Minggu, 31 Januari 2016

Hipoglikemia

Pada keadaan normal, karbohidrat masuk ke dalam tubuh dan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida yaitu glukosa. Glukosa kemudian akan masuk kedalam aliran darah dan dibawa menuju ke hati dan disalurkan keseluruh sel-sel di jaringan tubuh. Dalam keadaan normal tubuh mempertahankan kadar glukosa darah antara 70-110 mg/dL. Untuk mengatur kadar glukosa dalam darah yang berlebih, Hati dan otot akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, prosesnya disebut glikogenesis. Proses glikogenesis memerlukan bantuan hormon insulin yang dihasilkan dari sel β pulau Langerhans di pankreas. Hormon insulin akan mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga akan menurunkan kadar glukosa darah. Namun bila kadar glukosa darah menurun secara abnormal maka akan memicu terjadinya suatu gangguan yang dikenal sebagai hipoglikemia.

Definisi

Hipoglikemia (hypoglicemia) berasal dari kata hipo (hypo) yang berarti rendah dan glikemia (glycemia) yang berarti gula. Hipoglikemia terjadi bila kadar glukosa darah menurun hingga dibawah 50/60 mg/dL. Berkurangnya kadar glukosa darah menyebabkan sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Hipoglikemia dapat dialami oleh bayi baru lahir, anak-anak, remaja maupun dewasa hingga lanjut usia. Hipoglikemia sebagian besar dialami oleh penderita diabetes yang berhubungan dengan obat tetapi juga bisa terjadi pada non-diabetes dengan etiologi tertentu.

ETIOLOGI HIPOGLIKEMIA

Hipoglikemia yang terkait diabetes, yaitu pada penderita diabetes (tipe 1) :
1.    Dimana pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, sehingga kadar glukosa darah meningkat. Biasanya untuk menangani hal tersebut, penderita akan menggunakan insulin atau obat lain (sulfonylurea) untuk menurunkan kadar glukosa darah. Namun pemberian insulin harus dengan kadar yang tepat, pemberian insulin yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya hipoglikemia.
2.    Jika penderita diabetes sesudah mengkonsumsi obat diabetes, penderita tidak makan seperti biasanya (lupa makan, makan terlalu sedikit) maka akan menyebabkan penurunan jumlah glukosa yang bersamaan dengan meningkatnya jumlah insulin sehingga akan terjadi Hipoglikemia.
3.    Hipoglikemia juga dapat terjadi jika penderita diabetes sesudah mengkonsumsi obat diabetes melakukan olahraga yang berlebih sehingga glukosa darah akan digunakan untuk menghasilkan energi. Selain itu jika penderita mengkonsumsi obat diabetes bersamaan dengan obat yang dapat menghambat kerja CYP450 juga dapat menyebabkan hipoglikemia karena obat yang menghambat kerja CYP450 akan menyebabkan metabolisme obat diabetes menjadi lambat, sehingga efek obat diabetes meningkat dan terjadi hipoglikemia.

Hipoglikemia pada orang non-diabetes, dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1.    Jika orang non-diabetes mengkonsumsi atau tidak sengaja mengkonsumsi insulin atau obat-obatan lain yang dapat menurunkan kadar glukosa darah.
2.    Hipoglikemia terjadi sebagai efek samping dari pengobatan terutama bagi anak-anak dan orang tua dengan gagal ginjal, contohnya Quinine yang digunakan untuk mengobati malaria atau efek mengkonsumsi obat-obat dalam jumlah besar seperti asam salisilat. Obat sulfa yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, juga dapat menyebabkan hipoglikemia karena obat sulfa mengandung sulfur seperti obat diabetes sulfonylurea. Sehingga obat sulfa dapat memicu sekresi insulin. Jika insulin berlebih maka menyebabkan hipoglikemia.
3.    Hipoglikemia dapat terjadi jika produksi insulin yang meningkat, bisa disebabkan oleh tumor pankreas langka (insulinoma). Terjadi pembesaran sel β pankreas yang menyebabkan pelepasan insulin yang berlebihan.
4.    Kurangnya asupan karbohidrat dan aktifitas yang berat menyebabkan kadar glukosa darah berkurang akibat ketidakseimbangan glukosa darah yang ada dan yang dibutuhkan sebagai energi sehingga mengakibatkan hipoglikemia.
5.    Sering mengkonsumsi banyak alkohol dalam keadaan perut kosong. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan fungsi hati sehingga hati tidak dapat mengubah glukosa darah menjadi glikogen.

