dengan cara dihirup dan dengan cepat diserap oleh tubuh, namun terkadang benzene juga dapat meresap melalui membran mukosa dan kulit dengan intensitas yang kecil.
2.    Radiasi
Sel pada sumsum tulang kemungkinan sangat dipengaruhi oleh energi tingkat tinggi sinar g, yang dimana dapat menembus rongga perut. Kedua, dengan menyerap partikel a dan b (tingkat energi b yang rendah membakar tetapi tidak menembus kulit). Pemaparan secara berulang mungkin dapat merusak sumsum tulang yang dapat menimbulkan anemia aplastik.

3.    Virus
Beberapa virus seperti parvovirus, herpesvirus, flavivirus, retrovirus dikaitkan dengan potensi sebagai penyebab anemia aplastik

  • Familial (inherited)
Beberapa faktor familial atau keturunan dapat menyebabkan anemia aplastik antara lain pansitopenia konstitusional Fanconi, defisiensi pancreas pada anak, dan gangguan herediter pemasukan asam folat ke dalam sel.
  • Idiopathik (tidak diketahui)
Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar, hampir 50 % penderita anemia aplasik tergolong idiopatik, pengertian idiopatik tidak menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab, sekalipun sampai saat ini belum terbukti.


Patogenesis
Kerusakan pluri potent stem sel
yaitu sel-sel primitive pada sumsum tulang yang memiliki kemampuan ber diferensiasi menjadi berbagai sel yang lain.
Kerusakan micro environment
yaitu kerusakan lingkungan sekitar sel-sel pluri potent sehingga menyebabkan hilangnya kemampuan sel tersebut untuk berdifferensiasi
Proses imunologik yang menekan hematopoiesis
¢  Kehancuran hematopoiesis stem sel yang dimediasi sistem imun
¢  T limfosit sitotoksik berperan dalam menghambat proliferasi stem sel dan mencetuskan kematian stem sel.
¢  “Pembunuhan” langsung terhadap stem sel telah dihipotesa terjadi melalui interaksi antara Fas ligand yang terekspresi pada sel T dan Fas (CD95) yang ada pada stem sel, yang kemudian terjadi perangsangan kematian sel terprogram (apoptosis).
Kerusakan stema sel oleh agen toksik
Kerusakan oleh agen toksik (paparan radiasi, kemoterapi sitotoksik atau benzene) secara langsung terhadap stem sel à Rantai DNA putus à Inhibisi sintesis DNA dan RNA.
Supresi stem cells yang secara antigenik sudah berubah melalui mekanisme imun yang dimediasi oleh sel T dan defek primer pada jumlah atau fungsi stem cells dan pada sebagian kasus disebabkan oleh pajanan mutagen menyebabkan kerusakan pluri potent stem sel dan terjadilah anemia plastik.

Patofisiologi
Biasanya, anemia aplastik terjadi karena sistem imun yang hiperaktif (sel T sitotoksik tipe 1). Selain itu, bisa juga karena mutasi genetik yang menyebabkan aktivasi sel T menjadi terganggu. Zat-zat yang merusak sumsum tulang juga bisa menyebabkan anemia aplastik.
Beberapa obat yang dimetabolisme tubuh dapat menghasilkan zat beracun yang bisa merusak sumsum tulang.






  
Diagnosa Laboratorium
      1)    Pemeriksaan CBC (Complete Blood Count)
Pemeriksaan CBC dapat mengungkapkan Pancytopenia. Makrositosis dan neutrofil dengan granulasi toksik juga dapat diidentifikasi.Pemeriksaan jumlah retikulosit dapat mengungkapkan retikulocytopenia.
  ¢  Hemoglobin :
   a. Kadar Hb menurun (dijumpai kadar Hb <7 g/dl)
   b. Besi serum normal atau meningkat
   c. Total Iron Binding Capacity (TIBC) normal
   d. HbF meningkat
  ¢  Sel darah :
   a. Eritrosit dan leukosit mengalami penurunan (pansitopenia). Tetapi pada awal stadium tidak selalu ditemukan
   b. Jenis anemia : normositik normokrom
   c. Kadang – kadang ditemukan makrositosis, anisositosis dan poikilositosis
   d. Jumlah granulosit (monosit & neutrofil) dan trombosit rendah
  e. Index retikulosit rendah (biasanya kurang dari 1%) walaupun eritropoietinnya tinggi. Jumlah retikulosit absolut kurang dari 40.000/μL (40x109/L)
   f. Adanya eritrosit muda dan leukosit muda pada darah tepi menandakan bukan anemia plastik
  ¢  Laju endap darah :
   a. Selalu meningkat
   b. Mempunyai laju endap darah lebih dari 100 mm dalam jam pertama

      2)    Pemeriksaan sumsum tulang
       Pemeriksaan sumsum tulang dilakukan di bagian belakang tulang pinggul atau tulang krista iliak prosterior (posterior iliac crest).Diagnosa memberi hasil positif apabila jumlah sel darah sangat sedikit di sekitar sumsum tulang.
     Cairan sumsum tulang pada Anemia aplastik berat, spesimen hanya menunjukkan sel darah merah, limfosit residual dan sel strome. Cairan sumsum tulang menjadi lebih encer dan berwarna lebih pucat serta menunjukkan jumlah sel darah merah yang rendah atau bentuk yang abnormal.
        Pada sumsum tulang belakang normal, ditemukan 40-60%
dari ruang sumsum secara khas diisi dengan sel-sel hematopoetik. Sementara pada penderita anemia aplastik, hanya ada beberapa sel hematopoetik dan lebih banyak diisi oleh sel-sel stroma dan lemak, sel limfosit merata dengan jumlah yang sedikit, sel granulosit sedikit (jumlah neutropil kurang dari 500/μL.
dan jumlah platelet kurang dari 20.000/μl), megakariosit sering tidak ditemukan, dan sel eritropoietik menurun jumlahnya dan sering membentuk
megaloblastik.






      3)    Pemeriksaan Flow cytometry dan FISH (Fluorescence In Situ Hybridization) :
     a. Pemeriksaan Flow cytometry
Sel-sel darah akan diambil dari sumsum tulang untuk mengetahui jumlah dan jenis sel dalam sumsum tulang
     b. Pemeriksaan FISH
Bagian yang spesifik dari kromosom / gen akan disinari secara langsung oleh cahaya. Fungsinya adalah untuk mengetahui adanya kelainan genetik pada sumsum tulang yang merupakan tanda pada penderita anemia plastik.

      4)    Tes fungsi hati dan virus :
a. Pada pemeriksaan serologi anemia aplastik post hepatitis kebanyakan sering negative untuk semua jenis virus hepatitis. Onset dari anemia aplastik terjadi 2-3 bulan setelah episode akut hepatitis
b. Sitomegalovirus dan tes serologi virus lainnya harus dilakukan. Parvovirus menyebabkan aplasia sel darah merah namun bukan merupakan anemia plastik.

Level vitamin B-12 dan Folat
Level vitamin B-12 dan Folat harus diukur untuk menyingkirkan anemia megaloblastik yang mana ketika dalam kondisi berat dapat menyebabkan pansitopenia.


Video

Tidak ada komentar:

Posting Komentar