REAKSI BIOKIMIA

Hipoglikemia disebabkan karena meningkatnya produksi insulin yang mengakibatkan menurunnya kadar glukosa dalam darah. Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat, sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak kegiatan maka banyak energi untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa dalam darah menurun.Dalam hal ini glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

Gejala dan Gambaran Klinis
Gejala yang dirasakan pada penderita Hipoglikemia adalah merasa cemas, hal ini disebabkan karena pelepasan hormon epinefrin dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh, tetapi juga menyebabkan gejala kecemasan seperti berkeringat, kegelisahan, gemetar, dan juga pingsan. Untuk kasus hipoglikemia yang berat dapat timbul gejala yaitu pusing, mudah lelah, tidak mampu berkonsentrasi karena berkurangnya glukosa ke otak dan untuk yang cukup kronis dapat menyebabkan gangguan penglihatan, kejang, dan koma.
Kadar glukosa darah juga mempengaruhi gejala-gejala yang dialami :
-       Hipoglikemia ringan, yaitu terjadi pada kadar glukosa darah 50-60 mg/dL. Dapat diatasi sendiri, tidak mengganggu aktivitas sehari-hari yang nyata. Gejala berupa mual, lapar, tekanan darah turun.
-       Hipoglikemia sedang, yaitu terjadi pada kadar glukosa darah < 50 mg/dL. Dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata, otak mulai kekurangan asupan glukosa sebagai sumber energi. Gejala berupa sakit kepala, vertigo, perubahan emosi, perilaku irasional, gangguan koordinasi gerak, penurunan fungsi rasa.
-       Hipoglikemia berat, yaitu terjadi pada kadar glukosa darah < 35 mg/dL. Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa untuk menanganinya, fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan berat: disorientasi, kejang, penurunan kesadaran.
DIAGNOSIS HIPOGLIKEMIA
Diagnosis hipoglikemia ditegakkan dengan cara pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melihat gejala-gejala fisik hipoglikemia yang muncul pada pasien seperti cemas, lemah, sakit kepala, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang, dan gejala lainnya.
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar gula darah, yaitu :
a.    Gula Darah Puasa (GDP)
Gula darah yang diukur pada saat seseorang tidak makan atau minum sesuatu yang mengandung gula selama 8 jam terakhir, nilai normal gula darah puasa adalah antara 70 dan 100 mg/dL.
b.    Gula darah 2 jam setelah makan (GDPP)
Kadar gula darah yang diambil (diukur) pada saat 2 jam setelah makan kurang dari 140 mg/dL.
c.    Gula Darah Sesaat (GDS)
Pengukuran kadar gula darah kapan saja selain waktu di atas, nilai normalnya adalah 70 – 200 mg/dL.
d.   HBA1c, menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4 - 6%.
Pada penderita hipoglikemia pemeriksaan diatas akan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari normal. Selain mengukur kadar gula darah, dapat dilakukan pengukuran lainnya untuk mendiagnosis hipoglikemia :
a.    Pengukuran kadar Insulin.Kadar insulin yang tinggi dapat mengindikasikan hipoglikemia.
b.    Pengukuran C-peptida. Digunakan untuk memonitor produksi insulin dan untuk menentukan apakah kadar insulin yang tinggi karena pankreas berlebihan dalam melepas insulin.
c.    Pengukuran Antibodi terhadap insulin,apabila dicurigai karena autoimun.
d.   Pemeriksaan fungsi organpada hati, pankreas, dan kelenjar adrenal.

Pencegahan dan Pengobatan
Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipoglikemia. Penanganan yang dilakukan harus berdasarkan pada penyebab dari hipoglikemia pada pasien. Beberapa terapi yang dapat dilakukan :
(1) Terapi glukosa oral dapat dilakukan dengan segera mengkonsumsi pisang, roti, atau karbohidrat kompleks lainnya,
(2) terapi glukosa intravenadengan cara injeksi.Keunggulan dari terapi ini adalah terapi dapat dilakukan pada penderita yang kehilangan kesadaran,
(3) memberikan suntikan yang mengandung glukagon karena hormon glukagon akan memecah glikogen sehingga kadar gula darah akan meningkat,
(4) hipoglikemia yang terjadi akibat dari gangguan fungsi organ hati, ginjal, kelenjar adrenal, atau pankreas, maka dapat sembuh jika gangguan tersebut diobati baik dengan obat-obatan atau dengan operasi,
(5) jika terdapat tumor penghasil insulin maka tumor tersebut dapat dioperasi atau dilakukan pengangkatan.

Pencegahan hipoglikemia dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan mengkonsumsi obat diabetes secara benar bagi penderita diabetes, kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul, membatasi konsumsi minuman keras yang mengandung alkohol, memantau kadar glukosa darah secara berkala, mengkonsumsi karbohidrat sesuai dengan kebutuhan aktivitas yang akan dilakukan, dan menjalankan pola hidup sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar